Chapter 2: Mencurigakan

89 13 9
                                    

Dheariffnd
RaniaHerdina
carisron
armiyati33

"Oh, never close your eyes. Searching for a true fate. Dokoka kieta ano numukori wo... Oikake tsudzukete, miushinau... Restart...", lagi-lagi, lagu itu.

"Alistair, kau terlalu sering menyanyikan lagu itu. Ganti lagu barat donk.", kata ayahnya yang sedang membaca Koran.

"Ah, dameyo. Lagunya enak, kalau mau kuganti, harus lagu Jepang.", Alistair menyengir.

"Pokoknya lagu yang enak.", kata ayahnya.

"Wasureka keteta, amai natsu no hi o... Are kara, dore kurai ga toki ga tatsu no...", ia mengganti lagunya menjadi Kimi Ga Inai Natsu. Dasar otaku. (Dasar author. Authornya juga otaku :v)

Ayahnya menghela nafas. "Cepat, hari ini hari pertama belajar. Kau harus bergegas.", ayahnya berkata sambil menyeruput kopi di gelasnya.

Alistair pergi tanpa pamit. Emang, sifatnya sedikit arogan, tapi hanya kepada ayahnya.

Ayahnya memang tidak mengerti perasaan Alistair. Bahkan saat Alistair menolak untuk pergi ke Jepang, ayahnya mengancam untuk mengusirnya.

Sesampainya di Gedung Khusus, ia menaiki tangga ke lantai dua. Ia memasuki ruang kelasnya dan menerima sambutan hangat dari Ryusei.

"Ah, Al-chan! Ohayou~~", Ryusei menyapa dengan senyumannya yang biasa. Nakuro memainkan yo-yo miliknya (lagi) sedangkan Akihito sedang membaca buku. Kelihatannya Ryusei yang paling bersemangat di antara mereka...

"Ah. Hai, Ryu-kun.", kata Alistair. Ryusei memintanya memanggilnya begitu, apa boleh buat, lakukan saja.

"BTW, Akihito. Hari ini pelajarannya cuma 5, kan?", Alistair bertanya.

"Cuma?! Segitu doang dibilang cuma?!", Ryusei merengek.

"Diam. Kau sudah terbiasa.", Nakuro menatapnya sinis sementara Ryusei menangis di pundak Akihito. Alistair hanya tertawa melihat tingkah temannya itu.

"BTW, Naku-chan. Hari ini rapat, engga?", Ryusei menatap anak yang meletakkan yo-yo warna merah itu.

"Tidak jadi. Karoff-san izin sebentar.", Nakuro membalas singkat. Alistair penasaran. Hah? Rapat? Karoff? Apa yang bicarakan?

"Umm, tidak bermaksud ikut campur, tapi rapat apa?", tanya Alistair. Mereka bertiga terdiam.

"Uhm, bukan apa-apa.", Akihito menutup bukunya.

"Eh, Shakespeare?", Alistair melihat cover buku berjudul 'Midnight Summer's Dream'. Itu karangan Shakespeare.

"Ah, nggak. Ini punya Nakuro, aku meminjamnya. Tapi kelihatannya adiknya lebih sering membacanya dari dia.", Akihito tertawa kecil sementara Nakuro tetap diam.

"Kau punya adik? Aku baru tahu.", Alistair membayangkan kalau Nakuro punya adik. Apa sifatnya dingin juga?

"Tidak juga. Dia mengganggu.", kata Nakuro.

"Eh, aku tidak mengatakan apa-apa.", sekali lagi, Alistair sangat penasaran. Dia tahu dari mana?!

"Ehm, Nakuro--" "Pagi, anak-anak! Maaf ibu terlambat!! Tadi ada anak anjing unyu, jadi perhatian ibu teralihkan, hehehe...", Hana-san memasuki kelas. Semua murid tertawa, kecuali Nakuro. Ryusei duduk sebangku dengan Alistair dan Nakuro serta Akihito duduk di depan mereka.

Fraternity of Assassins (Psychopath)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang