OBVIOUS 1

110 10 3
                                    

Shane...
Brian...
Kian...
Nicky...
Mark...

Suara suara yang terdengar begitu nyaring di telinga mereka saat mereka baru saja tiba di bandara Soekarno Hatta untuk menyelenggarakan konser mereka untuk pertama kalinya di Indonesia

Mereka tidak tahu akan seperti ini penyambutan yang luar biasa dari pada fans-fansnya.

"WoWww... Amazing..." Suara Brian terdengar terlebih dahulu saat mereka tiba di salah satu hotel ternama di Indonesia. "Aku tidak tahu bahwa begitu antusiasnya mereka saat kita datang kesini untuk menggelar konser."

"Iya,itu sungguh di luar kepalaku. Tadinya aku pikir tidak akan seramai itu saat kita tiba di Indonesia,sampai kita dikawal saja mereka masih bisa menerobos untuk berfoto bersama kita." timpal Nicky

"Auwwhh..."

"Kau kenapa Mark?" Tanya Kian

"Pipiku masih terasa sakit,mereka mencubit pipiku terlalu berlebihan."keluh Mark sembari mengusap usap pipinya yang merah karena dicubiti oleh para Fans-nya mereka.

"Hahahaha...malangnya nasibmu,Nak." Ejek Brian "beruntung saat kita tiba aku menghindari mereka yang akan langsung mencubit pipiku." Tambahnya

Huft

Terdengar helaan napas panjang dari Shane

"Ada apa denganmu,Shane? Kelihatannya kau sedang gelisah?" Tanya Mark

"Aku merindukan Gillian. Sudah beberapa kali aku menghubunginya tapi tidak diangkat angkat telphone dariku."

"Kau memang manusia aneh Shane.
Jelas saja Gillian tidak menerima telphonenmu karena waktu di Indonesia dengan di Sligo itu berbeda jauh." Ujar Brian

Ya Shane lupa bahwa waktu di Indonesia dan di negaranya memiliki perbedaan waktu yang lumayan lama
Tapi Shane hanya ingin menghubungi Gillian dan memberitahu kalau dirinya beserta teman-temannya telah tiba di Indonesia dengan selamat. Dan Shane juga ingin mendengar suara Gillian agar dia tidak gugup untuk besok malam saat mereka menggelar konsernya.

Shane hanya bisa pasrah saat panggilannya tidak di angkat sama sekali oleh Gillian. Yang ada di pikirannya saat ini ketika adalah  Gillian tidak mengangkat panggilan darinya karena Gillian mungkin sudah tidur.

Brian menepuk pundaknya Shane "Kau manusia yang malang,Shane." canda Brian. "Kau tidak memiliki hubungan yang Spesial dengan Gillian,tapi tingkahmu seperti kekasihnya Gillian saja yang tidak dapat kabar sama sekali dari pasangannya." Shane mendelik kesal kearah Brian.

"Kenapa kau tidak mengatakan yang sejujurnya saja Shane tentang perasaanmu terhadapnya?"tambah Brian

"Kau kira semudah itu,Bri!!!" Balas shane

"Mudah. Kau saja yang mempersulitnya, kau tau itu?"

"Susah berbicara kepadamu, Bri. Bagimu mungkin ini mudah tapi bagiku ini sulit. Tidak semudah yang kau katakan, Bri."

Brian menatap Kian,Nicky dan Mark dengan bingung

"Apa yang sulit?" Tanya Mark yang kini ikut dalam pembicaraan serius tentang Shane

Shane lagi-lagi menghela napasnya karena susah baginya menjelaskan perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta tapi sulit untuk mengungkapkannya bagi orang yang belum mengetahui susahnya hanya sekedar mengatakan I LOVE YOU

"Sulit. Ketika aku menyatakan perasaanku terhadap Gillian, aku takut dia membenciku dan menjauhiku. Aku bukan lagi takut akan ditolak olehnya, hanya saja ketika aku mengatakannya dan dia menolaknya kemungkinan besar dia akan menghindari diriku dan semakin menjauh. Lalu apa yang aku dapatkan saat sudah menyatakan perasaanku terhadapnya?" Jelas Shane panjang lebar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBVIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang