Naruto and HinataMy Little Wife
***
Menikah adalah hal sakral. Tapi jika dirimu yang bahkan masih Senior High School harus menjadi sosok isteri untuk pria yang 7 tahun lebih tua dari usiamu.
Sama sekali tidak ada angan tentang hal itu dalam benaknya. Sungguh ia tak menyangka harus menikah diusia menjelang 18 tahun, cukup awal untuk gadis pemimpi seperti dirinya.
"Ettoo, A-apa Na-naruto-kun sudah kenyang?" Tanyanya takut-takut. Bukannya takut ada kekerasan atau apa, hanya saja sifat pemalu serta lembut sudah mematen darinya.
"Berhentilah bersikap seolah aku ada penjahat," Ucap sang pria tak suka, pasalnya hanya ekspresi seperti itu yang ia dapati selama satu minggu menjadi pasangan suami-isteri dengan perempuan yang masih gadis didepannya. "Kau bisa bersikap biasa 'kan?"
Hinata mengangguk, tapi ia tetap tak dapat menghilangkan sifat dasar darinya.
"Bahkan kau sudah terbiasa memanggilku Naruto-kun... Sekarang cobalah bersikap menjadi sosok isteri yang baik untuk suamimu ini..." Menatap sang isteri mungilnya kesal, ia cukup kesal jika harus berhadapan dengan orang lelet.
"Go-gomennasai, Na-naruto-kun..." Memainkan telunjuk didepan dada sembari memutus kontak mata dengan pria yang jauh lebih tua darinya, ia menunduk dalam dengan mata berkaca-kaca mendengar kalimat Naruto yang seolah menggambarkan dirinya adalah isteri yang kurang bisa seperti yang lain.
"A-aku akan menjadi isteri yang lebih baik lagi untuk Naruto-kun, aku akan lebih banyak belajar agar Naruto-kun terpuaskan dengan pelayananku sebagai seorang isteri. Aku, aku berjanji akan menjadi wanita yang selalu membuat suaminya tidak sedih karena buruknya peranku sebagai isteri..." Ucapnya pelan namun tersirat kemantapan disetiap nada bicaranya.
Untuk kesekian kalinya Naruto mendengar ucapan itu. Bukan, bukan pelayanan Hinata yang buruk atau apa, hanya saja ia tak suka melihat Hinata yang selalu terbata dan gugup jika berkontak dengannya, membuatnya malas untuk berinteraksi dengan orang yang seperti itu.
Tapi entah kenapa kali ini ia tak tega mendengarnya. Kalau boleh jujur ia juga merasa sangat buruk menjadi seorang suami, hanya pergi kerja dan pulang saat malam, lantas sedikit berbicara terkadang hanya kesunyian, meski apapun kebutuhannya sudah disiapkan isteri mudanya.
"Baiklah—" Berdiri dan berhadapan dengan isterinya yang bahkan masih gadis, lalu tangannya dengan lembut mengangankat dagu manis tersebut. "Aku baru sadar jika kau sangat cantik..."
"Eh—?" Pekiknya terkaget yang bahkan terlihat lebih manis. "Na-naruto-kun pasti hanya menggodaku?" Menampilkan wajah memerahnya, Hinata sangat senang dipuji seperti itu, "A-aku tidak secantik itu..."
Dalam hati Naruto tak menyangka, ini hal baru baginya, baru kali ini Hinata seolah tak menjadi orang asing seperti sebelum-sebelumnya, bahkan dengan berani gadis itu menatapnya sangat lama dengan senyum malu yang mengukir manis.
"Siapa yang berkata seperti itu?" Hinata memiringkan kepala mendengar itu, lantas ia hanya menggeleng pertanda tidak ada atau tidak tau, "Pertahankan ini, kau sangat manis dan cantik dengan sikap familiar terhadapku..."
Kembali menunduk dan memutus kontak mata dengan suaminya, "Uhm... Arigatou Naruto-kun..."
Naruto hanya mengukir senyum tipis dan berlalu pelan meninggalkan Hinata. Entah kenapa ia tak ingin terpancing dengan kemanisan gadis itu lebih jauh, padahal kalau difikirkan itu wajar saja jika mengubah status gadis Hinata menjadi wanita dan menjadi miliknya seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
FanfictionRumah tangga antara Naruto dan Hinata yang terpaut usia 7 tahun. Diamana Hinata yang masih berstatus pelajar harus menikah dengan pengusaha kaya bernama Uzumaki Naruto. Sebuah telenova yang harus dilalui keduanya dalam rumah tangga tanpa ada cinta...