Chapter 1: Sekolah

79 14 15
                                    

"Na-Nakuro? K-kau sekolah di sini?", Alistair ternganga melihat anak yang kemarin. Ia memakai seragam yang sama dengan Alistair. Mengartikan ia satu kelas juga.

"Oh. Hai, Alistair.", ia menjawab dengan muka datar, tidak tersenyum sama sekali. Ia bahkan tidak menatap Alistair. Ia hanya duduk di depannya dan menatap keluar jendela.

Atmosfer ruang kelas begitu berat. Tidak ada yang membuka percakapan. Sungguh tidak nyaman bagi Alistair sendiri.

Daripada bosan, Nakuro mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Itu sebuah yo-yo.

"Eh? Memang boleh membawa mainan?", Alistair menoleh ke benda bulat yang dimainkan Nakuro.

"Oh, ini? Ini hadiah dari ayahku pada ulang tahunku yang ke-tujuh. Ini benda kesukaanku. Ini bukan mainan.", Nakuro tersenyum sedikit, itu sangat jarang.

"Pengumuman! Bagi seluruh siswa siswi yang masih berada di ruang kelas, silahkan menuju ke aula Gedung Utama until menjalankan upacara penerimaan. Sekali lagi, bagi siswa siswi yang masih berada di ruang kelas, segera memasuki aula Gedung Utama untuk upacara penerimaan. Terima kasih."

Bel pengumuman berbunyi. Seluruh siswa segera menuju ke aula. Alistair mengikuti Nakuro. Nakuro juga masih memainkan yo-yo itu. Dia kelihatan sangat menyukainya.

"Ehm, kau masih membawanya?", Alistair bertanya heran. Nakuro hanya mengangguk.

"Etto...boleh aku pinjam?", Alistair melihat yo-yo itu dihentikan. Nakuro menyerahkannya.

"Jangan tekan keras-keras.", Nakuro berkata datar.

"Memang kenapa?", Alistair heran.

"Pokoknya jangan.", Nakuro menatapnya dengan sinis dan Alistair mengangguk.

Alistair memerhatikan yo-yo di tangannya itu. Memang sekilas itu kelihatan seperti yo-yo, tapi kenapa tidak boleh ditekan? Yah, apa boleh buat. Itu juga bukan barang miliknya, sebaiknya jangan dilakukan.

Sesampainya mereka di aula yang kayaknya lebih besar dari sebuah rumah, mereka mengambil posisi di kelas mereka dan berbaris. Mereka menerima sambutan dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan bahkan sambutan dari CEO perusahaan Petro Asiatic Foundation, Takahiro Azaru.

Mereka dibagikan jadwal selama satu tahun oleh para guru. Mereka kembali ke kelas setelah upacara selesai until memilih petugas kelas.

"Ohayo gozaimasu, minna-san! Watashi wa Hanamiya-sensei, desu~~! Yoroshiku onegai shimasu!", guru periang yang memanggil dirinya Hanamiya-sensei memasuki kelas. Seragamnya lumanyan lucu.

"Oke. Saya akan menjadi wali kelas kalian untuk 1 tahun. Seperti yang kalian tahu, ini adalah Kelas Utama. Kelas yang penuh bakat. Jadwal kalian agak lebih ketat dari kelas lain karena ini kelas khusus. Kalau ada pertanyaan, silahkan saja bertanya. Sekarang, siapa ketua kelasnya?", ia menoleh dan tidak ada satu pun yang mengangkat tangan.

"Sensei, kita kan belum pemilihan...", Alistair berkata.

"Okey! Siapa yang mau jadi ketua kelas?? Atau punya pengalaman jadi ketua kelas?", beberapa anak mengangkat tangan.

Fraternity of Assassins (Psychopath)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang