Chapter 5

1.8K 156 50
                                    

​Kyungsoo menangkupkan tangannya di kedua pipi. Ia menatap dirinya di cermin. Kedua telunjuknya menyentuh lembut matanya yang bengkak. Ia menghembuskan napas pelan, kejadian kemarin berputar di otaknya. Sebenarnya Kyungsoo tidak tahu jelas apa yang terjadi setelahnya, yang Kyungsoo ingat hanya pelukan Jongin yang masih dirasakannya dan juga ciuman kemarin.

Saat Kyungsoo membuka mata ia sudah berada di kamar dengan selimut putih yang menutupi tubuhnya hingga dada. Kyungsoo sudah menduga bahwa Jonginlah yang membawanya. Kyungsoo sadar setelah ia menangis ia langsung tertidur dipelukan Jongin. Tentu saja itu tidak disengaja karena saat itu dirinya benar-benar lelah.

Kyungsoo segera bangkit dari tempat tidurnya untuk bersiap. Ketika hendak meraih ponselnya ia menemukan sebuah note kecil berwarna biru teletak diatas ponselnya. Keningnya berkerut ketika melihat tulisan tangan Minseok yang begitu rapi disana.

Kyungsoo berdecak setelah membaca pesan singkat yang ditulis oleh Minseok. Ia menggeram kesal lalu kembali membacanya.

Kyungsoo sayang. Aku dan Yura berangkat sekarang, sebenarnya masih ada waktu untuk kau bersiap tapi kami ingin mengisi perut dulu jadi kami pergi duluan. Hehehe

Ps: Tadi aku sudah menitipkanmu pada Jongin. Jika perlu sesuatu panggil saja Jongin. Jongin akan mengajakmu sarapan juga, kau harus sarapan.

Minseok dan Yura

Ia menghembuskan napas dengan keras dan meremas kertas itu hingga menjadi bulatan yang tak beraturan.

Sebenarnya Minseok dan Yura ingin membuat dirinya dan Jongin kembali akur atau bagaimana? Apa mereka tidak melihat situasi?

Saat ini Kyungsoo benar-benar tidak ingin bertemu dengan Jongin. Bagaimanapun caranya Kyungsoo harus menghindari Jongin. Kyungsoo masih kesal pada laki-laki itu yang berani menciumnya. Ia menggigit bibirnya dengan keras ketika mengingatnya.

Walaupun statusnya adalah "calon suami" tapi Kyungsoo tidak menerima perlakuan Jongin yang seenaknya yang malah membuat Kyungsoo semakin membencinya.

Ia segera melangkah kekamar mandi untuk bersiap. Tak membutuhkan waktu lama Kyungsoo sudah rapi dengan pakaian sederhananya.

Ini adalah hari pertama dirinya dan teman-teman melakukan penelitian untuk tugas akhir dan ada kemungkinan waktunya akan diperjanjang tapi Kyungsoo harap itu tidak terjadi, waktu dua minggu akan cukup untuk menyelesaikan tugasnya.

Setelah mengikat rambutnya. Kyungsoo mengambil tas tangannya lalu segera menyusul teman-temannya yang mungkin sudah menunggu di depan.

Sebenarnya Kyungsoo merasa risih karena matanya yang bengkak, ia takut dihunjami pertanyaan-pertanyaan.

Kyungsoo menghela napas, ia mencoba untuk menenangkan diri sebelum menemui teman-temannya terlebih lagi bertemu dengan seseorang yang ingin dia hindari.

Baru saja Kyungsoo menutup pintu kamar, ia terkejut ketika melihat Jongin yang berdiri sambil menyenderkan punggungnya pada dinding. Kyungsoo segera merubah raut wajah terkejutnya ketika Jongin menatapnya lalu Kyungsoo mengalihkan pandangannya, matanya mencari teman-temannya yang lain namun tak ada siapapun disana.

Jongin yang menyadari itu pun segera membuka suaranya.

"Mereka sudah pergi."

Kyungsoo menghela napas. Ia mengeraskan rahangnya. Ingin sekali mengumpat. Situasinya sungguh tidak memungkinkan.

Kyungsoo tak mengatakan apa-apa, ia segera melangkah berusaha untuk menghindari Jongin yang kini mulai mensejajarkan langkahnya. Kyungsoo berdecak ketika Jongin berhasil menyusulnya dan berjalan di sampingnya. Kyungsoo sudah pasrah dan sialnya sekarang ia tidak tahu harus melangkah kemana. Ia tidak tahu tempat tujuan pertama mereka.

J For K [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang