ospek

9 0 0
                                    

Matahari kian memancarkan sinarnya dengan percaya diri. Mengguyur siapapun dengan sinar semangatnya.

Tapi kali ini sungguh tidak bersemangat. Karena ini baru saja hari pertama ku menjalani ospek. Masih ada 2 hari lagi untuk itu.

Ospek. Ya. Dimana semua murid tahun ajaran baru selalu saja mengalaminya. Seperti aku sekarang ini. bangun mendahului ayam berkokok dengan mata yang masih terasa leket ingin tertiur terus. Alhasil aku harus menubruk lemari kayu dengan cukup keras.

Pergi kesekolah dengan kosyum yang sudah seperti orang gila saja. Dengan keadaan rambut yang diikat pita berwarna merah mudah ini tak lupa kalung dengan berbagai bumbu dapur yang menggantung di leher ku.

Aku terus melangkah lesu menuju gerbang sekolah ku yang berjarak sekitar tujuh meter lagi dari hadapan ku sekarang ini.

Sementar di dekat gerbang sana, ada senior-senior yang...

"hey!! Kalian itu berjalan sudah seperti siput saja!! Tak bisa kah kalian berjalan lebih cepat dari itu?" oceh senior pria yang bernametag riko itu, pada kami yang masih belum mencapai gerbang itu.

Padahal kebanyakan siswa baru yang berjalan bersama ku sudah berjalan dengan cukup cepat. Karena apalagi jika bukan karena senior-senior yang sudah bagaikan tsunami besar yang siap menyapu siapa saja yang ada di hadapannya.

Mungkin, pikir mereka, jika mereka tidak berlari secepat yang mampu, maka mereka akan tersapu oleh tsunami tersebut.

Karena semua peserta ospek lain yang sedang berjalan bersamaan dengan ku tadi sudah berlari ke sana, sekarang tinggallah aku yang masih berjalan sendirian dengan dilempari tatapan lapar dari para senior di dekat gerbang saja.

"hey kau!! Berjalan lah dengan lebih cepat!! Apa kau tidak bisa berlari, heh?" triak jesi si senior yang terlihat begitu maco.

Aku hanya menanggipinya acuh. Aku tetap berjalan dengan kecepatan awal ku.

"ini baru hari pertama loh dik. Udah lemes aja. Mama ga bikinin kamu susu ya tadi pagi?" ejek si senior riko itu.
'aku sudah tidak meminum susu bodoh!' batin ku.

Aku tetap bejalan santai tanpa mempedulikan ucapan kedua senior menyebalkan itu.

Sedetik setelah aku sampai di hadapan mereka berdua...

"kau ini pria atau bukan? Untuk berlari saja kau tidak bisa! Apa kau sebenarnya seorang gadis yang menyamar sebagai seorang pria, heh?" oceh jesi si senior tomboi itu.

'hey, tak bisa kah kau lihat dirimu sendiri? Kau terlihat seperti gadis yang menyerupai pria, kau tau!!' batin ku lagi.

"baiklah, karena dia tetap saja diam, ku kira selain bukan pria sungguhan, dia juga bisu jesi." Tanya senior riko.

Aku langsung melihat ke arahnya terkejut. Apa-apaan dia ini, setelah berkata bahwa aku bukan pria sungguhan, lalu berkata bahwa aku juga bisu?

"melompatlah seperti katak, hingga kau sampai di lapangan. Aku akan mengawasimu dari belakang."

Apa-apaan gadis ini.

"haha ya, lihatlah wajah mu itu mirip sekali dengan katak bung."
"cepat lakukan!" sentaknya.

'gadis tomboi yang menyebalkan!' batin ku menghina.

"hm." Jawab ku singkat, dan langsung melakukan apa yang di inginkannya.
Setelah mampu sampai di lapangan...

"stop! Cepat masuk dalam barisan." Suruh aldi senior yang ku ketahui ketua osis itu.

"hari ini saya akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok. Dimana, masing-masing kelompok terdiri atas 4 orang. Ok langsung saja, yang pertama, tio septian, andra adrian, reno candra dan ari hadi. Kalian berempat boleh memisahkan diri di ujung sana." Jelas menunjuk ke arah sudut lapangan.

not them, but you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang