Di sanalah ia berdiri. Di depan rumahnya yang besar, menatapi tempat tinggalnya terlahap oleh api. Anak berumur 3 tahun, menyaksikan ibunya yang meninggal terbakar, berada di dalam rumah. Air mata mulai bercucuran dari matanya dan menangis sekencang-kencangnya. Ia berlari ke arah ayahnya dan menangis. Tidak ada yang bisa ia perbuat lagi...
Ayahnya menyelidiki rumah itu keesokan harinya bersama beberapa rekan kerjanya dan polisi. Mereka menemukan sepuck surat yang belum sepenuhnya terbakar dan bertuliskan,
"Untuk Alistair"
Jangan pernah bergabung ke
Sisanya terbakar. Alistair berjanji, akan menemukan siapa pemicu kebakaran tersebut, demi ibunya.
~~~~~
Sepuluh tahun telah berlalu. Kini Alistair sudah 13 tahun dan akan segera pindah ke Tokyo, Jepang. Ia bersiap-siap dan naik ke pesawat.
Sesampainya, ia mengistirahatkan diri di apartemen yang ayahnya sewa. Ia memasak makan malam terlebih dahulu karena ayahnya ada urusan dan akan pulang larut. Alistair memakan steik dengan kentang tumbuk sambil menonton anime kesukaannya, Re: Zero. Sebenarnya dia mau nonton drama Korea, tapi entah kenapa gak niat. :v
"Oikake tsuzukete, miushinau... "Restart"...", ia menyenandungkan lagu STYX HELIX kesukaannya itu sambil memakan steik di hadapannya. Setelah selesai, ia mengambil gitarnya dan memainkannya. Ia bosan, dan tidak tahu ingin melakukan apa.
Ngomong-ngomong, belum perkenalan. Alistair Alexandro Edinson. Umurnya 13 tahun. Ia blasteran Inggris-Jepang. Ia memiliki IQ lumayan tinggi, tepatnya 149. Itulah sebabnya ia dapat masuk Akademi Cameria, dan masuk sebagai Murid Kelas Utama. Murid yang memiliki bakat baik pengetahuan umum maupun bakat khusus. Murid Kelas Bakat atau Murid Kelas Pengetahuan juga dimasukkan berdasarkan apa keahlian mereka. Juga ada Murid Kelas Cadangan, murid yang menyogok atau membayar mahal until masuk Cameria. Uang tersebut akan ditransfer ke Petro Asiatic Foundation, perusahaan yang dijalankan Takahiro Azaru. Alistair hidup dalam keluarga yang lumayan kaya. Ia adalah anak semata wayang dari Cornelius Wilkins Edinson. Hobinya adalah karate, menggambar, bermain musik, menonton anime, dan menggunakan logika.
Kring kring...
Alistair mengangkat telponnya.
"Hey, Alistair! How was it in Japan?(Hei, Alistair! Bagaimana keadaan di Jepang?)", temannya, Grace, menelpon.
"Hey, Grace. Yeah, it was good.(Hei, Grace. Ya, bagus juga.", Alistair menjawab singkat.
Mereka terlalu asyik mengobrol sampai ada telpon dari ayahnya.
"Sorry, dad's calling. I'll call you later.(Maaf, ayah memanggil. Nanti kutelpon.)", Alistair menutup telponnya dan mengangkat telpon dari ayahnya.
"Ya, ayah?", Alistair menjawab dengan nada datar. Ia dan ayahnya tidal terlalu akrab sejak kematian ibunya.
"Nak, ayah lupa beli bir. Beli di toko, gih. Gunain kartu kredit ayah.", Alistair menghela napas. Ayahnya tips orang yang suka mabuk-mabukan. Ia mengambil kartu kredit dan keluar ke toko kelontong terdekat.
~~~~~
"Selamat datang~~", penjaga toko itu menyapa Alistair sementara Alistair mencari birnya. Ia menemukannya, tapi ia lumayan pendek sampai tidak his meraihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternity of Assassins (Psychopath)
Mystery / Thriller(P.S. :Cuma cerita asik-asik bikin doank :v) Sinopsis: Bocah laki-laki biasa, blasteran Jepang-Inggris, Alistair Edinson. Ayahnya orang Inggris, ibunya orang Jepang. Akan tetapi, ibunya meninggal saat ia kecil, dan meninggalkan sebuah surat. "Jangan...