part III

14.6K 717 10
                                    

     "AYOLAH, Katherine. Tidak ada salahnya kita makan malam, sedikit santai tidak ada masalah bukan."

     Kate mengerjab, bagaimana ia bisa menyelesaikan proyeknya jika Dean selalu membujuknya untuk keluar dari pekerjaannya. Lelaki itu selalu mengambil kesempatan dan tidak membiarkan Kate menghindarinya yang memang tidak bisa Kate lakukan mengingat ia yang diberi tugas menangani rumah Dean.

     "Dean, aku bahkan belum memulai apapun untuk proyek ini. Bagaimana bisa aku santai?"

     Dean tersenyum memamerkan lesungan pipinya yang memikat, "Siapa tahu kita dapat ide untuk proyek kita, lagipula aku tidak memberimu batasan waktu untuk penyelesaian rumahku."

     Kate mendesah, Dean bisa sangat keras kepala dan akan selalu mengganggunya hingga ia berhasil mewujudkan keinginannya. "Baiklah, Dean. Kamu menang."

     Dean kembali tersenyum, pancaran matanya menyiratkan kelegaan. Lelaki itu semakin jelas menunjukan perasaannya apalagi Kate merasa dirinya mulai tersentuh dan menyukai perhatian lelaki itu terlebih cara Dean menatapnya seakan Kate adalah pusat dari hidupnya.

     "Kita sudah sampai, Katherine." Kate tersentak dan menyadari mereka sudah sampai didepan restoran yang paling terkenal didaerah itu.

     Dean membimbingnya dengan sikap seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih, pegangan disikunya yang mantap membuat Kate tidak bisa mengelak terlebih ia sudah tak punya tenaga untuk menolak Dean.

     "Wah, kebetulan. Aku melihat seorang kenalanku, kita sapa sebentar." Dean langsung menariknya menuju salah satu meja dekat jendela dan Kate mendapati dua orang lelaki yang sedang bersantap. seorang yang duduk menghadap mereka langsung berdiri dan menyambut Dean, nampak jelas dialah kenalan yang dimaksud Dean. Yang seorang lagi nampak tenang meneruskan makan siangnya seakan tidak terpengaruh akan sekelilingnya. Sejenak Kate terpaku menatap profil belakang lelaki berambut hitam dengan punggung tegak itu.

     Kate merasa hatinya bergetar, dadanya menghangat. Ia merasa familiar dengan sosok lelaki itu dan jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Ia mulai tidak nyaman dan rasanya ingin berbalik menjauh dari kehadiran lelaki yang bahkan belum menunjukan wajahnya.

     "Katherine, kenalkan teman lamaku....." Kate terlalu terpaku untuk mendengar ucapan Dean, ia memperhatikan dengan seksama saat kepala lelaki itu tersentak dan langsung menoleh kebelakang.

     Kate bagai tersengat listrik, tak ada yang membuatnya lebih terkejut dari wajah lelaki yang selalu hadir dalam mimpi-mimpinya dan tetap menetap dalam pikirannya saat ia terjaga, lelaki yang telah mengambil hatinya dan memiliki seluruh cintanya.

     Raut wajah Sam tak kalah kagetnya, matanya membelalak menatap Kate. Ia nampak tak percaya dan sama terperangahnya.

     "Dean, aku ke kamar kecil dulu." bisiknya serak lalu berbalik tanpa menunggu reaksi Dean.

     Kate ingin berlari keluar dari sana, ia tidak sanggup menghadapi pertemuan mendadak dengan Sam. Wanita itu melangkah cepat diantara meja-meja yang diatur rapi tak beraturan ke balik pintu dengan petunjuk kamar kecil wanita.

     Kate bersandar lemas didepan salah satu wastafel, napasnya terengah-engah tak terkendali. Tidak berdaya mengatasi dirinya yang kalut dan panik.

     Tolong aku, jeritnya dalam hati. Bagaimana aku menghadapi situasi ini? Bagaimana aku menghadapinya?

==========================================================

     Sam tak dapat mengalihkan tatapannya dari wanita yang sedang melangkah terburu-buru menjauh, perasaannya kacau dan tak bisa ia uraikan satu persatu. Ia terlalu kaget, terpana dan ......bahagia. Ia tidak pernah membayangkan akan bertemu dengan Kate, wanita yang sangat dicintainya.

Love You MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang