Lima Tahun Kemudian......
"Tuan Prescott menunggu anda, beliau datang 15 menit yang lalu." Kate mengangguk menanggapi laporan sekretarisnya, ia baru saja sampai dari pemeriksaan akhir proyek besarnya untuk perusahaan besar yang akan membuka cabang barunya dikotanya.
Dengan anggun, ia masuk dan mendapati lelaki tampan pewaris kerajaan bisnis perkapalan sedang duduk dengan santai disalah satu sofa besar yang memang diperuntukan untuk tamu, sang pewaris yang sedang gencar berusaha mendekatinya selama sebulan ini.
"Maaf, membuatmu menunggu lama." Dean Prescott tersenyum lebar dan berdiri menyambutnya, lelaki yang memiliki tubuh tegap yang proposional dan tatapan hangat yang membuat Kate hampir nyaman bersamanya.
"Aku yang datang lebih cepat dari janji temu, aku tidak mau melewatkan waktu sedetikpun untuk bertemu denganmu." Dean menyambut uluran tangan Kate dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.
"Aku merasa beruntung kamu menyediakan waktumu yang padat untuk bertemu denganku, Katherine." Kate tersentak kebelakang, mata Dean yang biru berkilauan. "Bolehkan kita memanggil dengan nama depan masing-masing, mengingat kita akan selalu bertemu."
Kate tersenyum lemah dan menarik tangannya dari genggaman Dean yang sepertinya tak mau lepas. Ia berjalan menuju kursinya dibalik meja kerja dan memberi isyarat agar Dean duduk didepannya.
"Sebenarnya aku sangat sibuk saat ini, ada beberapa proyek besar yang harus kuselesaikan. Aku bisa merekomendasikan asistenku yang terbaik untuk melakukan pemeriksaan awal dan akan kuteruskan begitu aku punya waktu." Alis tebal Dean terangkat, Kate berharap usulnya bisa diterima bujangan yang paling dinginkan setiap wanita dikotanya untuk menjadi kekasih.
"Tentu saja aku tetap mengawasi pembangunannya walau tidak secara langsung, anda ingin rumah anda cepat selesai, bukan?"
Dari kilatan geli dimata Dean, Kate dapat mengetahui jawaban pertanyaannya, lelaki itu bersikeras ingin dirinya yang menangani langsung perbaikan juga mendekorasi bangunan tua yang dibeli lelaki itu sebulan lalu.
"Aku bisa sabat menunggu bila itu yang diinginkan untuk mencapai tujuanku, aku sama sekali tidak keberatan jika kamu belum punya waktu untuk menangani proyekku." lagi-lagi Dean tersenyum hangat namun Kate tahu pasti lelaki itu pasti tidak sesabar itu.
Interkom berbunyi mengalihkan perhatian Kate, ia mengulurkan tangan dan menekan tombol penerima. "Kantor pusat line 3," suara sekretarisnya terdengar.
Kate langsung mengangkat telepon dan selanjutnya ia mendesah lemas tak berdaya, apa yang ia khawatirkan menjadi kenyataan dan kini mau tidak mau ia harus menguatkan hati bersabar menghadapi segala bentuk rayuan Dean.
"Aku akan mulai mengerjakan proyekmu mulai senin depan, aku harap kamu bisa memberiku gambaran dekorasi apa yang kamu inginkan." Kate meraih buku besarnya untuk menulis laporan untuk proyeknya yang baru.
"Kukira kamu akan melakukan pemeriksaan awal pada calon rumahkku yang baru, pesawat pribadiku sudah menunggu. Kita perlu singgah di apartementmu untuk mengemasi barang-barang yang kau perlukan." Kate terlalu bingung untuk mencerna apa yang terjadi dan Dean langsung memanfaatkan kondisi tersebut. "Dan...panggil aku Dean saja seperti aku memanggilmu Katherine."
=============================================================
Dean membaringkan tubuhnya yang lelah sambil memejamkan mata, bayangan Kate langsung menari-nari dalam pikirannya. Ingatannya kembali membawanya ke pesta salah satu kerabatnya, acara yang enggan ia datangi namun tetap ia hadiri.
Ia sudah akan meninggalkan pesta saat ia menatap makhluk cantik yang baru saja muncul dari pintu, seketika ia merasa waktu terhenti dan hanya ada wanita itu dihadapannya. Wanita bergaun sederhana dengan penampilan yang biasa hingga tidak begitu mencolok seperti halnya dengan wanita-wanita yang hadir dipesta yang selalu berlomba menarik perhatiannya, namun mampu menghipnotis Dean.
Ia melangkah mantap mendekati wanita itu, jantungnya berdebar penuh antusias. Ia merasa begitu gugup hanya untuk berkenalan dengan seorang wanita, sesuatu yang baru ia rasakan dan senang karenanya.
Katherine, desahnya disela-sela senyuman. Wanita itu telah menarik perhatiannya sejak pertama ia melihatnya dan membuatnya penasaran akan sikap dingin wanita itu kepadanya, ia sudah mencurahkan segala pesona yang ia punya namun wanita itu masih saja menjaga jarak hingga akhirnya Dean-lah yang terperosok dalam pesona wanita itu dan jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya.
Dean membuka matanya, ada tekad kuat disana. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk meraih hati Kate untuknya dan akan langsung mengikat wanita itu dalam hubungan paling serius yang pernah dialaminya. Ia akan meminang wanita itu dan menjadikannya istrinya.
=============================================================
Dua minggu Kate lalui dengan perjuangan, ia belum dapat menghasilkan satu bayanganpun akan perbaikan apa yang diinginkan pemilik rumah.
Frustasi, Kate melempar berkas-berkas ditangannya ke meja kaca didepannya. Ia sudah setuju untuk menginap disalah satu rumah penginapan bersama Dean dengan ketentuan mereka tidur dikamar berbeda, ia bahkan menegaskan hubungan diantara mereka murni hanya rekan kerja saja.
Kate membaringkan tubuhnya yang lelah ke atas sofa empuk, tenaganya terkuras bukan hanya memikirkan proyeknya tapi juga sibuk menyediakan alasan untuk menolak curahan perasaan Dean yang melimpah. Ia sadar lelaki itu mengejarnya sejak pertama kali mereka dikenalkan, semakin ia menghindar dan menolak semakin lelaki itu gencar mendekatinya.
Namun Kate mengakui dalam hati, kehadiran Dean mengusik pikirannya. Cara lelaki itu menunjukan ketertarikannya membuat Kate mulai menyadari kehadiran lelaki itu, bagaimana kesabaran dan keteguhan Dean dalam menghadapi sikapnya yang menjaga jarak dan Kate mulai cemas jarak itu akan menyempit dan membuka hatinya untuk lelaki itu.
Ketukan di pintu kamarnya membuyarkan segala lamunan Kate, ia melirik ke arah pintu dan bisa menebak siapa yang ada dibalik pintu. Hatinya sedikit menghangat penuh antisipasi saat ia melangkah menuju ke pintu, saat ia membukanya ia menemukan Dean sedang berdiri dengan senyum diwajahnya. Ada desir aneh didadanya yang dengan cepat ia singkirkan.
"Makan malamlah denganku, rasanya semua hidangan terasa hambar jika makan sendirian." pintanya penuh harap.
Kate resah menanggapi, "Maaf Dean, aku tidak begitu lapar."
Dean melangkah semakin dekat, dengan lembut dirapikannya sejuntai rambut Kate yang terjuntai nakal dipipinya dan diangkatnya menuju ke bibirnya. "Aku tidak ingin kau sakit, Katherine. Itu akan membuatku sengsara." ucap Dean tulus, matanya menyorot sedih.
"Setidaknya temanilah aku," bujuknya tanpa menyerah.
Lelaki itu tidak akan membiarkan Kate menolaknya, ia selalu berhasil mendapatkan keinginannya. Untuk saat ini Kate akan mengalah dan membiarkan dirinya larut sejenak dalam pesona Dean.
---------> to next chapter ^.^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You More
RomanceLima tahun yang lalu Kate harus menelan kekecewaan dan terpuruk karena patah hati saat kekasihnya, Sam, memutuskan untuk menikah dengan wanita lain...semenjak itu, hati Kate beku dan menjaga jarak dari pria manapun sampai ia bertemu dengan Dean, buj...