BAB 6

144 13 0
                                    

Sepulang sekolah, Gita dan Keenan langsung pergi ke salah satu Mall yang berada tidak jauh dari sekolahnya. Karena masih mengenakan seragam lengkap, mereka juga tak lupa untuk memakai sweater agar tidak diusir oleh satpam. Jam segini waktunya anak sekolah sedang rawan diusir karena masih mengenakan seragam sekolah saat pergi ke Mall, entah apa alasan pastinya, mungkin takut disangka cabut dari jam pelajaran guru killer.

Gita berjalan menelusuri toko-toko yang menjual makanan dan baju di dalam Mall sambil mencari-cari sosok Keenan yang tadi masih ada di sampingnya, namun ketika Gita berkedip dan lengah, Keenan sudah tidak ada. Sekarang, Gita merasa Keenan punya jurus menghilang yang sangat handal. Asal jangan menghilang pas lagi sayang-sayangnya aja. Sakit. Oke fokus.

Gita berhenti di depan toko yang menjual eskrim, ia duduk sambil menjilati eskrim coklat yang selesai dipesannya karena ia merasa lelah mencari Keenan yang hilang entah kemana.

Gita membatin, kemana lah itu kecoak tanah, awas aja kalau ketemu! Gue geret pake... (Gita terdiam dan berpikir sejenak)

"Aha!" Teriak Gita sambil mengangkat syal-nya ke atas. Ide cemerlang. Ralat. Ide gila telah melintas di kepalanya. Mengikat tangan Keenan dengan syal itu agar Keenan tidak bisa kabur kemana-mana. "Eh woi! Keenan!" Pekik Gita setelah melihat bayangan Keenan.

Keenan yang sedang bermain di salah satu arena bermain anak langsung terkejut bahwa Gita telah mengetahui radar dirinya. Diapun mencoba berlari, namun Gita telah berhasil lebih dulu untuk menarik lengannya.

"Mau kemana?" Tanya Gita sinis. Keenan memohon-mohon untuk dilepaskan. "Katanya mau nemenin gue beli make up! Lo udah janji dari entah kapan! Harus ditepatin!"

"Iya, iya, ayok." Jawab Keenan pelan.
"Eh enak aja, sini dulu!" Gita mengikatkan syal-nya ke tangan Keenan agar Keenan tidak kabur (lagi). Keenan biasanya memang begitu, ke Mall cuma untuk bermain. Hal yang paling membosankan baginya yaitu menunggu cewek yang sedang berbelanja, super lama! Mungkin kebiasaan tawar menawar mereka akan tetap berlaku di Mall.
"Gitaaa" Keenan merengek minta dilepaskan, namun dibalas dengan pelototan dari Gita.

Mereka beranjak pergi dan berkeliling mencari toko yang menjual peralatan make up. Saat melewati lift, tiba-tiba syal Gita tersangkut di pintu lift dengan Keenan yang masih tertinggal di luar pintu. "Argh! Keenan!"
Semua orang di dalam lift menatap Gita sinis. "Berisik, Mba!"

"Hai, Git, hehe" Keenan tertawa kecil. Dan Gita langsung melototinya heran. Gita sangka Keenan tertinggal di luar, ternyata si anak kampret ini sudah masuk ke dalam. "Gila! Gue pikir lo-" Gita terdiam saat Keenan sudah berbicara untuk menjelaskannya duluan.
"Abisnya lo ngiket-ngiket gue mulu, emangnya gue tali pocong perawan?" Sahut Keenan terkikik.

Sesampainya di depan toko, Gita langsung mengambil tester lipstick yang ada di rak dan menatap Keenan dari kaca. Ide gilanya mulai bermunculan. "Lo cobain!" Gita menyengir.
Keenan menunjuk dirinya dan menatap ke arah belakangnya. "Gue?"
Iya, lo! Siapa lagi! Atau mau gue yang pakein?"
"Lo jahat banget sama gue, Git." Keenan membuang muka. Gita langsung menarik telinga Keenan untuk mendekat ke arahnya. "Anggap aja latihan, kalau suatu hari Kinal ngajak lo buat ke Mall" Gita yang gantian terkikik. "Kinal gak segatel lo, kali." Ketus Keenan.

"Ih warnanya gak bagus!" Gerutu Gita kesal. Gita kembali memoleskan tester lipmate lain yang berwarna dusty pink ke bibir Keenan, Keenan hanya terdiam pasrah. "Nah! Cocok! Oke gue beli ini, eh tunggu,"
Gita melirik bagian liptint disana, dan mengambilnya yang berwarna pink, lalu memasukkannya ke dalam kantong belanjaan. "Ini juga bagus."

Keenan menghapus lipmate yang ada di bibirnya sampai bersih menggunakan tisu basah dan menunggu Gita yang sedang mengantre di kasir.

Semoga Kinal gak serempong ini, ya Allah. (Batin Keenan)

Favorite GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang