***
Sebut saja Kou... Pria berbadan kekar yang kini clingak-clinguk membagi fokus kemana-mana berharap salah satu dari banyak orang yang ia lihat adalah nona kesayangannya. Tentu saja kesayangan, karena kenyataan ada bahwa nona Hinata sudah ia rawat sejak masih mengompol di gendongannya.
Ia juga seorang Hyuga, namun kasta yang ia sandang tidak seperti nona Hinata. Hyuga kental akan tradisi jepang kuno, bahwasannya setiap orang akan dipandang berbeda sesuai kasta dan martabat.
Mungkin ia adalah pelayan paling setia bagi Hiashi. Semenjak Hyuga Hikari meninggal dunia, Hinata menjadi tidak begitu mendapatkan kasih sayang dari peran keluarga. Banyak para pelayan wanita yang setiap harinya mengurusi kebutuhan nona manis mereka yang sangat lucu saat masih kecil, namun satu di antara banyak pelayan, malah Kou yang selalu menjadi tempat Hinata kecil untuk pulang dan membagi pelukan.
Sesungguhnya aneh, namun itulah kenyataannya. Dahulu, Kou selalu malu dan sedikit risih jika Hinata kecil sangat bergelayut manja dan melakukan kedekatan berlebih padanya, namun lambat laun hatinya luluh, hingga saat ini nona kecilnya yang kini tumbuh besar berparas cantik tetap menjadi prioritas utama, sekaligus mengemban tugas dari sang kepala keluarga Hyuga.
"Dimana lagi aku mencari nona Hinata?" Menggaruk pipinya yang mendadak gatal entah kenapa. Ia bingung juga cemas. Mungkin Hinata sudah besar dan bisa mengerti hal baik maupun buruk, tapi tetap saja ada kecemasan tersendiri, terlebih wanita kecil itu sedang mengandung. "Saat tidak hamil saja dia sangat ceroboh dan sering terjatuh, apalagi jika sedang hamil." Gumamnya lagi. Ia sungguh teringat bagaimana Hinata kecil yang cengeng namun sangat istimewa.
Hati gadis itu sangatlah lembut sama seperti mendiang Hikari. Perwatakannya kalem sekaligus penuh empati. Tidak pernah memandang seseorang dari segi martabat ataupun kasta, yang ada dalam hati si manis itu hanya kasih sayang dan kelembutan hati bertingkat dewa.
Usianya sudah menginjak lumayan berumur, atau 40 tahun tepat. Jika dibandingkan dengan usia Hiashi atau tuannya, umurnya hanya berbeda 14 tahun, tentunya Kou lebih muda. Sudah 16 tahun ia menjadi pelayan setia Hyuga Hiashi, tepatnya saat nona Hinata berusia 2 tahun. Yah, pertama menjadi pelayan kala ia berumur 24 tahun. Lagipula ia suka bekerja pada Hiashi, walau fakta bila Hiashi tak pernah dekat dengan satupun pelayan, namun sejujurnya pria itu sangat baik.
"Bukankah tadi dia berkata bila sedang menginginkan mimuman dingin dan sedikit makanan?" Ia mengingatnya, saat sebelum ia kehilangan jejak wanita hamil itu, Hinata sempat berkata demikian. Dan sekarang, ia tau kemana perginya nona Hinata yang sudah sangat ia hapal tujuannya. "Kafe atau resto..."
***"Na-naruto-kun...?"
Seketika itu juga bibir Hinata menggumam kaget menyebut nama sang suami. Wajah tirus terhias goresan sebanyak tiga yang terbawa dari rahim sang ibu. Netra biru meneduhkan yang amat ia rindukan kini bertatap langsung dengan manik lavendernya.
Detik itu pula Hinata menunduk. Ia tak menduga akan bertemu suaminya setelah satu minggu sama sekali tidak melihatnya. Kerinduannya sangatlah besar, namun disisi lain ia takut untuk kembali mengulang sakit hatinya.
Dengan kuat ia gigit bibir bawahnya kuat. Hinata tau saat ini Naruto menghampirinya, sesungguhnya ia belum siap untuk bertemu dengan ayah dari calon bayi yang dikandungnya.
"Ma-maaf, a-aku pergi dulu..." Ujar Hinata lirih seolah menahan tangis yang hampir terjatuh.
Tak membiarkan hal itu terjadi, Naruto seketika meraih tangan mungil sang isteri dan menggenggam pergelangan tangannya. Naruto tentu menyadari, bila Hinata masih menyimpan setitik luka di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
FanfictionRumah tangga antara Naruto dan Hinata yang terpaut usia 7 tahun. Diamana Hinata yang masih berstatus pelajar harus menikah dengan pengusaha kaya bernama Uzumaki Naruto. Sebuah telenova yang harus dilalui keduanya dalam rumah tangga tanpa ada cinta...