Part III : the answer

11 8 1
                                    

Jam sekolah berakhir. Murid murid mulai meninggalkan kelas, meskipun ada beberapa yang masih asyik di dalam sana.
Mika, sedikit cemas. Ingin rasanya ia segera memastikan dan menghilangkan kecemasan itu namun ia memilih menunggu sedikit lagi.

Dari dalam kelas itu Mika melihat Gevani berjalan ke arah tangga menuju lantai 3. Semakin menjadi jadi saja kecemasan dalam dirinya.

"Bara bodoh.. kenapa dia melakukan hal seperti itu lagi sih" ucap Mika pelan

***

"Aaiih lama sekali.. hampir aku pulang karena bosan menunggu" ucap Bara yang sedang bersandar di dinding lantai 3

"Kalau kau pulang kuanggap kau si telur busuk bermulut besar" jawab Gevani yang baru saja tiba di lantai 3

Bara berjalan mendekati Gevani hingga tepat dihadapannya.

"Sayangnya aku bukan May, yang bisa kau takuti dengan gertakan 'lucu'mu itu hehe.." ejek Bara

Gevani benar-benar jengah, emosinya memuncak.

"Banyak bicara kau!!"

*Buaakh

Satu pukulan pembuka mendarat di wajah Bara, diikuti beberapa pukulan berturut-turut. Gevani menghajar Bara.

Bara tidak tinggal diam, semampunya ia menahan dan berusaha membalasnya. Namun Gevani terlihat terus menerus menghajar tanpa ampun.

Saat itu di lantai 3 sangat sepi dan memang hampir selalu begitu. Namun tanpa mereka sadari ada seorang yang diam-diam mengintip mereka berkelahi. Mika.

***

"Sialan..." Ucap Gevani

"Ehehe.. ukh.. hukh" Bara tersenyum dengan beberapa luka

"Untuk ukuran pecundang, kau cukup merepotkan.. haah hah" Gevani terlihat lelah

"Terima kasih.. hee" jawab Bara walaupun jelas terlihat ia lebih banyak dihajar Gevani

"Ayo cepat selesaikan bodoh.." lanjut Bara

"Eerrhh.." Gevani kembali menyerang

*Buuakkh.

Pukulan tiba-tiba dari Bara menghentikan perkelahian itu. Pukulan terakhir yang cukup keras menghantam rahang Gevani.

Gevani terjatuh dan tidak bangkit lagi, begitu pun Bara.

***

Beberapa menit sebelumnya. Mika.

"Bara benar-benar datang. Apa mereka akan berkelahi?"

"Bodoh sekali Bara, padahal kemarin baru saja babak belur. Sekarang dia cari masalah lagi."

"Ayolah Bara, jangan bertindak bodoh. Berhenti sekarang sebelum Gevani menghajarmu"

Tidak lama kemudian,

"Aah.. tidak! Gevani menghajar habis-habisan"

"Ayolah, Bar! Jangan biarkan dia menghajarmu begitu"

Mika terus saja mengintip dari persembunyiannya. Beberapa menit perkelahian terjadi dan Mika melihat Bara dihajar habis-habisan.

"Bar.. apa kau baik-baik saja.."

"Kenapa kau masih bisa tersenyum begitu, bodoh"

"Seharusnya kau pura-pura pingsan saja agar Gevani berhenti menghajarmu.."

"Kau itu... membuatku cemas"

"Oh tidak!! Gevani akan menyerang lagi!!"

Mika menutup mata tidak sanggup melihat apa yang akan terjadi.

Student's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang