Prolog

30 3 0
                                    

Petrichor.
Aku menciumnya sembari menutup mata. Hal ini selalu aku lakukan, entah bagaimana itu menjadi kebiasaan. "Aroma hujan itu membuat hatiku tenang, kalau kamu sedang sedih atau kamu rindu aku, cium saja aroma hujan ini, kamu pasti akan merasa aku hadir di sampingmu". Ya, begitulah yang pernah kamu katakan dulu. Apa kamu ingat?. Aku bahkan selalu mengingatnya di setiap petrichor masuk ke rongga-rongga hidungku. Lantas, bagaimana aku bisa melupakanmu yang terlalu banyak membuatku bahagia?. Hanya berada di sampingmu saja sudah membuatku merasa ada banyak kupu-kupu di hatiku.
Nathan, sebegitu berharganya kah kamu di hidupku?. Untuk melupakanmu saja sulit rasanya, bahkan untuk menghapus semua kenangan kita di dalam otakku sangat tidak mungkin terjadi. Perbandingannya 1:1000 jika aku bisa melupakannya. Apa kamu juga begitu, Nath?.

Jam 11:11
Masih sama, aku masih suka meminta permohonan yang bahkan aku tak tau dikabulkan ataukah tidak. Tapi aku harap semua yang aku minta untuknya selalu dikabulkan.

Nathan,aku percaya nanti, esok, atau bahkan lusa kita akan bertemu lagi. Walau dunia masih membenci kita.

Aku membuka kembali album yang banyak memberikan kenanganku bersama Nathan. Kenangan masa lalu kita.


Yakkk akhirnya setelah lama gak aktif di wattpad akhirnya akhirnya akhirnya bisa mulai nulis lagi, Alhamdulillah. Ini otak tumben encer, kenceng banget ngetik ini parah wkwk.
Kalo kalian suka tinggalin komentar sm vote kalian juga ya, kalo suka lanjut ke part berikutnya oke! -see ya

Petrichor In 11:11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang