Beril bernafas lega seraya mengipaskan buku tulis ke wajahnya, akhirnya dia sampai juga dikamar setelah menahan malu dan pegal karena menundukkan kepalanya lebih dari dua jam dipengajian. Padahal, Ini bukan pertama kali dia masuk pengajian, tapi entah kenapa Beril tetap saja tak bisa menghalau rasa malunya.
Malam ini jadi terasa semakin panas ketika Beril mengingat ledekkan pak ustadz tadi hanya karena dia jarang Masuk ngaji.
"Ah udahlah Ril gak usah diinget lagi." Ujar Beril pada dirinya sendiri. "Mending nulis di note HP, tiga hari lagi kan ziarah, takut lupa." Beril melanjutkan kata-katanya Ketika mulai teringat kata-kata Caca tadi sebelum pulang,
"Ril! Jangan lupa tiga hari lagi kita ziarah."
Tangan kirinya mulai bergerak-gerak memencet layar handponenya, sedangkan tangan kanannya masih sibuk mengipas-ngipas.
Ketika Beril sibuk Menulis di note handphonenya, beberapa notifikasi BBM masuk, Beberapa dari teman-teman sekolahnya, dan ada satu permintaan pertemanan. Ada sebaris nama yang tertera di sana, Putra.
Putra? Putra siapa? Beril mengernyit bingung, dahinya sedikit berkerut. Ah yaudah deh Beril accept aja. Jari-jarinya beradu bagai sudah terlatih. Lalu mulai kembali menjawab pesan-pesan masuk dari teman-temannya.
Dua menit kemudian sebuah pesan masuk. Dari Putra.
"PING!!!"
Putra tuh siapa sih? Gak ada foto profilnya lagi. Apa jangan-jangan dia abang-abang yang suka godain cewek lagi. Beril berkomentar dalam hati. Kemudian bibirnya sedikit mencibir,"Yaudah lah bodo amat!"
****
Tiga hari ternyata bukan waktu yang lama. Buktinya malam ini Beril akan berangkat ziarah. Di bahkan sudah duduk anteng di kursi bus sambil memainkan handphonenya.
"Ekhm, Anteng banget ya Ril sama HP." Caca--sahabatnya-- pura-pura berdeham.
"Apaan sih Ca." Beril tersenyum memamerkan deretan gigi rapinya, kemudian kembali terfokus menatap layar handphonenya. Jari-jarinya kembali beradu cepat membalas pesan dari teman-temannya.
Handphonenya bergetar dua kali. Tapi kali ini bukan dari teman-temannya yang tadi. Kali ini Pesan dari Putra, "PING!!!"
Memang, sejak pertama kali di Acc, Putra tak berhenti mengiriminya pesan. Membuat Beril merasa risih. "Ih gak ada kerjaan lain apa ya selain gangguin Beril." Mata Beril memicing seraya bergumam pelan nyaris berbisik, tapi Caca mendengarnya.
"Beril ngomongin Caca ya?" Tanya Caca menghardik.
"Ngomongin apa?" Beril bertanya dengan tampang bodohnya.
"Itu, katanya gak ada kerjaan selain ngerjain Beril." Caca memanyunkan bibirnya.
"Ih enggak kok! Caca salah denger kali."
"Kirain." Caca mengedikkan bahunya lalu memakaikan headset ke telinganya. Wajahnya berpaling menghadap jalanan. Sedangkan Beril buru-buru mengclose roomchatnya dengan Putra.
Ps: sorry pendek. Soalnya ada yang comment, "jangan kebanyakan di skip". Yaudah jadinya dikit deh. Sorry part yang ini di revisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candyberil
Genç KurguJika kau tanya filosofi Cinta pada ku. Maka bagiku Cinta adalah permen. dengan warna-warna dan rasa yang berbeda. Tapi, jika kau terlalu terobesi, maka bersiaplah untuk sakit gigi. Sama seperti Cinta. Manis, tapi lama-lama menyakiti. -Ini kisah perm...