Sekelebat Memori

11 2 0
                                    

Diri saya sedang mencoba melerai antara otak dan hati

Perdebatan mereka tentang kamu

"Kenapa kau masih menginginkan dia? Ada milyaran pria di luar sana yang mungkin salah satunya di takdirkan untuk mu."

"Tapi otak, di dalam diri mu lah yang masih menyimpan sejuta kenangan yang membuat ku masih menginginkan dia."

"Aku mencoba menghapus tentang itu! Namun, aku tidak bisa."

"Kenapa? Se sulit itu kah?"

"Sekelebat memori ini sengaja aku simpan. Ntah besok, lusa, atau beberapa tahun lagi jika bertemu dengan dia. Aku ingin, membahas kenangan lama yang pernah dilewati bersama."

"Lalu? Kenapa kau menyuruh ku untuk berhenti menginginkan dia? Fakta nya, kau mencoba menghapus kenangan itu tapi tidak mampu! Apa bedanya kau dengan ku yang sama-sama masih memiliki ruang spesial untuk dia."

"Hei hati, kau tidak mungkin terus menerus menginginkan dia seorang. Amat sangat munafik jika kau tidak menginginkan orang lain hadir untuk bisa menghapusnya dari dalam dirimu."

Kira-kira seperti itu perdebatan antara otak dengan hati ku. Aku sadar, aku tidak bisa terus menerus menginginkan diri mu yang sudah mulai melangkah pergi menjauh. Hati ku harus mampu mencabut namamu yang berakar kuat di dalam hati.

Dan otak ku tidak mungkin menghapus kenangan yang kau berikan. Walaupun kau memaksa, aku tetap ingin menyimpan sekelebat memori indah. Dan aku biarkan tersimpan di dalam jutaan ingatan ku. Mungkin jika kita bertemu, kita bisa membahas tentang ini semua bukan?

-
11:02 PM

teruntuk kamu, yang namanya masih berakar kuat didalam hati saya.

Night ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang