part 21

5.3K 217 45
                                    

Aku berlari hingga terjatuh berkali kali kalau itu pasal tentang dirimu, darah berceceran memenuhi pijakan kaki yang tak bersalah, tak bisa kah kau berhenti sejenak? Aku hanya ingin mengobati luka yang tak pernah ku obati ini.

Saat sudah tiba dirumah sakit reyhan memanggil dokter untuk memeriksa tes kecocokan ginjal celin dengan ginjal cila.

Saat sudah menjalankan proses percocokannya, celin keluar dari ruangan dan menghadap kearah reyhan.

Reyhan dengan pensaran menampilkan wajah bertanya.

bagi celin ekspresi reyhan sangat lucu bahkan ia sekarang sedang menahan tawanya.

"Bagaimana?"tanya reyhan cepat.

Celin hanya mengangkat bahunya.
Dan saat itu dokter keluar juga dri ruangannya.

Dengan buru buru reyhan berlari kecil kearah dokter.

"Bagimana dok hasilnya?"tanya reyhan cepat lagi

Celin selalu berdoa dalam hati agar tesnya tak cocok.

dokter tersenyum, dan mengatakan....

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"Hasilnya COCOK" ucap bangga dokter.

Deg.

Celin kembali mematung, mulutnya menganga, dan tangannya terjatuh lemas.

Hati celin kembali tergores dalam, kenapa selalu ia mencoba semua kesakitan ini?

Tak halnya dengan reyhan yang sekarang sedang mengucap beribu syukur dengan tuhan.

Dan seketika reyhan berjalan kearah celin dan menatap harapan ke arah celin.

"Kumohon, donorkan lah untuk cila,kumohon"bisik pelan reyhan.

Celin menatap manik mata reyhan dengan tatapan kosong, ia tak tau harus bagaimana lagi.

"Jika aku menolak nya aku akan kehilangannya lagi,tapi aku masih punya rafa, iya aku punya rafa,rafa pasti menghiburku agar aku bahagia" batin celin semangat.

"Maafkan aku kak, aku tak bisa"dingin celin.

ia yakin rafa pasti akan selalu didekatnya kalau reyhan akan pergi.

Reyhan mematung, ia menatap celin tak percaya.

"Kau???? KAU TEGA CELIN? KAU TEGA HAH DENGAN CILA? KAU SUNGGUH KAKAK SEKALIGUS SAHABAT YANG KEJAM BAHKAN SANGAT KEJAM, PENTASAN SISKA DULU SANGAT MEMBENCIMU!"teriak reyhan dengan amarah.

Celin menahan air matanya yang hampir menetes.

"Ya aku kejam, katakan lah aku egois, TAPI AKU TAKUT... AKU TAKUT, JIKA PENDONORAN ITU TAK BERHASIL BAGAIMANA DENGAN ANAKKU? SIAPA YANG AKAN MENJAGANYA?"teriak celin.

"Ya kau egois!! Kau bahkan mementingkan anakmu itu yg tak tau asal usul ayahnya! Jika kau tak terselamatkan anakmu bisa kau tempatkan di tempat pelacurmu dulu!!!"bentak reyhan.

Deg.

"Kau kata anakku tak tau asal usul ayahnya? Sudahku katakan beribu kali ayahnya kau, kau bahkan meminta aku mendonorkan ginjalku untuk cila seperti kau memintaku agar cepat mati" lirih celin.

Reyhan tertawa keras sangat keras seperti orang tak waras.

"Kau menyadarinya bukan? Dari dulu memang AKU MENGINGINKAN ENGKAU MATI,MATI UNTUK MASUK KE API NERAKA JAHANAM!"bentak reyhan keras.

Celin meneteskan air matanya.

Belati begitu besar terasa tertancap dihatinya,ia berpikir sebentar lagi hatinya akan musnah berkeping keping.

"Aku masih tetap dengan nekatku untuk tidak mendonorkan ginjalku untuk cila"tegas celin.

Saat celin ingin berjalan keluar rumah sakit tangannya kembali dicekal reyhan.

"Aku yakin kau akan dimaafkan semua kesalahanmu dengan cila jika kau mendonorkan ginjalmu untuknya, dan aku berjanji aku akan memaafkanmu juga"suara reyhan melemah.

memang tawaran yang bagus bukan? Tapi kesepakatannya tetap bulat, ia tak akan mendonorkan ginjalnya.

"Aku tak mau"dingin celin.

Celin menghempas tangan reyhan dgn kuat bagaikan tenaganya masih kuat, tapi sunggu dilubuk hatinya ia jatuh, ia terluka, ia tersakiti, ia dihianati, ia tak sanggup dengan ini semua, terlalu sulit baginya.

Celin berjalan cepat kearah luar ia mendengarkan teriakan reyhan yang membuatnya berhenti bergerak.

"Aku yakinkan kau akan menyesal, siap siap hidupmu hancur!!! Sehancurnya, jika aku ingin aku bisa membunuh anakmu itu jalang!!!"teriak reyhan.

Tapi saat tubuhnya sudah rilexs dengan ketegangan saat reyhan berkata seperti itu, celin kembali berjalan, tapi baru beberapa langkah ia berjalan, tangannya ditarik paksa oleh seseorang.

Saat celin melihat siapa yang menariknya, ia terkejut melihat amarah yang sangat merah di mata seseorg itu

Seseorang itu......

RAFAEL.

"Kau egois...aku menyesal bisa bersikap baik kepadamu, bahkan kau tak mau mendonorkan satu ginjal mu yang keduanya berfungsi untuk cila, aku tak menyangka kau kejam, pentasan suamimu menyeraikanmu"dingin rafa.

Deg.

Dugaan celin salah, sangat salah besar, ia kira saat ia sedang terpuruk seperti ini rafa lah yang akan menghiburnya tapi ternyata rafa juga membela cila.

"Kau...bagaimana bisa?"getar celin

"Yap aku mengikutimu dari tadi, aku juga mendengarkan semuanya, DAN LEBIH PARAHNYA LAGI KAU BEGITU KEJAM DENGAN CILA PUJAAN HATIKU YAG SUDAH LAMA MENGHILANG, DAN KUMOHON, DONORKAN GINJALMU UNTUKNYA!!!" bentak rafa.

"Ternyata semua orang berpihak dengan cila,bahkan lelaki didepanku ini memihak ke cila, padahal hatiku sudah hampir mencintainya,tapi ia menyakitiku, mulutnya begitu pedas, dan aku tak menyangka cila pujaan hatinya selama ini, wanita itu beruntung sekali dicintai dengan 2 lelaki yang ia cintai"batin celin.

"KENAPA DIAM? KAU MERASA BERSALAH? BAGUS, KAU PANTAS MERASAKAN ITU, DAN KU ANGGAP KAU MUSUHKU SAAT INI, KAU TUNGGU TANGGAL DIMANA KAU AKAN TERPURUK, SANGAT TERPURUK!!!"teriak rafa kembali.

Celin meremas dadanya, disini ia begitu sakit, sangat sakit, berapa belati lagi yang akan menancap hatinya, mengapa ini sangat sakit, semua lelaki yang ia percayai pergi seperti angin yang sekejap menerpa tubuhnya.

Celin berlari dari rafa, ia menangis keras, ia terus berlari kearah makam org tuanya, ia sekarang begitu kacau, biarlah orang melihatnya seperti orang Gila, ia hanya butuh ketenangan.

Saat sudah tiba didepan kuburan orang tuannya,celin terjatuh kebawah dan menangis dengan kencang.

"Mama....hiks... mereka.... semua... jah...jahat....hiks... tak ada lagi orang... yang dapat ku percayai lagi.... hiks... mereka pergi ma....hiks.... hiks"isak celin bergetar.

Celin kembali meremas dadanya yang kembali sakit, saat ia mengucapkan kata menyedihkan itu, ia merasa sakit teramat sakit dihatinya.

Celin menangis sepuasnya dihadapan kubur mamanya, ia tak terasa hujan sudah berjatuh dengan derasnya, ia tak peduli, jika bisa ia meminta detik ini tuhan menyabut nyawanya.

Celin kembali berdiri setelah merasa agak tenang bercuhat hati dengan mamanya di alam sana.

Ia mengadah kepalanya untuk merasakan hujan yang begitu menyakitkan ini seperti dirinya sekarang.....

Celin berjalan gontai menuju kerumahnya, setiap ia melangkah maka setiap tetesan air matanya jatuh.

#nahhh hallo udah puaskan dgn part ini? Hehe aku rasa mmm udah lah lupakan, oh ya mungkin beberapa part lagi cerita ini akan selesai, yuk kasih vote and comment nya😚😊
#salamhangatdewirukmanaa😂

Kakak Tiriku MembencikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang