Chapter 5

28 0 0
                                    

Seo Hyun Wa

Pagi yang cerah dengan rambatan sinar mentari yang hangat layaknya menyambutku dengan penuh senyuman. Kini aku berada didalam mobil mewah yang disupiri orang berseragam dengan kacamata hitamku. Saat tiba di bandara semua seperti menyanjungku. Orang-orang berjas menggelarkan karpet merah didepan pintu mobilku. Seseorang membukakan untukku.

"Silahkan nona" ucapnya sambil menunduk.

Aku keluar dengan santainya. Tiba--tiba kilatan kamera langsung menyerbu ke arahku. Wartawan-wartawan itu mengejarku yang dikelilingi banyak bodyguard.

Saat sampai dipesawat aku duduk dibagian dekat jendela. Seorang pramugari menyodorkan coklat yang aku inginkan. Aku memakannya dengan lahap. Setelah beberapa saat aku lihat laut biru membentang dengan indah. Pantulan cahaya biru seolah-olah itulah langit darat. Tiba-tiba pengumuman menjelaskan memakai pelampung. Pesawat tiba-tiba turun dengan curam ke arah laut dengan cepat. Semua penumpang berteriak termasuk aku. Dan... Byurrrrr

"Aaaaa" teriakku saat bangun dari tidurku.

"Mimpi apa itu? Apa itu masa laluku?" tanyaku pada diri sendiri sambil terengah-engah. Aku langsung berlari ke kamar mandi. Aku tidak sempat membuat sarapan, karenanya aku akan langsung ke sekolah untuk sarapan dikantin. Saat dikantin aku memesan semangkuk ramen saja. Aku habiskan sendiri dalam diam.

Saat ada Tae Yang menatapku dari kejauhan, aku hanya menundukan kepala sambil melihat mangkuk ramenku yang telah kosong. Aku berdiri karena canggung dengan tatapan Tae Yang dan bermaksud untuk ke kelas. Tiba-tiba sekelebat di pikiranku ada aku sedang bermain piano, aku dikamar luas, aku ada di New York, aku di pesawat dalam mimpiku, aku dipantai terdampar, ah rasanya kepalaku sakit sekali sampai aku memegang kuat kepalaku.

"Kau kenapa?" tanya Tae Yang sambil memegang kedua bahuku.

"Hari ini kamu pucat sekali" ucapnya khawatir.

Author

Hyun Wa hampir tidak mendengarkan apa yang diucapkan Tae Yang dan hanya menggelengkan kepala sambil berjalan meninggalkan Tae Yang. Hyun Wa mengambil tasnya dikelas dan bolos pelajaran. Hyun Wa duduk dipinggiran sungai Han. Banyak orang berlalu-lalang melewatinya yang bermahkotakan kesunyian. Tatapan kosong seolah menjadi rajanya hari.

"Sudah 3 tahun lebih ingatanku hilang, dan baru 4  bulan aku di Seoul aku sudah pusing dengan bayangan-bayangan itu" ucap Hyun Wa pada dirinya sendiri.

"Apa Tuhan sengaja mengujiku? Apa aku telah membuat kesalahan besar?" tanya Hyun Wa sambil menatap langit yang cerah.

"Minumlah!" ucap Myung Soo tiba-tiba datang sambil menyodorkan minuman pada Hyun Wa.

"Kau sedang apa disini? Apa tidak bosan dari kecil selalu kesini terus?" tanya Myung Soo.

"Apa?" Hyun Wa malah balik bertanya.

"Ah sudahlah, aku pergi dulu ya, selamat melanjutkan lamunan anda tuan putri" ucapnya sambil meninggalkan Hyun Wa.

Hyun Wa menghela nafas, padahal banyak yang ingin ia tanyakan tentang siapa dirinya. Diapun meninggalkan sungai Han dan berjalan ditrotoar jalan.

"Kau kemana saja?" Tae Yang tiba-tiba menarik tangan Hyun Wa. Hyun Wa hanya menatap Tae Yang dengan tatapan penuh luka. Tae Yang yang berniat memarahinya karena bolos tiba-tiba merasakan kesedihan Hyun Wa.

Yoon Tae Yang

Kenapa dia tidak bercerita saja kepadaku sih tentang pikirannya itu?

Hyun Wa tidak menjawab pertanyaanku. Menjengkelkan bukan? Aku tarik saja dia ke taman bermain. Dia aku suruh untuk menunggu dikursi.

5 menit kemudian aku menghampirinya dengan berpenampilan seperti badut dengan bola merah dihidung sambil membawa es krim dan balon untuknya. Suaraku yang berubahh karena menghisap udara balon pengubah suara menjadi seperti anak kecil menjerit karena kakinya terjepit.

"Hallo Seo Hyun Wa cantik, jangan sedih, aku tidak suka melihat wajah cemberutmu, lihat gayaku yang lihai ini" ucapku sambil memberikan es krim dan balon untuknya. Akupun meniupkan cairan gelembung udara untuknya sambil menari-nari. Orang-orang menatapku dengan keheranan.
Tapi aku tidak peduli apa kata mereka tentangku selama dia terus tersenyum karenaku.

"Kau ini, terima kasih" ucapnya sambil tertawa menepuk-nepuk pundakku yang sedang meniup gelembung udara. Dia lalu menyentuh gelembung-gelembung itu dengan penuh tawa. Setelah merasa lelah, aku ajak dia ke restoran terdekat untuk mengajaknya makan.

"Kau juga bolos?" tanya Hyun Wa dengan tiba-tiba sambil melotot padaku. Aku langsung tersedak makanan saat Hyun Wa menatapku. Aku minum airku dan menundukan kepala.

"Tunggu, kenapa aku ini? Harusnya dia yang aku marahi? Dia yang bolos dan akupun bolos karena mencarinya" ucapku dalam hati. Aku langsung duduk tegak dengan tatapan tajam.

"Kau bolos lebih awal dariku, seorang laki-laki, kau parah sekali"

"Apa?" tanyanya terbelak.

"Sebaiknya kalau ada masalah itu bicarakan agar tidak pusing sendiri, jangan bolos seperti itu" ucapku sambil menunjuknya dengan sendokku.

Teng

Sendokku dipukul sendoknya.

"Sudah jelas aku ini ada masalah, tapi kau juga kenapa ikut bolos bukannya kau senang-senang saja?"

"Ya tentu saja aku... Ah sudahlah" ucapku. Aku bolos karenamu Hyun Wa, apakau ...  Aishh.

"Aku sebenarnya..." ucap Hyun Wa sambil  menunduk. Aku hanya diam melihatnya.

Author

"Aku sebenarnya kehilangan ingatanku sejak 3 tahun lalu, yang aku ingat aku telah terdampar disebuah pantai. Tadi pagi aku bermimpi aku mengalami kecelakaan pesawat dan sekelebat peristiwa membayangi pikiranku. Entah itu masa laluku atau hanya mimpiku, entah ceritanya membahagiakan atau menyedihkan, bagaimanapun juga aku tetap ingin mengingatnya"

"Itu masa lalumu" celetuk Tae Yang dengan yakin.

"Apa?" tanya Hyun Wa pada Tae Yang. Tae Yang tersadar dengan perkataannya itu.

"Ahh.. Entah aku hanya berpikir itu benar masa lalumu" ucap Tae Yang dengan sedikit gugup.

"Hei kalian... Rupanya disini ya?" tiba-tiba Jae Hwa datang dan duduk dikursi sebelah Hyun Wa. Hyun Wa dan Tae Yang terlarut dalam pikirannya masing-masing.

"Hei, kenapa jadi bermain permainan diam?" tanya Jae Hwa dengan jengkel.

"Ehmm.. Kau mau minum?" tanya Hyun Wa pada Jae Hwa.

"Aku sudah membawa minumanku" jawabnya sambil memegang gelasnya.

"Kenapa kau datang kesini?" tanya Tae Yang dengan wajah datar.

"Harusnya aku yang bertanya kenapa kalian bolos? Apa kau menusukku?" tanya Jae Hwa pada Tae Yang

"Ishh.. Kau ini" ucap Tae Yang berdiri hendak memukul kening Jae Hwa.

"Omo..omo.. Aku takut dengan tangan kasar.. Aigoo" ucap Jae Hwa sambil tertawa dan menutup wajahnya.

"Hei.. Heii" Hyun Wa berbicara.

"Dia tadi mau memukul wajahku yang tampan ini" bisik Jae Hwa pada  Hyun Wa namun tetap terdengar oleh Tae Yang.

"Wajah yang seperti udang?" tanya Tae Yang.

"Apa?" Jae Hwa melongo.

"Wajahmu" ucap Tae Yang dengan nada menekankan.

"Hei.. Apalagi kau seperti katak!"

"Kau, udang. Bukan hanya wajahmu yang seperti udang. Tapi otakmu juga" Tae Yang menghina Jae Hwa dengan tawa keras.

"Heii... Kau ini" Jae Hwa menunjuk ke arah wajah Tae Yang. Hyun Wa yang melihat kelakuan kedua orang pria yang mulai aneh bersamanya langsung berdiri meninggalkan  mereka berdua.

My Love  Is An Angel Of The LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang