Cahaya matahari terbit membangunkan dari tidur ku, menyadarkan ku dari mimpi indah ku tentang DIA.
Seperti biasa, mama membangunkan ku.
Seperti biasa, aku bersiap untuk berangkat sekolah.
Seperti biasa, aku sarapan dengan mama.
Seperti biasa, aku menunggu Aldy menjemputku.
Seperti biasa, Aldy membuat ku menunggu lama kedatangannya.
Seperti biasa, aku mengomeli anak itu, karena telat menjemput ku."Lo tuh ya, kerjaannya ngaret mulu, udah mau telat nih," omel ku
"Lo tuh ya, kerjaannya ngomel mulu, udah mau telat nih, gk usah bawel deh, cepetan naik. " jawab Aldy.
Motor ninja hitam milik Aldy, melintas membelah jalanan kota yang macet.
"Al, kalo bawa motor bisa pelan-pelan gk sih" omel ku sambil menepuk punggung Aldy.
"Kalo pelan-pelan nanti kita telat, Rellys. Apalagi tadi macet, kalo pelan-pelan kita bisa telat " ucap Aldy, "udah deh gk usah bawel, pegangan aja ama gua, pegangan yang erat ya.. kalo gak badan lo yang kecil itu bisa terbang ketiup angin," ucap Aldy panjang lebar, seperti mengejek ku. ya walaupun dia benar, badan ku ini memang kecil.
Akhirnya aku melingkarkan tangan ku di pinggang Aldy dengan erat, takut kalau-kalau badan kecil ku ini beneran terbang tertiup angin.
Dua puluh menit berlalu...
Aku dan Aldy tiba di sekolah, untung aja kami tiba tepat waktu.
Seperti biasa, aku dan Aldy berjalan bersama, melintasi lorong sekolah yang sepi, menuju ke kelas.
"Rellys, lo dah ngerjain pr matematika?" Ucap Aldy memulai obrolan.
"Udah lah, ngapa gitu?" Tanya ku sinis, "lo belum selesai ya... pasti mau nyontek, dasar pemalas" ejekku.
"Kok lo tau aja sih," ucapnya "iya, gua mau nyontek, boleh ya..." pintanya dengan senyuman manis diwajahnya.
Dasar, Aldy kamu tau benar kalo aku gk bisa menolak, kalo kamu udah ngeluarin senyum manis mu.
"Iya deh, gua contekin" jawab ku seolah terpaksa.
"Thanks ya rellys, lo sahabat gua yang paling baik deh." Ucap Aldy sambil mencubit pipiku dengan cukup kuat, cukup membuatku meringis kesakitan dan Aldy, dia malah lari.
"Sakit bego.." teriak ku mengomeli Aldy, "Aldy, awas ya lo, jangan lari lo" teriak ku sambil berlari dengan kaki kecilku mengejar Aldy.
"Ayo kalo bisa tangkep gua, dasar siput, lambat lo.." ejek Aldy, yang tentunya membuat ku semakin jengkel, karna tingkahnya itu.
"Aldy awas ya lo"
Aku berlari mengejar Aldy sampai-sampai...
BRUKK!!!"Aww, sakit, lo kalo jalan bisa pake mata gak sih," omel ku tanpa melihat siapa yang menabrak ku.
"Itu Sahal kamu, kenapa harus lari-lari, kamu pikir ini taman bermain," ucap laki-laki itu dengan jutek.
Suaranya seperti aku kenal, jangan bilang kalo itu DIA-?-. Yah.. bener. Kenapa harus DIA-?-yang menabrak ku.
"Rellys, lo gapapa kan," tanya Aldy. Ya, anak itu langsung menghampiri ku ketika aku terjatuh.
"Gapapa pala lo peang, sakit nih.." omel ku.
"Sudah ada yang bantu kan, saya permisi," ucap dia dengan dingin sedingin es, lalu pergi.
"Ayo bangun, ngapain lo malah duduk disini terus," ucap Aldy
"Sakit bego, gua gk bisa berdiri, kayaknya kaki gua keseleo deh," jawabku, "Aldy..." ucapku dengan senyuman manis.
"Kenapa lo, keracunan?" Tanya Aldy tak masuk akal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks My True Friend
Romansa"Rellys, Gua sayang sama lo, gua bakal nemenin lo, dan gua bakal jagain lo, gua janji, bakal selalu ada buat lo sampe desak nafas terakhir." -Aldy "Thanks ya Al lo dah mau nemenin gua, jagain gua, dan sayang sama gua. Walaupun lo usil, tapi gua ang...