Bagi seorang Prillyna Kara, mencintai adalah suatu hak. Tak ada yang bisa menyangkal pernyataan itu, menurutnya.
Prillyna Kara memiliki prinsip untuk pernyataannya,
"Terserah lo mau deket sama cewek mana aja, mau jalan sama siapa aja, ataupun mau ngelakuin apa aja di belakang gue. Tugas gue disini cuma mencintai dan menyayangi lo sebaik mungkin. Urusan gimana lo ke gue, itu terserah lo."
Karena dimatanya, mencintai tak selalu harus dicintai. Itulah sebabnya ia menganggap mencintai adalah sebuah hak yang harus ia nikmati. Namun Prilly patut bersyukur, di cerita cintanya kali ini adalah ia mencintai dan juga dicintai.
*
Lagi dan lagi, gadis itu sudah berkali-kali melirik gerbang sekolah yang sudah 15 menit lalu memuntahkan isinya. Namun, retina matanya belum juga menangkap sosok yang sedari tadi ditunggunya.
Prilly mendengus sebal saat seseorang yang dinantinya baru terlihat, tak lama pintu disebelah kemudinya terbuka yang kemudian disusul dengan cengiran lebar dari kekasihnya.
Aliand Vello masih menenggerkan cengirannya saat Prilly menatapnya tajam. Lalu kemudian ia menarik kepala gadis itu untuk didekap sekaligus mencium keningnya.
"Gue maafin lo." Ujar gadis itu tersenyum, Prilly tahu kekasihnya ini :
Ali tidak pernah mengeluarkan suara,
sebuah anggukan untuk mengatakan 'Iya'
gelengan kepala untuk mengatakan 'Tidak'.
Dan yang dilakukannya laki-laki itu tadi, mendekap kepalanya dan juga kecupan dikening adalah sebuah kata 'minta maaf' yang sudah sangat Prilly mengerti.
Aneh memang, tapi apa yang bisa dilakukan. Ali bisa berbicara, namun entah alasan apa yang membuat kekasih Prilly itu enggan menggunakannya.
Menurut Prilly, "Ali yang diem aja udah bisa bikin gue nyaman, gak kebayang dong kalo dia kayak cowok kebanyakan."
Namun, satu hal yang harus kalian ketahui. Kalimat tadi, adalah kata yang selalu Prilly gunakan untuk menghibur diri. Prilly aktif dan Ali pasif, semua orang tahu itu.
"Nyari makan dulu gak? Gue laper, lo juga kan?" Tanya Prilly sembari fokus pada setirnya.
Ali mengangguk, Prilly melihat itu lewat ekor matanya.
"Lo mau makan apa?" Tanyanya lagi, kali ini ia melirik sebentar pada kekasihnya. Hanya sebuah kedikkan bahu pertanda bahwa laki-laki di sampingnya mengatakan 'Terserah kamu'.
Prilly hanya menghela nafas halus, selalu seperti itu. Tak pernah ada perubahan, Alinya tetap diam. Kekasihnya itu akan berubah seperti laki-laki normal saat sedang membalas chat darinya. Tapi, Prilly bersyukur karena hal itu.
Ali selalu menggunakan Aku-Kamu untuk penyebutan mereka. Itupun Prilly ketahui melalui chat, karena Ali tak pernah mengatakannya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Yay & Nay
FanfictionJust Yay & Nay. "Ali yang diem aja udah bisa bikin gue nyaman, gak kebayang dong kalo dia kayak cowok kebanyakan." Started: #March 13th 2017