***
Satu bulan lebih pernikahan Naruto dan Hinata kini menjadi peraduan argument dari dua belah pihak, dan satu bulan lebih pula perjanjian antara Uzumaki dan Hyuga kini menemui titik cerah dan titik gelap yang kian menjadi perdebatan hebat.
Suasana tampak ramai dikediaman Hyuga. Hidangan khas Hyuga menjadi sebuah sambutan istimewa untuk tamu besar mereka, keluarga Uzumaki yang merupakan besan dari Hyuga Hiashi.
Sosok wanita berambut panjang dengan warna mencolok seperti darah itu terus saja memamerkan wajah penuh arti darinya, untuk saat ini perwatakan sumringahnya berubah menjadi sebuah aura ketidak sukaan pada sang tuan rumah terutama sisulung Hyuga, Neji Hyuga.
"Kau pikir sebuah pernikahan hanya sebuah permainan? Begitu saja kau ingin Hinata terpisah dari Naruto dengan alasan bila perjanjian kita tak berlaku."
Neji hanya menahan emosi dalam hati menghadapi sikap Uzumaki Kushina yang keras kepala. Misi sudah ia laksanakan guna membuat Hinata terpisah dari Naruto karena perjanjian antara Uzumaki dan Hyuga sudah terpenuhi, terlebih Perusahaan Hyuga susah kembali stabil setelah sebelumnya terpuruk dan terpaksa menerima bantuan saham dari Uzumaki.
"Hyuga sudah stabil, kami berhutang pada Uzumaki Corp dan segera mungkin melunasinya. Dan untuk perjanjian tentang agar Hinata dapat menajadi isteri Naruto sudah kita sepakati dua bulan lalu dengan syarat bila dirasa Hyuga Corp sudah dalam masa jaya, perjanjian itu harus tertera kembali namun dalam artian Hinata harus bercerai dengan Naruto..."
"Cukup!" Kushina tak dapat menahan gejolak amarah dalam hatinya. Tak ingin rasanya sang putera harus kembali pada kekasihnya dulu yang nyatanya adalah seorang wanita malam atau dalam kasarnya adalah pelacur.
"Pernikahan ini memanglah sebuah permainan." Ungkap Neji tenang, "Ini berawal dari anda yang memberi sebuah perjanjian konyol agar Hinata menikah dan menjauhkan Naruto dari mantan kekasihnya... Bukankah sangat jelas jika ini hanya sebuah permainan semata? Aku tidak ingin Hinata menjadi perempuan pelampiasan atas dasar seperti itu."
Sang suami, Minato, juga tak kalah emosi, tapi perwatakan super tenang darinya dapat mengendalikan semuanya. Hanya mencoba memikirkan sesuatu agar isterinya bisa setenang mungkin dan tidak memicu api permusuhan diantara kedua belah pihak, terutama Neji dan Kushina.
"Kita bicarakan baik-baik... Kau benar jika ini hanyalah sebuah perjanjian semata, tidak lebih. Tapi, alangkah lebih baik jika keputusan kita serahkan penuh pada Naruto dan Hinata."
Kushina menoleh dan merengut marah pada sang suami. Ia tentu tau bila pernikahan ini tidak pernah diinginkan kedua mempelai yang mungkin kini ada diapartement Naruto.
"Apa yang kau katakan, Minato? Bagaimana jika Naruto dan Hinata menyetujui semua permintaan Neji? Dan, otomatis mereka berdua harus terpisah. Aku tidak ingin Naruto harus bersama Saara, dia seorang yang sangat tidak kita sangka, kenyataan bila selama ini dia adalah wanita malam sudah diketahui secara mendetail, dan apa kau tidak sadar bila selama ini dia hanya memanfaatkan putera kita? Dia hanya menguras apa yang dimiliki Naruto dengan melibatkan cinta yang mungkin palsu!"
Memejamkan mata mencoba setenang mungkin atas kenyataan sulit yang memang nyata. Minato tentu sudah tau hal itu, tapi perjanjian adalah sebuah kesepakatan, dan kesepakatan harus ada sebuah syarat yang harus dipenuhi, dan kini semua berimbas dari pemikiran egois isterinya yang memang sebuah kenyataan bila menjadikan Hinata sebuah lirikan dari sebuah pelampiasan. Yah-itu nyata dari segi pandangan sosok Neji, tapi sama sekali Kushina tak bermaksud demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
FanfictionRumah tangga antara Naruto dan Hinata yang terpaut usia 7 tahun. Diamana Hinata yang masih berstatus pelajar harus menikah dengan pengusaha kaya bernama Uzumaki Naruto. Sebuah telenova yang harus dilalui keduanya dalam rumah tangga tanpa ada cinta...