---Cerita dari sisi Woozi---
Sore itu entah apa yang terjadi, Woozi benar-benar pusing. Kenapa tak muncul satu pun kata dari otaknya. Hari ini seharunya ia menulis lirik lagu yang akan di rundingkan bersama member yang lain, tapi pikirannya sudah benar benar buntu. Ia membutuhkan sedikit refresing. Karena hal itulah sekarang ia sendiri berjalan tanpa tujuan di sekitar sungai han. Member yang lain bermaksud untuk menemaninya namun Woozi tolak, ia hanya ingin pergi untuk menenangkan diri sesaat.
Woozi hanya duduk melamun memandang sungai han di hadapanya. Woozi benar-benar tidak nyaman setiap kali harus menyamar untuk pergi keluar. Entah kenapa dirinya tiba tiba kesal. Ingin berteriak karena kesal yang tidak tahu karena apa.
“AKU TIDAK INGIN PULANG”
Teriakan yang jelas-jelas mengelegar itu menarik perhatian Woozi. Seorang gadis dengan rambut sebahunya tengah berdiri di atas kursi taman tak jauh dari dirinya.
“Ayah apa kau dengar! AKU TIDAK INGIN PULANG.”
Gadis itu kembali berteriak dengan bahasa yang tidak dipahami Woozi. Beberapa kali gadis itu terlihat seperti mengumpat tapi entah menggunakan bahasa apa.
“Ya! Lee Jihoon! Aku mengagumimu! Apa kau dengar itu?!”
Kali ini gadis itu berteriak dengan bahasa korea yang jelas sekali membuat Woozi kaget. Walaupun iya tahu ada ratusan Lee jihoon di korea ini, entah mengapa Woozi merasa Lee Jihoon yang gadis itu teriakan adalah dirinya.
“Untuk kau yang jauh dari ku! Lee Jihoon! Saranghae!”
Tanpa sadar Woozi tersenyum malu, pipi dan telinganya memerah. Gadis itu terus saja menarik perhatiannya. ‘Gadis yang unik’ pikirnya.
Terlihat sekali wajah kesal gadis itu. Gadis itu melompat dari kursi dan berjalan murung mendekati pagar pembatas sungai. Woozi penasaran apa yang akan gadis itu lakukan selanjutnya.
“Chiken! Jjajangmyeon! Aku datang!”
Woozi kaget dan tertawa mendengar teriakan gadis ini. Begitu banyak hal menarik yang terjadi saat ini. Suara tertawa Woozi yang cukup keras menyadarkan gadis itu dari dunianya.
“Tak ada ayam dan jjajangmyeon disana.” Kata Woozi di sela tawanya. Sesaat kemudian Woozi sadar apa yang ia pikirkan itu ia ucapkan. Gadis itu melihat kearahnya, dengan wajah merah padam. Lalu gadis itu pergi berlari membawa barang-barangnya, tapi karena tergesa-gesa gadis itu menjatuhkan sesuatu. Woozi memungut benda itu, sebuah buku dengan berbagai macam tempelan dan foto. Woozi tersenyum melihat fotonya dengan berbagai tulisan dan gambar hati.
Woozi masih penasaran tentang gadis itu, bagaimana cara gadis itu memandang dunia atau apa yang gadis itu pikirkan. Gadis itu benar benar unik. Bagaimana caranya ia mengembalikan buku di tangannya. Tidak ada satu pun yang dapat menolongnya di buku itu, hanya ada foto gadis itu dan tentu saja nama ‘Waiduri’. Nama itu tak terlihat seperti nama korea. Apakah buku ini bisa disebut surat cinta yang tak pernah tersampaikan. Terlintas Serangkaian kata-kata di pikirannya. Senyum Woozi melebar.
Woozi berlari masuk ke dalam gedung Pledis. Mengabaikan tatapan heran dari para staff juga member yang lain. Woozi masuk ke studionya, menuliskan segala yang ada di pikirannya. Woozi takut rangkaian kata di pikirannya akan hilang bila ia tidak cepat-cepat menuliskannya. Dengan senyum yang mengembang Woozi berlari ke ruang latihan.
“aku sudah menyelesaikan liriknya.” Ucap Woozi dengan napas yang tidak teratur, membuat seisi ruangan hening saat itu.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Jeong han.
Hanya dibalas anggukan oleh Woozi.
Dengan intruksi dari sang leader S. Coups, semua member berkumpul membicarakan tentang apa yang telah ditulis Woozi. Semua member setuju, dan tinggal melakukan pembagian part dari lagunya.
“Jihoon, kau tidak besikap seperti biasanya, apa ada sesuatu yang terjadi?” Tanya Jeong han.
“Tidak terjadi sesuatu yang buruk.” Jawab Woozi.
“Lalu buku apa ini? Hadiah dari fans kah?” Tanya Jeonghan lagi.
“Itu buku milik seseorang yang menarik.” Ucap Woozi dengan senyum mengembang di wajahnya.
“Oh.. yeoja kah?” Tebak Jeong han.
Woozi tak langsung menjawabnya, dia memilih kata yang cocok untuk mengungkapkannya.
“Chiken dan Jjajangmyeon di pinggir sungai han dihari yang dingin.” Jawab Woozi membuat Jeong han mengerutkan keningnya.
“Ceritakan pada ku woozi.” Paksa Jeong han. Sulit bagi Jeong han untuk mengorek sisi pribadi Woozi. Dari semua member cerita Woozi lah yang paling Jeonghan tunggu-tunggu, apalagi soal kisah cintanya. Setelah mengeluarkan segala cara akhirnya Woozi bercerita mengenai gadis yang ia temui itu.
“Jelas-jelas kau tertarik padanya.” Ucap Jeong han.
“Entahlah hyung aku tidak tahu, aku hanya ingin bertemu dengannya lagi.” Ucap Woozi, mengingat Jeong han adalah angel rasa evil. Jeong han menceritakan kisah Woozi ini pada member yang lain. Woozi pun jadi bahan godaan para member.
Sejak saat itu Woozi sering main ke taman ichon untuk mencari sang pemilik. Namun takdir berkata lain ia malah di pertemukan dua minggu setelah hari itu. Woozi masih cukup amatir dalam hal cinta, oleh karena itu Woozi memohon pada Hoshi untuk membuatnya dekat dengan gadis yang dikenal sebagai Young hee. Woozi menyukainya, menyukai seorang gadis yang mempesonanya saat pertama kali bertemu. Ini cinta pertama bagi Woozi.
--- Cerita dari sisi Woozi selesai ---
“Waiduri apa kau janji, akan kembali lagi?” Tanya Woozi.
“Tentu oppa. Apa kau takut aku tinggalkan?” Young hee menggoda Woozi.
“Ne, aku takut kau menyukai lelaki lain disana. Kau Young hee ku, Waiduri.” Woozi benar-benar tegas akan ucapannya.
“Wow! Aku tak percaya seorang Woozi bisa mengatakan hal itu.”
“Sudah pergi sana, dan cepatlah kembali.” Ucap Woozi mengandeng tangan yeong hee menuju taksi.
“Ok! Jaga kesehatan mu oppa.” Young hee masuk kedalam taksi.
“Waiduri!” Seru Woozi, membuat Young hee membuka kaca pintu mobil.
“Wae oppa?” Tanya Young hee heran.
Woozi menggelengkan kepalanya dan memberikan flying kiss untuk Young hee. Seketika member SEVENTEEN yang lain menjadi ricuh melihat tingkah producer mereka. Young hee hanya tersenyum lalu melambaikan tanggan. Taksi yang ia tumpangi pun melaju.
“Wow! Seorang Woozi yang begitu cute juga manly disaat yang bersamaan.” S. Coups berkomentar akan tindakan Woozi tadi.
“Sudahlah bukan kah kita harus rekaman untuk album baru sekarang. Kajja!” Mendengar ucapan Woozi para member yang tadi tersenyum berubah menjadi tegang. Tamatlah mereka jiga salah bicara nanti.
Bulan pun berganti SEVENTEEN comeback dengan full album mereka Love and Letter. Menggetarkan seluruh hati carat dengan konsep mereka. Young hee hanya tersenyum saat memegang album itu.
Beberapa bulan kembali terlewati, Young hee tidak juga muncul dihadapan Woozi bahkan saat Asia Tour di Jakarta pun dia tak muncul. Apa ini rasanya dicampakan. Woozi yang tengah terduduk kesal di studionya hanya bisa marah-marah tidak jelas pada handphonenya.
“Awas kau Waiduri, saat aku melihat mu akan ku pastikan kau tidak akan bisa pergi lagi.” Gerutu Woozi.
“Kalau begitu lihatlah aku.” Woozi dengan cepat melihat ke sumber suara, Young hee tengah berdiri di ambang pintu studio.
Woozi dengan cepat memeluk Young hee. “Itu bukan hanya sekedar ungkapan.” Woozi tersenyum penuh arti. Young hee menyesal telah memberikan kejutannya ini.
END! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Woozi Fanfic : Me As A Loser
FanfictionKebohongan dan keinginan untuk hidup yang lebih baik. Woozi x OC