I know her name!
◀◁ I will get you sweety ▶▷
🎃•●•
"Semua berjalan sesuai rencana, tapi ada satu hal yang belum aku yakini, Putri sulung dari wanita itu belum bisa kucari tahu".
"Ke,"
Ting Tong. Suara bel pintu menghentikan kegiatan Axe sejenak. Telepon rumah yang ia jepitkan pada pangkal bahu itu bersuara tanpa didengar oleh Axe. Kemudian ia kembali dan tak menghiraukan suara bel pintu itu."Kepemilikan benda yang kalian cari ada pada pu," Ting Tong. Terdengar lagi, mengganggu sekali.
"Hallo? X?" Suara dari seberang menyadarkan diamnya Axe.
"Kita lanjutkan nanti." Klik.
Axe beranjak dari kursi kamarnya setelah meletakkan teleponnya.Ting tong.
"Wait, please!" Lea berlari menuju pintu utama. Terllihat Lery mengintip dari dapur. Sedang Axe yang tadinya berniat untuk membukakan pintu untuk tamu, hanya berdiri menyandarkan tubuhnya di pintu kamarnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada dengan tatapan yang selalu sama, datar.
Jika kalian tanyakan bagaimana makan malamnya, sempurna. Mereka mulai akrab, Lea dan Lery pastinya. Karna jelas Axe memilih menikmati makanannya dengan hikmat dan sesekali menjawab pertanyaan Lery dengan singkat, jelas, dan padat.
Saat Lea membuka pintu, sayangnya ia tidak menemukan seseorang, hanya sebuah benda yang, aneh? Lea belum mengambilnya, ia memastikan setiap lorong, dan melihat ke lift yang memang terlihat dari pintu.
"Siapa?" Axe sudah berada tepat di belakang tubuh mungil milik Lea. Ia tidak sabar menunggu lambatnya gadis ini menerima tamu, bisa sajakan itu tamunya.
"Tidak ada." Tanpa menoleh pada Axe, Lea mengambil benda itu dan berlalu masuk ke kamarnya dengan segera.
"Hey! Apa itu?" Axe menaruh pandangan pada punggung Lea yang berhenti akibat panggilan Axe.
"What?" Lea menautkan keningnya tanpa menoleh.
"Apa yang kau bawa?" Axe semakin penasaran dengan sesuatu yang di bawa Lea. Terdengar dari suara Axe yang mengintrogasi tanpa di sengaja.
Lea tersenyum lalu berbalik menghadap Axe yang memandangnya datar. Semua akan baik-baik saja, Xell. Pikir Lea.
"Ouh, ini entahlah, hanya sebuah kotak bertuliskan namaku. Mungkin paket dari nenekku di Indonesia. Apa kau mau mencoba melihat isinya?" Lea menyodorkan kotak merah marun dengan tulisan Xellyo yang berada tepat di ujung kotak. Axe memandangi kotak itu, lalu beralih pada sepasang manik abu abu milik Lea. Keningnya berkerut samar, mencari alasan kecurigaan nya pada wajah Lea. Namun yang ditemukan Axe hanya setitik kebahagiaan di manik mata abu abu milik Lea.
"Tidak." Axe berjalan menjauh dari posisi Lea. Bermaksud menuju kamarnya, namun matanya menangkap sesuatu akibat gerak refleks dari seseorang di dapurnya. Axe menghiraukan itu.
☏
Lea menutup pintu kamarnya dengan tidak lupa menguncinya dari dalam. Ia langsung menuju bed sofa masih sambil membawa kotak merah marunnya. Dengan sekejap tutup kotak itu telah terbuka, menampilkan secarik kertas bertuliskan beberapa kata dan sebuah pigura berlukiskan, kapal dayung? Oh, gondola sepertinya benar.Lea menautkan kedua alisnya. Gambar kapal? Maksud nenek apa? Tidak masuk akal. Aku harus menghubungi nenek. Tandas Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOX SHADOW The Truth Of Line
Fanfiction#fiction #riddle Menemukan sebuah teka-teki yang membawa para tokoh membuka sebuah masa lalu yang telah lama hilang. Garis- garis yang diantar kepada sang pemilik, sebagai kunci dari masing- masing pintu masa lalu. Misteri hilangnya lukisan be...