2

41 1 0
                                    

"hff akhirnya istirahat gue udah laper bgt" keluh Ale.

"yaudah yuk makan gue juga udah laper bgt" jawab Al. Mereka pergi kekantin buat isi perut tidak lupa dengan teman-teman mereka.

Earta Dawn Aldercy
Edlyn Elisa
Bryan Elden
Davian Chayton

"Pas banget ya berpasang-pasangan tp engga buat gue sm Alvaro menurutnya kita cuma sahabat ga lebih" Ale meruntuki dirinya sendiri.

Sesampainya dikantin "lo pd mau makan apa biar gue yg pesen" tanya Davian.

"pecel lele" sahut mereka serempak.

"anjir selo aja dong,minumnya samain aja ya biar gue garibet" ujar Davian dan dibalas anggukan oleh mereka.

Davian menarik tangan Alvaro yang sedaritadi melamun "al bantuin gue bawa makanan,gamungkin gue bawa sendiri" kata Davian.

Dibalas anggukan malas oleh Alvaro. Mereka cukup terkenal di kampus. mereka berasal dari keluarga terpandang. Jelas saja dari nama mereka yang kebarat-baratan.

---

"ta,lyn gue balik duluan yaa" kata Ale.

"oke bye" sahut earta dan edlyn.

"yuk Al" dan Alvaro mengangguk melajukan mobilnya.

"lo laper ga?" tanya Ale. "dasar perut karet td siang kan kita abis makan pecel lele" ledek Alvaro.

"itu kan siang sekarang udah sore gue lapeeeerrrr,mampir makan dulu yaaa plisss" rengek Vallen.

Ale sangat menggemaskan saat merengek seperti itu dan membuat Al tidak tega untuk menolaknya,kalo saja dia tidak menyetir sekarang ini ingin sekali nyubit pipinya yg seperti bakpaw.

"yaudah kita makan dulu" jawab Al.

"yeayyyy" teriak Ale.

"lo tuh bisa gasih ga teriak-teriak bikin kuping gue budeg nih" gerutu Alvaro.

"biarin wleee" ledek Ale.

"Nenek Vallen pulangggggg" teriak Vallen.

"duh kamu tuh bisa ga sih ga teriak-teriak kebiasaan deh" ucap nenek sambil meniup kupingnya bergantian kanan dan kiri.

"hehe maap nek kebiasaan" jawab Vallen.

Vallen tinggal bersama neneknya dirumah yang megah hanya berdua dan pembantunya.

Orang tua Vallen berada di Sydney mengurusi perusahaan yg mereka bangun disana, mereka hanya pulang beberapa bulan sekali bahkan hanya setahun sekali.

"mamah papah kapan pulang aku kangen" tanya Vallen sambil meluk neneknya.

"mamah papahmu akan pulang kalo kerjaannya udah selesai sayang" jawab nenek menenangkan Vallen.

Vallen berlari menuju kamarnya yg serba biru itu dan membanting pintu dengan keras

BRAK..

Nanti itu kapan?
Aku kangen mamah aku kangen papah kalian kapan pulang aku butuh kalian,aku kesepian disini, aku butuh kalian.." Ucap Valen meruntuki dirinya sendiri sambil menangis sampai akhirnya dia tertidur pulas.










Karna pada dasarnya menunggu itu menyakitkan.
-mardane

21 Maret 2017
L.M

UNFRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang