Mahasiswa Baru

18 3 1
                                    

"Ting tong! Ting tong!" bel rumah tante Sri berbunyi. Aku dan tante Sri yang berada di ruang tamu mendengarnya.

"Wah, kayanya Bintang udah pulang nih! Bentar tante buka pintu dulu ya."

"Yeay, kak Bintang pulang. Akhirnya ketemu juga. Eh, eh, Gak usah tante, biar Viola aja yang bukain. Tante duduk sini aja yang anteng." Aku bangun dari dudukku dan menghampiri pintu.

Aku pun membuka pintu perlahan-lahan. Saat yang kutunggu tunggu akhirnya tiba. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan teman masa kecilku. Aku sangat merindukannya. Pintu pun telah terbuka.

"Kok, kak Bintang pake baju delivery pizza ya. Kaya gak ada baju lain aja. Bawa pizzanya juga lagi. Oleh-oleh kali ya." Aku bergumam dalam hati.

"Hai! Kak Bintang." Sapaku.

Cowo itu pun menoleh.

"Eh, mba. Maaf ini pesanannya." Cowo itu memberi pizzanya kepadaku.

"Hah? Pesanan? Kak Bintang ini apaan sih? Ayo, masuk udah ditungguin tante Sri, aku juga udah gak sabar pengen ngobrol sama kak Bintang."

"Maaf mba, salah orang mbanya. Saya bukan Bintang, saya cuman pengantar delivery pizza. Ini mba tolong diterima!" Cowo itu yang dikiraku kak Bintang ternyata seorang pengantar pizza.

"Oh, maaf mas. Bukan kak Bintang ya. Hehe. Jadi malu saya. Maklum belum pernah ketemu lagi sama kak Bintang, jadi gak tau mukanya sekarang kaya apa. Tunggu sebentar ya, mas." Wajahku memerah menahan malu dan aku pun masuk ke dalam untuk memanggil tante Sri.

"Aduh, oon banget sih gue. Udah tau pake baju delivery pizza, ya kali kak Bintang pake baju begituan. Mikir dong harusnya lu. Malu banget gue." Aku bergumam dalam hati.

"Tante, itu ada delivery pizza dateng." Aku memanggil tante Sri.

"Ohh iya! Tante tadi beli pizza buat kita berdua makan. Bentar .... (Mencari uang didalam sakunya) nihh uangnya." Tante Sri memberi uangnya kepadaku.

"Tante, tante cantik deh. Tante aja ya yang ngasih duitnya. Aku malu hehe." Aku membujuk tante Sri.

"Malu kenapa?" Tanya tante Sri.

"Nanti aku kasih tau tante. Tapi, tante aja ya yang bayar aku gak mau ketemu sama mas masnya." Bujukku sekali lagi.

"Ya udah sini uangnya."

"Makasih tante, hehe."

Tante Sri memberi uang dan menerima pizzanya, lalu masuk kedalam menuju ruang tamu.

"Ayo sini kita makan. Sambil cerita ada apa sih tadi." Kepo tante Sri.

Aku pun mulai cerita kejadian memalukan yang baru saja terjadi. Tante Sri pun tertawa dengan apa yang aku alami. Setelah tertawa tante Sri reda, tante Sri bangun dari duduknya dan masuk ke sebuah kamar. Tante Sri lalu membawa sebuah foto dan diberikan kepadaku.

"Ini Bintang sekarang. Maaf ya tante lupa mau ngasih tau kaya apa Bintang sekarang."

"Wah, kak Bintang ternyata sekarang ganteng ya, tante."

...

"Viola! Viola bangun!" tante Sri mencoba membangunkanku yang ketiduran.

"Ngg, iya tante, ada apa?" Jawabku setengah sadar.

"Udah jam 8 malam, kamu gak ke kontrakan? Besokan kamu hari pertama masuk kuliah. Kalo mau kekontrakan tante saranin sekarang aja mumpung masih jam 8 masih rame dijalan. Apa kamu mau nginep disini?" tanya tante Sri kepadaku.

Dengan hati terpaksa aku pun bangun dari tidurku. Aku duduk dan mengucek-ngucek mataku.

"Udah malem ya tante? Aku kekontrakan aja tan, soalnya kan barang-barang yang harus besok dibawa ada dikontrakan. Ohh iya tante. Kak Bintang udah pulang kan? Dimana dia? Kok tante gak bangunin aku." Aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari kak Bintang.

"Bintangnya belum pulang, Vio. Katanya nanti malem banget sampenya."

"Yah, belum pulang ya. Ya udah deh aku disini aja nungguin kak Bintang."

"Eh, jangan. Besok kamu harus kuliah, nanti kamu terlambat kuliahnya. Besok hari pertama loh, Vio. Kamu juga kan harus beres beres apa yang mau dibawa besok. Besok kan Bintang udah pulang, nanti juga tante nyuruh Bintang buat nganterin kamu ke kampus."

"Tante, serius? Asikkk! Tapi tante aku kan ada motor."

"Emangnya kamu tau jalan?"

"Hehe, gak tau tante."

"Nah, makanya seminggu ke depan dianter sama Bintang dulu. Ya udah gih sana pulang keburu malem banget ntar sepi."

"Oke deh, tante. Aku pulang dulu ya. Assalamualaikum." Aku bersaliman dengan tante Sri.

...

*Author Pov

Jam sudah menunjukkan pukul 06:30 Viola pun keluar rumah untuk menunggu kak Bintang. Dengan menggunakan kemeja putih, rok hitam dan sepatu hitam Viola sudah tidak sabar ingin bertemu kak Bintang. Udara segar yang Viola rasakan menambah kesenangan hatinya. Tidak lama kemudian datang seorang cowo memakai motor ninja dan helm menghampiri Viola.

"Maaf bang. Saya gak ngojek. Saya dianter sama sahabat saya, ini saya lagi nunggu. Sekali lagi maaf ya bang." Viola tidak mengetahui cowo dibalik helm itu adalah kak Bintang.

Kak Bintang pun membuka helmya.

"Yakin gak mau bareng?"

"Eh, yaampun. Kak Bintang. Hehe. Maaf maaf kak, aku kira tukang ojek."

"Masa iya tukang ojek keren gini, pake ninja lagi."

"Hehe, aku kira kan namanya Jakarta tukang ojeknya juga elit pakenya ninja. Aku seneng banget kak akhirnya kita bisa ketemu. Kak Bintang makin cakep deh." Goda Viola.

Kak Bintang pun tersenyum simpul.

"Kak Bintang ada banyak yang aku pengen ceritain ke kak Bintang. Udah lama banget kita gak ketemu, akhirnya rasa rindu aku terbayarkan sekarang, aku ma...." Ucapan Viola terpotong oleh kak Bintang.

"Viola, bawel kamu ternyata gak ilang-ilang. Sekarang udah mau jam 7, ayo kita berangkat nanti kamu terlambat."

"Ohh iya, ya udah aku naik ya kak." Viola menaiki motor kak Bintang.

Selama perjalanan Viola bercerita apa pun yang sudah dilewatinya tanpa kak Bintang. Tetapi, lama kelamaan Viola sadar kalau ceritanya itu tidak sepenuhnya didengarkan. Viola merasakan ada yang aneh dalam diri kak Bintang. Kak Bintang yang ia temui ditelepon sangat berbeda dengan kak Bintang yang sedang ia temui ini.

Didalam telepon, kak Bintang tidak sediam dan sedingin ini. Viola pun mulai diam.

"Ada apa dengan kak Bintang? Kenapa gue gak melihat diri sendirinya kak Bintang? Kenapa sekarang kak Bintang berbeda? Kak Bintang yang dulu gue kenal gak kaya gini. Dulu dia selalu suka kalau gue bercerita. Tapi, kenapa sekarang cerita gue malah diabaikan? Apa karena tumbuh dewasalah yang merubah segalanya?" Gumam Viola dalam diamnya.

Tidak lama kemudian Viola sampai di depan fakultas impiannya. Kak Bintang dan Viola menempati fakultas yang sama namun beda jurusan.

Viola adalah salah satu murid yang mendapat SNMPTN. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Viola. Viola mendaftarkan dirinya ke Universitas yang diimpikan oleh setiap orang.

Universitas Garuda adalah kampus baru Viola. Viola sangat yakin bahwa dirinya memilih untuk masuk ke jurusan TV dan Film. Viola sangat bersyukur ia dapat diterima di jurusan ini. Alasan Viola memilih jurusan ini adalah ketertarikan dan kesenangan Viola terhadap dunia perfilman. Entah kenapa Viola sangat senang membuat Video dan menulis cerita.

Hari pertama masuk kampus ini, Viola diberi arahan dan bimbingan oleh seniornya tentang segala yang ada di Universitas ini. Viola juga dituntun untuk mengelilingi fakultas TV dan Film ini. Agar mahasiswa baru dapat lebih mengenal kampusnya. Viola bersyukur tidak adanya senioritas disini.

"Syukurlah kakak-kakaknya baik-baik. Gak ada senioritasan. Hmm tapi, ada kali ya disini, tapi gue belum nemuin aja. Semoga gak ada deh." Gumam Viola dalam hati.

Vlog To BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang