"WOI BANGSAT TUNGGUIN GUE!" teriakan itu menggema ke seluruh koridor kantin, membuat Karin dan Dinar berhenti melangkah dan menatap ke belakang. Tia baru muncul, berlari ke arah mereka "Kenapa ninggalin gue sih? Jadinya gue ngeluarin kata - kata yang tidak menyenangkan, kan" seru Tia sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan
"Buruan, elah! Entar keburu bakso Ateu nya abis!" Siang ini Dinar tidak bisa mentolerir perutnya yang terus berbunyi sejak tadi pagi.
Mereka bertiga duduk di kursi paling pojok "Teu, baksonya 3. Biasaa" Ateu memberikan signal 'oke' ke Dinar.
"Eh, hari ini gue mau cerita" Karin berujar sambil memainkan sendok garpu.
"Jangan bilang tentang Joshua lagi," Tia menatap Karin selidik, "Yaampun, Karin lo seharusnya jauh - jauh deh dari kehidupannya Joshua. Gimana mau move on kalau gitu!"
"Jangan sotoy deh lo!" Karin menatap Tia kesal, "lagian ngapain juga gue cerita - cerita penipu" Karin mangkel Tia menyebutkan nama si penipu.
"Terus, lo mau cerita apa, Azzahra???"
"Kemaren gue dianter pulang sama cowok." Karin tersenyum pada kedua sahabatnya.
"Hah?!!!"
"Make vespa"
"Whattt???!!"
***
Karin terkekeh mengingat bagaimana reaksi teman - temannya di kantin tadi. Sangat - sangat lebay! Hebohnya mereka menginterogasi dirinya, kecewanya mereka ketika mengetahui cowok tersebut hanya sekedar orang lewat.
Karin tahu, kenapa teman - temannya heboh menginterogasi dirinya, itu karena mereka ingin Karin cepat - cepat mencari pacar lagi dan cepat melupakan Joshua. Karin hanya bisa tersenyum dengan pemikiran sederhana temannya.Karin keluar toilet dekat tangga, merasa lebih segar setelah mencuci mukanya. Menunggu Tia keluar toilet dengan sejuta pikiran di kepalanya. Mulai dari joshua sampai mamahnya ia pikirkan, entah itu penting atau tidak.
"Gimana kemaren? Lancar? Gue kemaren telat dateng nggak liat lo"
"Lancar atuh bos"
ketika sedang menunggu Tia keluar toilet, tidak sengaja Karin mendengar obrolan orang disebelahnya. Bukannya pergi, karin malah menajamkan pendengarannya.
"Duitnya setor ke rekening gue. Kali ini lo gue kasih 20% dari hasil lo"
"Yang bener bos?"
"Emang lo liat gue lagi bercanda!"
Karin menyimpulkan bahwa obrolan tersebut mengenai setoran anak buah ke bosnya. Kini, Karin memikirkan setoran darimanakah itu? Apakah jumlahnya besar? Masih adakah preman disekolah ini? Karin sedikit takut untuk itu.Ngeri. Takut dirinya benar jika yang sedang mengobrol tadi adalah seorang preman. Karin bergeser sedikit dari posisi semula, menjaga jarak sedikit lebar lagi.
"Ayok, ah" Tia keluar lalu menggandeng temannya.
Karin dan Tia berjalan menjauh dari toilet. Ketika menengok ke belakang, tepatnya kepada orang tadi sedang ngobrol, Karin tersadar. Si bos dari anak buah dalam obrolan itu adalah cowok yang kemaren yang memakai baju biru mengendarai vespa---
Discontinue - pending ya - temen temen ngebet pengen bikin wattpad kisah nyata perjuangan cinta dikelas gue hehe. Stay tune!
KAMU SEDANG MEMBACA
VESPA
Teen FictionVespamu mengalihkan duniaku. Sebenernya cuma kamu yang ada di pikiranku. Bahagia. Itulah yang melekat pada diriku ketika bersamamu. Terimakasih sudah lahir di Dunia ini dan menjadi bagian di kehidupanku. Aku hanya butuh kamu untuk melengkapi momen h...