CHAPTER 1

67 0 0
                                    

Prilly Latuconsina, Putri semata wayang dari pasangan Ully Djulita dan Rizal Latuconsina. Gadis yang dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang serta perhatian orang tuanya membuat ia sedikit manja.

Aliando Syarief, putra dari pasangan syarief alkhatiri dan Tengku resi revado. Aliando adalah sosok yang baik hati. Ia mewarisi sikap tegas ayahnya, dan penyayang dari ibunya.

Pria itu selalu memanjakan Prilly, walaupun umur mereka hanya terpaut beberapa hari, Aliando selalu bersikap lebih dewasa. Sementara Prilly selalu merasa nyaman diperlakukan seperti itu.

Prilly pov
       Prilly keluar dari kamarnya yang bercat merah muda dengan langkah yang lemas. Gadis itu menuju dapur dan meletakkan tas Selempang putihnya di kursi. Dia mengambil sandwich lalu menggigitnya perlahan.
Biasanya dia selalu semangat dalam hal apapun, tapi kali ini dia sangat lemas membuat orang tuanya bingung.
       "Ada apa, sayang? Apakah kamu sakit?"
       "Enggak apa apa ma, ini mungkin kelelahan mengerjakan tugasku. Tetangga kita tidak membantuku sama sekali." ucap Prilly dengan nada kesal."
        Wanita itu mengangguk. Memang gadis itu selalu mengandalkan bantuan dari anak tetangganya selama ini. Pria itu memang selalu memanjakan Prilly seolah gadis itu adalah saudaranya sendiri. Sementara Prilly merasa nyaman diperlakukan seperti itu.
        "Apakah kau tidak pergi? Ali dari tadi sudah menunggumu,"
        "Apakah kalian bertengkar?" tanya Mama Prilly sekali lagi karena Prilly tidak berkata apa apa.
         "Aku hanya sedang mengerjainya," kata Prilly tidak menyadari kalau pria yang sudah lama menunggunya sudah ada di sebelahnya dari tadi.
        "Oo, jadi kamu mengerjaiku ya. Oke aku tidak akan pernah menjemputnya lagi."  balas Ali.
        "Baiklah aku minta maaf, ya. Aku tidak akan pernah mengulanginya lagi." kata Prilly dengan raut wajah agak sedih dan memelas.
        "Baiklah kita seri," balas Ali sambil tertawa.
         "Oo jadi kamu juga mengerjaiku y."
          "Ayolah, sekarang kita pergi jalan jalan, dari tadi malah bicara terus." timpal Ali.
           Mereka pun berjalan jalan. Berada sedekat ini dengan Prilly membuat Ali merasa nyaman. Mereka berjalan dengan langkah yang ringan. Prilly terkejut melihat seorang laki laki yang ia ketahui bernama arbani yasiz berjalan mendekati dengan tatapan yang tidak diketahuinya.
           "Apakah aku boleh berbicara denganmu malam ini?" tanya arbqni.
            "Tentu saja boleh, dimana kita bertemu?" Prilly pun bertanya.
            "Di kafe biasa," balas Arbani
            "Baiklah, jam 7 y," timpal Prilly.
Ali yang seperti dikacangin, pun melihat Prilly dengan muka yang sebal.
            "Kenapa wajah kamu ditekuk begitu, ada yang salah?"
            "Ya iyalah, masa dari tadi aku gak diajakin malah di diemin."
             "Ya udah maaf. Ya udah kita pulang yuk."
             "Ya." balas ali dengan wajah yang cemberut.
 
Mereka pun pulang kerumah tanpa bicara sedikitpun.

Kenapa wajah Ali berubah seperti itu? Apakah dia marah karena aku janjian sama Arbani? Pikir Prilly dalam hati.

Arbani prov
     Seorang pria yang sangat tampan berusaha mendekati Prilly, hanya untuk membalaskan dendam kedua orang tuanya yang meninggal karena orang tua Prilly. Dia berpikir ingin menghancurkan hatinya.

###
Maaf ya kalau kependekan
Soalnya baru belajar
Jangan lupa vote dan comentnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU BUKAN DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang