- TWO

12 2 0
                                    

Belasan tahun setelahnya..

            "Anak aku butuh setidaknya dua pasang baju itu. Apa bisa kamu atur Gi?"

            Grilya mengangguk keras lalu berjalan ke arah hanger baju atasan serta bawahan yang terlalu-terlihat-maskulin untuk anak berumur 4 tahun. Ia masih terus kebingungan mencari setelan untuk seorang Aldjorus junior.

            "Arga bagaimana?"

            Grilya menjatuhkan seluruh tumpukkan pakaian yang ia bawa sehingga semua pakaian tersebut tergeletak begitu saja.

            "Oh sorry, we are still fine Ben," Grilya tersenyum lalu kembali mengambil seluruh pakaian yang terjatuh.

            "Aku ada satu jas Armany yang bagus untuk anak kamu, if you don't mind tolong anak kamu diajak sekalian ke sini, supaya aku nggak susah memilihkannya."

            "Okay, besok aku akan ajak dia kemari. Thank you Gi," Ben mengecup kedua pipi perempuan itu lalu pergi dari gedung besar itu dan memasuki mobilnya. Ia ingin menutup pintu mobilnya namun tertahan seseorang. Dr. Arga Tradata.

            "Loe udah punya anak? For holly hell kapan loe melakukannya dengan dia?"

            Ben keluar dari mobil lalu tertawa mendengar satu-satunya lelaki yang paling bodoh dengan melepas satu-satunya perempuan yang pantas ia dapatkan. "Lo kapan punya? For holly hell loe menggantungkan Giya?"

            Arga menyikut perutnya lalu Ben meringis karena merasa tangan berotot lelaki itu terlalu keras menyikut perutnya yang sepertinya memiliki otot yang sama kerasnya.

            "Good muscle, dan yang jelas gue tidak menggantungkan dia. Dia menolak gue kembali," Arga menghembuskan napasnya.

            Ben kembali tertawa, "Lo bodoh dulu. Sangat bodoh. Membuang apapun yang seharusnya lo miliki."

            Arga menarik rambutnya ke belakang dan memperlihatkan wajah frustasinya. Ben mengajaknya duduk di dalam mobil lalu kembali berbicara, "Sometimes lo harus tahu which is your priority for your future dan mana yang disebut dengan pelengkapnya—cinta, of course."

            Arga menatap ke bawah jok mobil lalu menyunggingkan senyumnya, "Gue berhasil membedah jantung dan organ hati lainnya dengan tepat sebanyak hampir tiga puluh kali operasi besar dalam kurang lebih satu bulan dan beberapanya gue mengelola intern rumah sakit gue. Tapi gue belum bisa menangani hati perempuan satupun."

            "It means you wanna looking for someone else?"

            "I've tried dan susah karena seorang dokter mana yang tidak terpikat dengan model dan actress itu? And on point, model mana yang akan mau dengan dokter yang dulu sangat mencampakkannya—karena dulu gue bodoh."

            Ben kembali tertawa, "Seperti seakan-akan lo suka dia karena dia sudah dewasa sih tepatnya. Giya memang cantik dari dulu see?" Ben kembali menambahkan, "Dokter bedah seperti lo memang perlu diberi pelajaran karena bodoh dan salah memilih jantung yang seharusnya disimpan—kali ini lo salah karena tidak menyimpannya dalam suhu yang tepat. Jantungnya hilang."

            Arga yang kini giliran tertawa sangat lepas—sangat sehingga ia tidak dapat melepaskan kata-kata yang sedari tadi ia katakan berkata setelahnya sambil terbahak-bahak, "You've told me but you haven't yet do that."

            "Sebenarnya siapa yang salah pilih istri di sini?"

••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PLUIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang