"Soraru-san... Kan aku sudah minta maaf. Tolong jangan marah lagi. Ya? Ya?"
Soraru-san hanya diam sambil memainkan PSPnya, mengabaikanku.
"A-aku kan tidak tahu kalau ternyata cokelat itu punyamu."
"Kenapa kau tidak tanya dulu sebelum memakannya hah?" akhirnya dia buka mulut juga, meskipun yang diucapkan dengan nada dingin.
Singkat cerita, Soraru-san sedang menemaniku di rumah karena orang tuaku pergi ke rumah nenek selama beberapa hari. Soraru-san adalah tetangga sebelah rumahku. Dia 5 tahun lebih tua dariku, dan memang aku sering meminta dia untuk menemaniku dirumah. Toh dia juga tidak akan berbuat macam-macam.
Orang alim seperti ini mana mungkin melakukan hal aneh kepadaku?
Dan tadi, Soraru-san membawa kotak cokelat pemberian temannya, berniat akan memakannya nanti dan menyimpannya di kulkas. Tapi aku tidak sengaja menghabiskannya. Alhasil, dia marah dan sekarang dia mengabaikanku. Aku masih ingat saat dia berteriak karena cokelatnya menghilang.
"SIAPA YANG MEMAKAN COKELATKUUU??!!"
Sebagai seseorang yang menyukai makanan manis, pasti akan berteriak histeris seperti itu. Tanpa pikir panjang, dia langsung tahu pelakunya adalah aku, karena hanya kami berdua dirumah.
Demi apapun, saat Soraru-san marah, aura seramnya menyebar keseluruh rumah.
"Ku-kukira cokelat itu tidak ada yang punya. Harusnya kau menempelkan namamu!" aku berdalih, karena menurutku bukan salahku sepenuhnya.
Dia melirik tajam ke arahku, sontak aku berjengit takut. Tuh kan, Soraru-san dalam mode marah sangatlah seram. Dia menatapku tajam sambil merengut.
"Aku mau ganti ruginya"
"Apa?! Tapi cokelat itu mahal sekali!"
"Aku tidak peduli. Aku mau ganti ruginya. Sekarang"
"Ugh..." aku berpikir keras untuk mendapat ide yang lebih baik dari mengganti cokelatnya.
"Ahh! Aku tahu! Bagaimana kalau aku yang membuat cokelat untukmu. Kau mau kan?"
Dia melirikku yang sedang menatapnya dengan penuh harap, berharap kalau dia menyetujui ideku.
Dia memutar bola matanya, "terserah kau saja".
Yes! Dia menyetujuinya!
Aku langsung ke kamar untuk mengambil beberapa lembar uang. dan melesat ke luar rumah untuk membeli bahan-bahan untuk membuat cokelat.
"Ittekimasu!"
Soraru-san yang hanya melihatku grasak-grusuk itu hanya geleng-geleng kepala.
.
.
.
Sekarang, didepanku sudah ada beberapa bahan untuk membuat cokelat. Soraru-san hanya memperhatikanku duduk di dekatku.
"Jadi, kau akan membuat apa?" tanya Soraru-san.
"Rencananya aku ingin membuat Choco Marshmellow." ujarku sambil terus menggulir layar ponsel, mencari resep membuat Choco Marshmellow.
"Hee~ memangnya kau bisa membuatnya?" ujarnya dengan nada mengejek sambil menatapku datar.
"Tentu saja bisa, asal ada resepnya, aku bisa membuatnya."
"Bagaimana jika rasanya tidak enak?"
"Jangan remehkan aku soal memasak, Soraru-san" aku meliriknya kesal, karena dari tadi dia seperti ingin menjatuhkanku.
"Yosh! Kita mulai!" aku menggulung lengan bajuku dan mulai mengeluarkan bahannya.
Dimulai dari memotong batang cokelat menjadi bagian-bagian kecil, lalu kumasukkan ke dalam panci kecil. Kunyalakan kompor, dan menunggu hingga cokelatnya meleleh seluruhnya. Selanjutnya, aku membuka sebungkus Marshmellow berukuran sedang lalu menyiapkan meises dan permen kecil warna warni untuk taburannya. Tak lama, cokelatnya meleleh seluruhnya. Aku memindahkan cokelat itu ke dalam mangkok. Aku mengambil satu marshmellow dan mencelupkan bagian atasnya hingga sebagian dari marshmellow itu terlumuri dengan cokelat. Terakhir, ku beri taburan permen dan meises warna warni. Aku memberi marshmellow pertama itu pada Soraru-san yang dari tadi hanya diam memperhatikanku.
"Ini. Cobalah." kataku sambil menyodorkan marshmellow itu.
Dia mengambilnya dan memakannya sebagian. Wajahnya langsung serius saat mengunyahnya. Aku jadi ketar ketir sendiri, takut jika rasanya malah jadi aneh. Pasalnya aku baru pertama kali membuat ini.
"Pahit" ujarnya singkat, padat dan jelas.
"Be-benarkah?"
"Kalau kau tidak percaya, buka mulutmu"
"Ehh?"
"Cepat, buka mulutmu"
Karena dia sudah memberi perintah, aku langsung menurut. Aku membuka mulutku dan dia menyuapi sebagian marshmellow itu ke mulutku.
"Rasanya... Tidak terlalu manis ya?" tanyaku.
"Yaa~ begitulah" ujarnya, ada nada kecewa terselip disana.
"Ma-maafkan aku... Sepertinya aku membeli cokelat yang salah" ujarku pelan, aku jadi tidak bisa mengganti rugi cokelat Soraru-san. Tidak kusangka aku membeli cokelat yang pahit. Salahkan diriku yang mengambil cokelat tanpa membaca labelnya terlebih dahulu. Aku tidak berani menatap Soraru-san, dia pasti kecewa padaku.
Tiba-tiba, ada tangan besar yang menepuk kepalaku, dia mensejajarkan wajahnya ke wajahku.
"[Name]..."
Aku menoleh ke arahnya, kulihat dia memandangku sendu.
"Kenapa jadi sedih begitu?"
"Ha-habisnya... A-aku gagal membuat cokelat untukmu. A-aku takut kau a-akan kecewa dan ma-marah padaku" ujarku pelan, tanpa sadar aku mulai terisak, ingin menangis.
Mendengar itu, dia langsung terkekeh lalu mengelus kepalaku dengan lembut, "mana mungkin aku akan marah padamu hanya karena ini?"
Aku hanya terdiam dengan wajah memerah, merasakan elusan di kepalaku sambil menatapnya yang sedang tertawa kecil.
"Melihatmu saja sudah sangat manis bagiku"
Aku langsung melongo mendengarnya. Apa katanya tadi? Manis? Aku?
"Kau tahu kan kalau aku ini sangat suka manis?" tanyanya, yang hanya dijawab anggukan dariku.
"Jadi... Karena kau ini begitu manis dimataku, aku rasa..." dia mendekat kearahku, tepanya di samping dekat telingaku. Napasnya langsung terasa di daun telingaku. Aku bergidik sesaat karena sensasi menggelitik.
"Aku rasa... Aku jadi menyukaimu, [Name]"
.
.
.
.
End
Note: resep terinspirasi dari komik Hai!Miiko (lupa volume berapa) chapter valentine ●ω●
KAMU SEDANG MEMBACA
Suki Desu! [Utaite x Reader]
FanfictionApa jadinya jika karakter utaite menyukai dirimu? Disini mereka akan menyatakan perasaannya dengan caranya masing-masing! FF Oneshot! Utaite x Reader . . Cover: Hiirora Edit: rekomochii