Setelah sholat ashar, Indra dan temen-temen berlari bergegas menuju kamar mandi untuk mengantri giliran agar tidak terlambat ke masjid.
"yes..!! Ana awwalan"
"yeey ana kadzalik" ujar Indra dan salah seorang temannya yg tiba lebih awal. Seusai mandi dan kembali ke kamar, terlihat Aziz dengan santainya sambil membaca buku.
"eh Ziz ente tuh santai amat jadi orang..!?, istihmam sono ntar terlambat baru taurasa nte...haha" tanya Indra sambil tertawa kecil.
"yaelah santai ajalah, hidup itu jangan diambil pusing bro lagian ana kan lagi ta'allum" jawab Aziz.
"yaelah yahanu ta'allum nte Ziz mending istihmam dulu ba'dahu berangkat ke masjid naah sambil nunggu baru ta'allum kan bisa"
"oh iya yah, yaudah ana istihmam awwalan lah.
"eh Ziz!"
"apaan lagi sih!?"
"tuh liat, dah jam berapa tuh? Haha"
"ya Allah tinggal 15 menit lagi jaros taakhor" bergegas Aziz ke kamar mandi dengan rasa kesel bercampur dengan kecewa melihat antrian yang panjang.
"ya Allah...antrian atau gerbong kereta niih towil jiddan ...bisa taakhor niih".
Saat tiga menit sebelum bel terlambat berbunyi, salah seorang mudabbir koar-koar mengangkat suara
"mabna alighar 'ala hisabi 'asaroh kullun yadzhab ilal masjid...!! Wa man yataakkhor...lahum iqoobun syadiidun!! Wahid...istnani....tsalasa....arba'a..." sambil tergesah-gesah Aziz dan kawan-kawan yang lainnya memakai pakaian sholat sambil berlari.
"wal akhir....'asyaroh...almutaakhir liyakum amami".
"yaah taakhor....sababuka nih istihmam qodim jiddan" ujar Aziz ngatain salah seorang temennya saat di berdirikan.
" laba'sa Ziz pengalaman haha"
"hus...ngawur nte kena iqob kita niih"
"wal 'an inhirof 'alal ard khomsatul marrots, wa hadza iqob al awwal, wa tsani iqtub insya' an liyajma' hadzihi lailah fahimtum?" ujar mudabbir memberi hukuman
"fahimna al akh" jawab Aziz dan kawan-kawannya."الوقت كالسيف إن لم تقطعه قطعك"
"Waktu itu bagaikan pedang, apabila kamu tidak memotongnya, maka kamu yang akan terpotong oleh waktu"***
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA RINTIHAN HATI KECIL
SpirituellesHati adalah yang mendasari dari buahnya hidup, maka hargailah Hatimu. Sebuah cerita santri yang lika liku.