01 - Prolog

91 11 8
                                    

"Jika bibir tak lagi bisa berkata, maka biarlah airmata yang bicara. Bukan munafik, tapi terkadang menjauh itu lebih baik daripada dekat tapi cuma bikin sakit."

• • •

Beril menyeka airmatanya dengan punggung tangan. Didepannya masih berdiri seorang yang bahkan mungkin pantas untuk di sebut 'bajingan'.

Seseorang yang telah menghianati sesuatu yang disebut 'Cinta'.

Entahlah, bagaimana Beril bisa-bisanya punya pacar seperti itu. Ups tunggu, masih pantaskah 'dia' di sebut pacar?. Jika iya, kenapa dia sampai tega melakukan semua kejahatannya didepan mata Beril?. Jika iya, bagaimana bisa dia bermesraan dengan wanita lain? Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia menghancurkan sesuatu yang selama ini Beril jaga dengan hatinya.

Pria didepannya menatap Beril dengan perasaan bersalahnya. Tapi sayang. Bagi Beril semua itu sudah sia-sia. Untuk apa Beril maafkan jika dia akan terus mengulang kesalahannya. Bahkan Beril sudah tidak ingat sudah berapa kali memberi 'bajingan' itu kesempatan.

"Ril, maafin aku."

"Sorry Raf." Jawab Beril sambil tersenyum getir. Senyum yang akan menyayat hati semua orang yang melihatnya.

"Jangan gini dong." Pria itu menggenggam tangan Beril yang sudah basah karena Airmatanya.

Tapi Beril tak menjawab. Ia hanya mampu menggeleng pelan. Mungkin ini saatnya, melepas sesuatu yang dia peluk erat.

Ps: Wattpat ini gue dedikasikan untuk temen gue. Sedikit-banyaknya cerita ini adalah kisah nyata dia. Semoga buat yang baca juga suka. Makasih 💞.

CandyberilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang