Who?

51 7 16
                                    

Di dunia ini rasanya sepi jika tidak ada seseorang yang dapat menemani hidup kita. Ya, sama seperti hidupku. Tidak ada yang peduli denganku, orangtuaku juga tidak peduli dengan apa yang aku perbuat. Mereka hanya selalu memikirkan pekerjaannya.

Hari ini di sekolah, seperti biasanya aku hanya duduk di pojok. Menunggu orang-orang yang tidak peduli itu datang. Dan... mereka pun datang. Mereka sama sekali tidak pernah menyapaku. Mereka tidak mengerti apa yang kurasakan saat ini. Sepi...

kring...kring..., bel berbunyi. Seperti biasanya aku hanya duduk diam, mendengarkan semua pelajaran yang membuat hariku serasa membosankan.

Pelajaran pertama hari ini adalah Bahasa Sunda. "Hh.. mengapa harus pelajaran ini ada di sekolah ini?" Tanyaku dalam hati dengan kesal.

Tiba-tiba....

Tap...tap...tap..., suara langkah kaki. Kulihat semua wajah teman-temanku. Betapa takutnya mereka saat guru itu datang. Ya, kuakui guru Sundaku adalah guru yang paling galak di sekolah ini. Aneh ya... biasanya banyak orang yang takut dengan guru Mat, tapi sekarang beda.

"Selamat pagi, anak-anak" ucap Pak Tono dengan nada yang tegas. "Pagi pak" ucap kami serentak.

Semua teman-temanku. Hey. Buat apa aku harus panggil mereka dengan sebutan "teman-teman" mereka saja tidak peduli dengan aku, bahkan mereka seperti tidak merasakan adanya kehadiranku.

Mmm.. mungkin aku akan pangil mereka dengan sebutan "FF" * Fake Friends.

Ya, mereka "FF" mengeluarkan bukunya dari tas, entah kenapa aku bingung dengan wajah-wajah mereka yang ketakutan. "Mm, apa jangan-jangan ada pr Sunda? Tanyaku dalam hati.

Tiba-tiba Pak Tono memukul mejanya dengan keras, aku sangat kaget. Ada apa dengan Pak Tono? Mengapa dia sampai semarah itu?

"Kenapa kalian gak ngerjain prnya, padahal kan saya sudah menyuruh kalian mengerjakan dari dua minggu yang lalu!?!!?" Tanya Pak Tono dengan nada yang tinggi. Deg. Bagaimana bisa Pak Tono tahu kami semua belum mengerjakan prnya? Gawat.

"Siapa yang gak ngerjain pr, sekarang juga, KELUAR. Dan lari di lapangan sebanyak 40 putaran". Perintah Pak Tono. "Aduh, mana aku belum sarapan dari rumah, bisa-bisa aku pingsan nanti" gumamku.

Ya, hampir satu kelas dihukum. "37 putaran, 38 p..utaran, 3...9 pu..ta...r..a..n. Tiba-tiba aku terjatuh dan bisa dibilang aku pingsan. Tapi aku ada dalam keadaan setengah sadar. Di keadaanku setengah sadar, aku melihat ada seorang laki-laki yang membantu, entah kenapa dia terlihat sangat khawatir.

Tiba-tiba penglihatanku makin kabur dan lama-lama...gelap.

*Oh ya dia berperawakan tinggi, putih, dan mungkin tubuhnya bisa dibilang ideal.
Mmm, siapa dia?...

Always be togetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang