Part 1

392 36 2
                                    

Jiyeon pov
Kriiiiiiiiing…. Aaaakh berisik sekali! Aigoo, aku tidur baru sebentar, kenapa si alarm sudah berdering…
Nasibku selalu begini. Aku harus bangun pagi-pagi buta karen ada satu misi yang harus ku selesaikan. Segera saja ku langkahkan kaki ini menuju kamar mandi yang terletak tepat di samping kamarku. Di dalam kamarku memang tidak ada kamar mandi. Hidupku ini sederhana. Hanya ada aku seorang di apartemen ini.

Setelah mandi, berpakaian rapi, memoles wajah minimalis, menyiapkan ramen, sarapan, berangkat. Omo! Ada yang lupa. Si Befa belum aku kasih makan. Aish! Befa enak sekali jam segini kau masih tidur-tiduran. Igeo, makananmu sudah kusiapkan. Jaga diri baik-baik, ne… Aku berangkat dulu Befa. Annyeong….
Kucingku tidak mengeong, bahkan melirik aku pun tidak.

Pagi-pagi begini hanya akulah pelajar yang berada di bus umum. Kota Seoul masih terlihat sepi. Bahkan embun masih menetes dan kabut masih tebal hingga menghalangi pandangan. Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya aku sampai di sekolah. Gedung bertingkat megah ini masih diselimuti kabut. Tapi pintu gerbangnya sudah terbuka. Para cleaning service nya memang sangat rajin. Kapan mereka berangkat ya?

Tanpa babibu, aku langsung berlari ke arah perpustakaan yang terletak di lantai 2, sebelah barat. Lagi-lagi hanya aku yang sudah datang. Tujuanku berangkat terlalu pagi begini memang ingin ke perpustakaan. Tugas biologiku belum selesai. Aku memerlukan beberapa referenai lagi. Aku memang tidak banyak memiliki buku pelajaran, keuanganku terbatas. Lagipula buku-buku itu kan sudah disediakan di perpustakaan.

Wah, perpustakaan sudah dibuka. Kalau jam segini, belum ada penjaganya. Hanya kamera cctv dan komputer yang mengawasiku. AC ruangan ini belum seberapa dingin. Aku mencari rak biologi yang tak kunjung ketemu. Sebenarnya dimana rak biologi? Bukankah harusnya di sini? Kenapa tidak ada? Aneh…

Bruuukk!!

Mwonde? Jantungku seakan mau lompat dari tempatnya. Tiba-tiba terdengar suara buku jatuh. Tapi siapa yang menjatuhkannya? Kan hanya ada aku di perpustakaan ini? Bulu kudukku merinding. Mungkinkah ada hantu di sini?
Buku yang jatuh itu ternyata tidak jauh dari tempatku berdiri. Kuhampiri buku yang jatuh tadi. Kuambil, kuamati sampulnya. Sepertinya buku ini bukan milik perpustakaan, juga tidak ada nama pemiliknya. Lalu ini milik siapa? Ah, aku ambil saja. Kelihatannya buku ini menarik untuk dibaca.

Akhirnya tugasku selesai. 5 menit lagi bel masuk berbunyi. Aku harus segera ke kelas. Nanti malah terlambat masuk kelas kan bahaya. Hwang songsaenim akan mengeluarkan tanduk terpanjangnya. Membayangkan saja sudah mengerikan.

Jiyeon pov end

“Yaak, Jiyeon-a, hari ini kau ada acara apa tidak?” tanya Luna, teman baik sekaligus teman sekelas Jiyeon.

“Wae?” tanya Jiyeon sambil memandangi sampul buku yang terjatuh di perpustakaan tadi.

“Hari ini aku ingin mengajakmu dan Jieun nonton di bioskop. Otte?” tawar Luna yang selalu ceria.

“Ah, mian, Luna-ya. Hari ini aku ada kerja part-time sepulang sekolah. Aku sedang ada misi untuk mengumpulkan uang. Makanya aku harus kerja lebih rajin.”

“Yaak, misimu terlalu banyak. Oh ya, buku apa yang kau pegang itu? Aku baru lihat…” Luna mengambil buku itu dari tangan Jiyeon.

“Molla. Aku menemukannya di perpustakaan. Tapi ini bukan milik perpustakaan. Di dalamnya juga tidak ada nama pemiliknya. Karena terlihat bagus, ya aku bawa saja. Lumayan untuk mengisi waktu luang.”
“Aish, yeoja ini. Bukankah waktu luangmu sudah kau gunakan untuk bekerja? Lagipula apa kau tidak capek melakukan kegiatan terus menerus?”

“Yaak, aku juga punya hari libur, ara? Setiap hari minggu aku libur total. Yang namanya hari minggu kan memang harus digunakan untuk beristirahat. Besok kan hari minggu. Jadi akan kugunakan waktu istirahatku besok untuk membaca buku unik ini.” Jiyeon mengambil buku itu kembali dari tangan Luna.

My BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang