Prolog
🌏 Dimana letakmu? Aku ingin segera menemukanmu.
■●■
Matahari masih bersembunyi di balik selimutnya. Bulan yang mulai menghilang meredupkan sinarnya. Suara para penghuni malam tak terdengar beralun. Embun menetes dengan anggun menyusup pada setiap celah tanah yang ditemukan.
Udara sejuk menerpa wajah gadis yang sedang menelusuri pikirannya di dalam sebuah mobil yang melaju sedang, menuju bandara di Kota. Gadis remaja yang berparas sederhana namun memperlihatkan betapa lugu dan cerdiknya ia. Helai rambut nya yang hitam pekat jatuh mengganggu lamunan singkatnya. Ia membiarkan kaca mobilnya terbuka membuat pendingin alami bekerja dengan sangat baik.
Suasana pedesaan tempat tinggalnya saat ini mengantarkannya pergi ke Negara orang tuanya. Kata nenek akan ada yang menjemputku disana. Batin gadis itu.
"Non Xellyo, besok kalau sudah sampai sana, kabar- kabari ya non." Suara supir pribadi nenek nya yang usianya tidak pantas disebut muda lagi tengah memecah heningnya perjalanan. Supir ini sudah mengabdi pada keluarga gadis yang bernama Xellyo itu sejak dulu. Xellyo atau lengkapnya Axellyo Leavora dan gadis itu sendiri lebih memilih nama yang mudah untuk dirinya sendiri, Lea.
"Hm, iya Mang Ono, pasti aku kabari. Tolong jaga nenek ya Mang." Sahut Lea dari kursi penumpang tanpa ekspresi lebih kepada supirnya yang sangat mungkin bernama Ono.
"Iya non, pasti itu. Kalo sudah selesai tujuannya langsung balik non, kasian nyonya sendiri di rumah."
"Kan ada Mang Ono sama Bi Ijah, ya doain aja semoga cepet kelar masalahnya."
Lea siap turun dari mobil sesampainya di bandara. Ia mengambil koper abu- abu yang dipegang Mang Ono dan baru saja diturunkan dari bagasi mobil. Lea mulai melangkah menuju bagian dalam bandara sambil berusaha memberantas rasa khawatirnya yang menelusup entah sejak kapan.
Rambut panjangnya yang lurus dengan potongan rata sepunggung menghiasi langkahnya. Ia menggunakan sweter abu- abu yang panjangnya hampir sampai lutut dipadu dengan jeans hitamnya. Tidak lupa dengan headfon biru laut yang sudah melilit lehernya sejak ia berangkat. Tangan kanannya menarik koper, sedang tangan lainnya menjadi tempat untuk menggantung syal merah jambunya.
Iris matanya yang abu- abu itu mendeskripsikan apa yang ia lihat lewat pikirannya. Hingga ia ingat akan sesuatu, ya ampun Mang Ono! Lea memutar tubuhnya menghadap ke supirnya yang juga mengikuti langkah Lea dan membuat supir itu menghentikan kakinya.
"Mang Ono nganterinnya sampai sini aja, makasih ya Mang. Xellyo bisa kesana sendiri kok." Lea memasang senyum manis pada wajah pucat berserinya dan segera berbalik menuju lobby bandara setelah mendapat beberapa anggukan dari Mang Ono.
Mang Ono terus memandang Lea atau Xellyo hingga ia memasuki lobby bandara. Setelah memastikan Lea aman, barulah ia pergi dari bandara.
Lea melihat sekeliling lobby, setelahnya ia mencari tempat duduk yang pas dan mulai menggantungkan headphone miliknya ke kepala. Suara suara dari microfont terdengar menggema. Headfon nya yang mengalunkan musik dengan judul In The Name Of Love sengaja volumenya dibuat serendah mungkin, sehingga suara langkah kaki berlalulalang masih dapat terdengar.
Suara microfont terdengar lagi, dan menunjukan sebuah tujuan yang Lea pilih akan segera take off. Lea segera menarik kopernya dan berjalan menuju dimana benda mati yang akan membawanya ke tujuan, berada. Beberapa menit kemudian pesawat yang ia tumpangi lepas landas. Lea duduk memandang lautan awan sambil memegang sebuah kertas berwarna hijau tosca. Terdapat beberapa tulisan disana."Nek, Lea janji akan membawa apapun yang ada di balik pintu itu nanti." gumam Lea.
Pesawat itu terbang menembus jutaan molekul awan menuju, Italia.
♡♠♡
Terima Kasih untuk orang" yang sudah mendukung pukis dalam menentukan cover.. ^_^ Tanpa kalian mungkin pukis udah bingung buat milih cover
#curhat
Untuk yang membaca atau sekedar mampir minum kopi, terima Kasih banyak,,, pukis berharap ada bekas sidik jari para tamu
#berharapamat
#coratcoretzonagaris
Salam dari Pukismiss_d
😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BOX SHADOW The Truth Of Line
Fanfiction#fiction #riddle Menemukan sebuah teka-teki yang membawa para tokoh membuka sebuah masa lalu yang telah lama hilang. Garis- garis yang diantar kepada sang pemilik, sebagai kunci dari masing- masing pintu masa lalu. Misteri hilangnya lukisan be...