▶ awal mula

1.8K 379 62
                                    

Mungkin gara-gara dia pernah kesal sama cowok itu hingga menjitak kepalanya karena menganggapnya tidak becus memainkan perannya sebagai anggota dalam permainan game kelompok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin gara-gara dia pernah kesal sama cowok itu hingga menjitak kepalanya karena menganggapnya tidak becus memainkan perannya sebagai anggota dalam permainan game kelompok. Taeyong menganggap sepele perannya sehingga menyebabkan timnya kalah dan gagal meraih posisi pertama. Padahal, kelompoknya tinggal satu permainan lagi, tapi gara-gara satu orang kelompoknya gagal menang. Mungkin juga semenjak kepalanya pernah dijitak si cowok jadi sering usil kepadanya. Atau mungkin semenjak mereka sering ketemu di malam keakraban untuk kegiatan mahasiswa, mereka jadi akrab.

Meskipun beda jurusan, hal itu tidak membatasi keduanya untuk saling berinteraksi apalagi semenjak mereka saling menyimpan kontak masing-masing dan aemenjak si cowok iseng meminta saran dari si cewek.

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Jisoo
Telpon makanya, terus minta maaf!
Mau lo yang salah atau cewek lo yang salah duluan, lo harus tetap minta maaf

Taeyong
Harus banget gue maju duluan?

Jisoo
Iyalah
Lo cowok, mesti maju duluan
Jangan cupu jd cowok!

Taeyong
Cewek gue duluan yang salah, masa gue duluan yang bilang?

Jisoo
Ah, bodoh amat
Minta maaf duluan nggak?! 🤬

Taeyong
Ya udah, iya

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Mungkin karena dulu dia merasa cocok bertukar cerita sama Jisoo tentang asmaranya dengan seorang wanita yang dia pacari sejak kelas tiga SMA. Mungkin juga semenjak itu, dia jadi lebih sering minta Jisoo untuk menjadi psikolog cintanya.

“Lihat tuh, lihat mukanya bete. Gue tebak pasti habis berantem sama ceweknya.” Kai, si kakak tingkat, paling usil menjahili Taeyong, si adik tingkat, yang keseringan pasang muka cemberut setiap masuk ke posko.

“Iya iyalah bete. Dua hari kemarin kan habis berantem hebat sama ayangnya,” timpal Jisoo yang serba tahu masalah asmara teman seangkatannya ini semenjak dijadikan ladang tempat curhatnya.

“Putus. Putus. Putus. Gak jaman hubungan dari jaman putih abu-abu langgeng,” timpal Chanyeol, si tukang kompor meleduk, yang paling girang mendengar cerita hubungan seseorang kandas di tengah jalan. Apalagi kalau cerita itu berasal dari mahasiswa baru, dia paling bahagia banget soalnya bakalan punya bahan ledekan di posko.

Yuta, teman sejurusan sekaligus sekelas Taeyong, ikut menimpali, “Jangan gitulah, Bang. Kasihan teman gue. Dia kayaknya cinta mati sama ceweknya.”

“Cuih, cinta mati.” Mendengar ucapannya, Seolhyun pura-pura muntah dan mencemooh Taeyong yang tambah kelihatan nelangsa di dekat kating mereka. “Putus mah, putus aja. Lagian cewek lo egois banget, gak pernah ngehargain lo sebagai cowoknya.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Peas In The Pod | taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang