Prolog

357 30 26
                                    

"Hiks..hiks..slurp slurp...."

Gadis itu terus menangis entah berapa banyak air mata yang bercucuran dan tissue yang digunakannya. Gumpalan-gumpalan tissue berisi cairan memyedihkan itu berserakan diatas ranjang tidurnya.
Di rasa sudah cukup ia menangis, gadis itu memejamkan matanya dan mencoba masuk ke alam mimpi diiringi sesengukkannya. Ia terlalu lelah dengan semua ini.

Arani Kyoto memasuki sekolah bergengsi dikotanya. Siapa yang tak tahu dengan Gellian High School, sekolah dengan fasilitas yang lengkap dan para pengajar yang baik. Tentunya para penghuni alias murid-murid disini merupakan golongan menengah-atas.

"Ah, shit!" Ara merutuki dirinya sendiri yang lupa membuat tugas kimia mengingat semalam ia menenggelamkan diri dengan hanya menangis. Sesampainya dikelas Ara langsung mengerjakan tugasnya dengan cara mengcopy-paste seorang teman yang menjadi andalan kelas jika ada PR, Dena Gerrad.

Arani bukanlah gadis yang pandai bergaul, pintar ataupun tenar(tanpa sepengetahuannya). Tapi semenjak ia ditembak di dilapangan Gellian High School oleh laki-laki yang populer disekolahnya, detik itu juga kehidupannya berubah.

Semua murid penasaran siapa gadis yang bisa membuat laki-laki paling populer disekolahnya jatuh hati. Banyak yang iri dan benci tetapi banyak juga yang mendukung mereka berdua.

"Tumben Gio nggak nganter sampe depan kelas?" Tanya Dino, cowok yang paling cerewet dikelasnya. Kebiasaan Gio yang selalu mengantar Arani kedepan kelas membuat hati Arani berdenyut nyeri. Arani mengalihkan perhatiannya dari buku catatan kimia Dena, menatap Dino.

"Anjirrr!! Mata lu sembab parah. Kenapa? Cerita sama gue cerita?" Pekik Dino.

"Gue nggak kenapa-kenapa." Jawab singkat dengan nada datar. Arani kembali melanjutkan kegiatan copy-pastenya.

Jawaban itu membuat Dino mengerti kalau temannya tidak mau diganggu. "Ok, cepet balik ceria ya Ra."

"Apa mungkin mereka lagi tengkar ya? Jangan-jangan Gio selingkuh lagi? Aduh Ara temen gue yang imut." Gumam Dino.

***
ARANI KYOTO

Nama gue aneh ya? Nggak nyambung lagi. Gara-gara nama yang gue punya semua orang pada penasaran sama gue. Ini berkat Nenek sama Kakek gue yang pengen ada campuran Indo-Japan yang tadinya Arumi jadi Arani. Berkat nama ini juga gue ketemu sama dia.

Dia yang gue maksud adalah Dergio Abraham. Cowok tampan juga populer di Gellian. Yang entah kesambet apa nembak gue tanpa sepengetahuan gue. Waktu itu gue cuma tau orang dan namanya aja nggak terbesit sedikitpun kalau dia bakalan naruh hati sama gue. Gue cuma murid biasa dengan tampang pas-pasan, prestasi yang minim dan teman yang nggak banyak, ya gue ga terlalu tertarik bergaul dengan banyak orang.

Ini bener-bener ngebingungin dan gue sempet berpikir kalo "Gue Bahan Taruhan". Hell yeah, jangan terbang dulu kalo ujungnya jatuh. Kayak yang banyak di novel-novel kan gitu. Wajarkan kalo gue nethink duluan secara gue itu cuma butiran debu dan pangeran tampan datang menjemput. Gue sekarang mikir apasih yang Gio liat dari gue?

Cantik? Kagak.
Pinter? Kagak.
Populer? Kagak.
Badan bohay? Kagak.

See? Nggak ada yang bisa di banggain dari seorang Arani Kyoto.

Tepat pukul 10:00 dering bel Gellian High School berbunyi menandakan istirahat. Para murid sekolah itu keluar dari kelas mereka masing-masing dengan berbagai macam tujuan seperti kantin, koridor, taman, balkon atau yang lainnya.

Tapi hari itu sedikit berbeda dimana para murid berjejer di atas balkon dan melihat ke bawah, lapangan. Para murid menerka-nerka apa ada event mendadak atau? Tapi itu mustahil melihat properti yang disiapkan dan yang berdiri disitu.

MY SADISTIC GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang