Part I : The Reason

30 11 21
                                    

Pukul 14:00 menjelang jam pelajaran berakhir. Dua orang murid duduk tanpa alas di sudut lantai 3 gedung sekolah. Seorang murid laki-laki dan seorang lagi murid perempuan.

"Kau ini, apa yang kau lakukan?" tanya seorang murid laki-laki tersebut.

"Mengobatimu" Jawab murid perempuan itu sambil tangannya terus memberikan antiseptik pada beberapa luka di tangan murid laki-laki itu.

"Iya aku tau, tapi kenapa?" tanya murid laki-laki itu heran.

"Karena aku seorang anggota klub palang merah sekolah dan aku mau melakukan ini" jawabnya lagi dengan singkat.

"Aarhh.." murid laki-laki itu sedikit kesakitan.

"uups, apa itu sakit?"

"apa kau benar-benar anggota klub palang merah sekolah, kau terlalu kasar untuk melakukan pengobatan" gerutu murid laki-laki itu.

"Dan kau cukup berisik untuk seorang pasien" balas murid perempuan itu.

"Mi-ka, Mika. Namamu Mika?" tanya murid laki-laki itu.

"Hmm. Ya, dan kau Bara. Iya kan?"

"Wah apa aku begitu terkenal? Padahal aku tidak memakai name tag di dada tapi kau tahu namaku" ucap Bara sedikit bangga

"Tentu saja itu karena kau murid yang cukup bermasalah di sekolah ini" jawab Mika mengejek.

"Aah terima kasih, itu 'pujian' yang bagus"

"Hehe.. Kau memang pantas untuk itu" jawab Mika tersenyum lebar

".... Tunggu, apa kau sejak tadi memperhatikan.... Name tag ku (Dada) ?" Ucap Mika malu bercampur kesal.

"Mm.. ya, itu karena kau tidak terlalu 'terkenal' seperti aku" jawab Bara santai.

"Dasar kau!!"
*Sreet (Mika mengikat perban dengan kencang di luka Bara lalu pergi menjauh dari Bara)

"Aarrhhh... Kau ini, sakit tauuu!!!" Bara mengeluh kesakitan.

"Hei..!! Berhenti di situ" teriak Bara sambil berusaha berdiri untuk mengejar Mika. Sementara itu Mika terus berjalan dan menggerutu karena kesal.

"Eerrrghh apa-apaan yang dia lakukan, benar-benar tidak sopan, memandangi dada seorang wanita. menyebalkan. Aaaaarrhh dasar bodoh" gerutu Mika dalam hati sambil berjalan dengan pipi digelembungkan.

"Hei Mika!! berhenti" panggil Bara lagi

"Hei!! setidaknya kau jangan meninggalkan peralatan pengobatanmu begitu saja" ucap Bara mengingatkan.

"'Uups, aaarrh bodoh sekali aku meninggalkan peralatanku. Zzzzz.. ini benar-benar karena dia si brengsek Bara!!"

Mika lalu berbalik arah untuk mengambil peralatannya. Langkahnya sangat cepat dengan pipi memerah yang tetap menggelembung seakan kereta yang siap untuk menabrak Bara.

"Hahahaha.. dasar ceroboh" ejek Bara saat berpapasan dengan Mika yang tampak malu bercampur kesal.

"Uuurrhh.. menyebalkan" Mika semakin kesal.

***

"Kau mesum!!" ucap Mika pelan dengan nada kesal saat berjalan di sebelah Bara usai bel pulang sekolah berbunyi.

"Tidak" jawab Bara dengan enteng.

"Mesum!!"

"Tidaaak"

Student's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang