Three

179 10 0
                                    

Istirahat ini mereka berjalan menuju kantin, dengan tatapan takut dari anak kelas X melihat cara jalan mereka. Sesampainya di kantin, seorang kakak kelas cewek dengan sengaja atau gak sengaja menyenggol bahu Hana.

"Fuck, kalau jalan hati-hati dong lo, punya mata kagak!" umpat Hana.

"Lo yang hati-hati, gue mau lewat malah dihadang".

Bukk..

Bogeman keras dari Hana mendarat di bagian perut kakak kelas itu yang membuatnya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Jangan sok lo disini, mentang-mentang kakak kelas trus gue bakalan takut ama lo. Pengen cari sensasi lo disini?!".

"Lo jadi cewek kasar banget sih!".

"Lo kalo mau cari perhatian, DIPIKIRIN DULU!!" kata Hana menekankan kata-katanya, dan kakak kelas itu langsung keluar kantin sambil tetap pasang wajah songongnya

Hana dan Biru duduk di pojok kantin, sedangkan Jefanya kembali memalak anak kelas X. Saat sedang makan, Biru mendapat telpon dari seseorang dan mengangkatnya.

"Ya, halo, Riel. Ada apa?" tanya Biru mengunyah cilok nya, dan lagi-lagi kebiasaan Hana dia mengambil cilok Biru dan melahapnya. Sedangkan Biru hanya memutarkan bola mata.

"Ntar bakalan ada tawuran deket sekolah gue".

"Hah, serius lo?!" teriak Biru yang membuat Hana terkejut dengan menaikkan satu alisnya.

"Iya, jangan lupa".

"Ok ok", dan Biru memutuskan sambungan teleponnya. Dan sesaat setelahnya Jefanya datang sambil menghitung hasil palakannya dan membaginya ke Biru dan Hana.

"Siapa yang nelpon lo?" tanya Hana.

"Itu si Gabriel, katanya ntar ada tawuran, gimana ikut?".

"So pasti itu mah, udah lama gak jadi provokator tawuran," ucap Hana semangat '45.

"Jangan lupa bawa batu," kata Jefanya.

"Ntar aja pulang sekolah, di parkiran kan banyak batu".

Pulang sekolah ini, mereka berpencar di parkiran untuk mencari batu yang lumayan besar.

"Hei, kalian ngapain ambilin batu?!" teriak satpam yang mengejutkan ketiganya.

"Astagfirullah al adzim pak, kalau mau manggil orang bilang assalamualaikum dulu, gitu kata guru ngaji saya" kata Hana sok alim.

"Kalian ngapain ambil batu, jangan-jangan...." belum sempat satpam menyelesaikan kata-katanya, Hana dengan cepat memotongnya.

"Astagfirullah pak, kata guru ngaji saya gak boleh nuduh sama fitnah orang sembarangan, takut dosa pak. Astagfirullah". Biru dan Jefanya menahan tawa karna jarang sahabat mereka jadi alim begini.

"Trus, batu itu buat apa?".

"Buat kue pak" celetuk Biru.
"Eh maaf pak keceplosan" lanjutnya.

"Mau dimakan, bapak mau?" tawar Jefanya dan satpam itu memelototinya.

"Maksud temen saya, batu ini bahaya kalau disini, ntar nanti kalau ada kendaraan lewat trus kepeleset gimana kan kasihan pak. Dasar bapak ini gak  berprikemanusiaan udah untung kita mau jadi baik gini pak" jawab Hana dan satpam itu pergi.

⭐⭐⭐

Malam ini mereka janjian, dan pakaian mereka serba hitam supaya orang-orang itu tidak mengetahui mereka kali ini, mereka akan berperan jadi provokator di tawuran antar kampung ini.

ABNORMAL GANG (Revisi ~ On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang