Karina Azzahra berjalan di koridor sambil tertunduk lesu. Hari ini ia baru saja mendapatkan informasi dari sahabatnya. Mantan pacar yang baru lima hari diputusinya, memacari teman jauhnya. Joshua Adi Pratama namanya. Embel - embel ingin fokus UN, Karin mendecih ketika tahu dirinya telah ditipu untuk mencari yang lain.
Awalnya, ia menyesal telah memutusi pacar yang teramat disayang, sampai - sampai berpikiran untuk kembali kepadanya. Namun ia ragu setelah mendengar nasihat teman - temannya "Rin, lo nggak usah nyesel mutusin orang yang kayak begitu. Harusnya lo lega bebas dari playboy macam Joshua. Jangan berfikiran balikan deh, gue takut ntar lo yang tersakiti kalau bener balikan." Itulah gunanya teman.
Tidak terlihat jelas bagaimana perubahan sikap yang ditunjukkan oleh Joshua, namun mencurigakan. Yang dilakukan Joshua sangatlah wajar dalam perannya sebagai pacar Karin. Mengorbankan waktu demi dirinya, mengabarinya walaupun tidak setiap saat. Tetapi yang mencurigakan disini adalah mengapa Joshua baru mementingkan dirinya tepat seminggu sebelum mereka putus. Karin hanya bisa menerima setiap perlakuan manis dari Joshua tanpa peduli kecurigaan didalam pikirannya.
Joshua yang memperlakukan dirinya dengan manis tepat 12 hari yang lalu itu mengalami perubahan sikap terhadap dirinya.
Kasar
Dingin
AsingPadahal seingat Karin, dirinya dan Joshua putus secara baik - baik dan sadar. Karin heran, mengapa sikap Joshua bisa sangat berubah dalam waktu dekat? Entahlah.
"Hey! Ngelamun aja lo."
"Joshua lagi? Ah, basi deh lo. Dia aja udah nggak kenal lo, kenapa lo masih mikirin dia? Mending kita cus ke Warung Ateu, makan bakso. Si Dinar deh yang traktir" lengan Tia di bahunya hangat, menyalurkan ketegaran pada Karin. Memang benar, Joshua menjadi pura - pura tidak mengenal Karin saat Karin mengucapkan selamat di akun sosmed milik Joshua.
"Apaan sih lo, kok jadi gue lagi yang traktir. Bayar sendiri sendiri lah" Dinar protes. Akhir - akhir ini Karin dan Tia sering di traktir Dinar. Entah alasan apa Untuk mentraktir kedua sahabatnya itu. "Terlalu sering traktir dapat mengakibatkan malas mengeluarkan dompet. Mending bayar sendiri -sendiri. Setuju?" Lanjut Dinar sambil merangkul kedua sahabatnya.
Karin dan Tia melepaskan rangkulan Dinar "Nggak setuju" Dinar melipat bibirnya, kesal. Karin dan Tia tertawa.
Lihatlah perubahan Karin setelah bertemu dengan sahabatnya. Memang benar, sahabat bisa menjadi obat penghilang luka. Setidaknya bagi Karin.
***
Di pagi hari, kantin masih sepi. Jarang sekali orang yang datang ke Kantin pada pagi hari. Tidak untuk Karin, Tia dan Dinar. Ketika merasa lapar, kantinlah yang memberikan segala keperluan perutnya. Di Warung Ateu tepatnya.
Letak Warung Ateu ada di tengah kantin, strategis bagi para pedagang. Di Warung Ateu juga lah yang menyediakan bakso super kualitas terbaik, bagi Karin. Selain baksonya, Ateu enak diajak ngobrol, bercanda, kerjasama pun jadi di Warung Ateu. Pernah sewaktu ketika ada razia make up, hampir seluruh perempuan di sekolah ini menitipkan alat make up di Warung Ateu. Ateu bersedia aja lagi, tanpa dibayar. Itulah sebabnya Warung Ateu menjadi warung kesayangan siswa SMA Nusa Bangsa.
"Ateu, baksonya tiga" Karin, Tia dan Dinar duduk di bangku dekat lemari pendingin milik Ateu. Mereka terlihat bersemangat sekali hari ini.
"Tunggu neng, 10 menit lagi baru mateng"
"Iya, teu. Ditunggu"
"Katanya, tadi malem ada balapan vespa" terdengar suara Dinar heboh.
"Lo tau darimana?"
"Kabar burung"
"Ah, jangan percaya kabar yang masih simpang siur, nar. Masih ada vespa emang?"
"Jangan ngeremehin loh"
"Jadi pengen liat gimana balapan vespa"
"Vespa bisa ngebut?"
"Belum pernah naik tuh, jadi nggak tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
VESPA
Teen FictionVespamu mengalihkan duniaku. Sebenernya cuma kamu yang ada di pikiranku. Bahagia. Itulah yang melekat pada diriku ketika bersamamu. Terimakasih sudah lahir di Dunia ini dan menjadi bagian di kehidupanku. Aku hanya butuh kamu untuk melengkapi momen h...