"Abi kamu dimana!! Kenapa kamu tinggalin aku kaya gini. Kamu itu kemana ? aku butuh kamu sekarang. Kenapa kamu sejahat ini sama aku" jeritan hati Nindy seperti tersayat-sayat akan rasa rindu yang tidak pernah dirasakannya lagi. Nindy mulai gelisah dan kebingungan dikamarnya. Nindy mulai mengingat memory manis bersama Abi. Meneteskan air mata yang hanya bisa dilakukannya sekarang sambil memegang boneka sapi pemberian dihari ulang tahunnya yang ke-16. Tak hanya boneka sapi, Abi memberikan gelang dan bando yang masih melekat dikepala dan tangannya. Abi yang kini beda dengan Abi yang dulunya adalah seorang cowo yang mampu menjaganya dan selalu memberinya senyuman dengan banyolan-banyolan khasnya. Tangan Nindy mencoba meraih handphonenya untuk berniat menelfonku malam ini. Mencari kontak "Bintangku ♥" dan segera menunggu respon dari Abi. Telfon pertama tidak diangkat, begitu juga yang kedua, sama sekali tidak ada respon. Akhirnya telfon yang ketiga direspon. Kaget, ya hanya itu ekspresi Nindy saat tau bahwa Abi mengucapkan kata "Halo" dengan amarah.
"kenapa kamu telfon aku malam gini, kamu ga ada kerjaan kah!!!" Nada membentak.
"kamu tuh kenapa sih bi.... kenapa kamu giniin aku ?" Kata nindy sambil menangis.
"aku ? Kok aku!!! Yang ada itu kamu!!! Kamu yang kenapa!!!" seakan tidak mau disalahkan.
"sebenarnya aku ini siapamu sih bi... kamu tega ngelakuin ini ke aku, kamu tega ninggalin aku sendiri kaya gini. Seharusnya kamu sadar bi" Teresak-esak.
"Aku ga peduli kamu ngomong apa!!! Aku ga ngerti apa yang kamu bahas"
"kamu kok jahat sih bi..." suaranya semakin meringkih seperti sesak bercampur tangisan.
"aku disini lagi kesepian, tapi kenapa bi kenapaaa..... aku tuh kangen kamu, aku butuh kamu. Aku kangen kamu bintangku. Please bintang kembali padaku" lanjutnya
"Nin, denger yah, emang aku masih mau sama kamu ? emangnya aku masih anggap kamu pacarku ? denger baik-baik, sekarang aku mau minta kita putus!!!" bentak Abi.
Sesak dada dan panaslah sekujur badan Nindy mendengar kata putus dari Abi. Remuklah jantungnya seakan tidak percaya kalau Abi akan setega itu meninggalkan dia. Mimpi buruk itu seakan terasa nyata jelas berada didepannya sekarang. Mimpi buruk kehilangan seseorang yang paling disayanginya saat ini. Menangis, menangis dan menangis. Hanya itu yang ia bisa lakukan. Sungguh tak mungkin mengatakan "iya". Yang ada dibenak Nindy hanyalah Abi seorang.
"Abii...... huhuhuhu..." semakin menjadi tangisannya.
"Abii... kumohon.. maafin aku.. Abi jangan tinggalin aku.. Aku ga bisa hidup tanpamu" lanjutnya.
"Enda Nin, keputusanku sudah bulat. Aku ga mau kita gini-gini terus. Aku butuh kebebasan. Bebas sejenak. Please aku mohon jangan ganggu aku lagi yah" kata Abi.
"Abi.. aku mohon.. aku ga bisa lalui hari tanpamu"
"sudah yah nin, aku mau istirahat dulu, mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita berdua. Maaf kalau aku ada salah-salah kata selama ini. Semoga kamu bisa..."
"engga-engga!!!! Jangaaann bi..." memotong disela-sela ku berbicara.
"Nin dengarin aku, ini memang yang terbaik untuk kita, please lepaskan aku. Jangan nangis yah."
"aku masih ga bisa relakan kamu pergi bi..hati ini sudah terkunci buat kamu dan ga ada lagi 1 cowo pun yang bisa isi hati ini kecuali kamu"
"relakan aku pergi nin. Aku yakin kamu pasti bisa. Sudah yah, sudah malam, aku mau tidur. Semoga kamu bisa cari yang lebih dari aku. Aku yakin kamu pasti bisa"
Saat Nindy ingin mencoba menanggapiku tapi Telfon sudah ditutup. Hancur lebur lah hati Nindy diobrak-abrik oleh Abi malam ini. Nindy duduk memegangi lututnya dengan tangis yang terus mengucur deras dari kedua matanya. Melihat jam dinding sudah jam 1 malam, tidak terasa Nindy duduk selama 3 jam. Matanya mulai membengkak karena lelah menangis. Kering air matanya merasa enggan untuk menangis lagi karena sakit dan perih.
YOU ARE READING
BiruHitam
RomanceNamaku Ali Zainal Abidin, kalian bisa panggil aku Abi. Cowo berkaca mata dengan lesung pipit sedalam lubang lapindo. Butuh wawasan saat berbicara didepanku tapi butuh kebohongan saat berbicara cinta. Ini berkisah tentang kisah cinta SMP yang penuh w...