prolog

186 9 6
                                    

Ditengah pekatnya malam di sebuah hutan dengan pohon yang lebat , hawa dingin yang terasa menusuk tulang ditambah dengan hujan deras yang mengguyur
Terlihat siluet seorang lelaki bertubuh besar sedang menggendong seorang wanita di punggungnya

Dia melemparkan tubuh wanita itu dengan kasar ke bawah dahan pohon yang besar dan rindang

wanita itu meringis tertahan karena terdapat sapu tangan yang menyupal mulutnya dengan sempurna

Dengan keadaan yang lusuh peluh membanjiri wajah kuyunya dan ketakutan yang melanda dirinya
ia berusaha melepaskan tangannya yang terikat dengan susah payah

Tapi usahanya sia sia , ia hanya bisa melihat pasrah ke arah sang lelaki yang tengah mengaitkan tali pada salah satu batang pohon untuk mengantarnya ke neraka

Tiba tiba lelaki itu berbalik dan menampilkan senyum evilnya kepada sang wanita

" sepertinya kau kurang menyukai caraku ini sayang" ucapnya sembari melangkah mendekati sang wanita

Wanita itu bersusah payah untuk menjauh dengan kekuatannya yang tersisa dan berhenti ketika menyadari bahwa ia sudah menyetuh batang pohon yang ada di belakangnya itu .

Ia kembali meronta dan berteriak tertahan berharap akan ada seseorang yang menolongnya

" hust diamlah , jangan takut padaku" Ucapnya sembari membelai pipi sang wanita lembut tanpa menghilangkan senyum demonnya dan tak henti hentinya tertawa cekikikan

Ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya

Itu adalah cutter , cutter kesayangannya yang selalu ia gunakan untuk menyayat tubuh tubuh mulus para wanita yang menjadi korbannya

Ia memandangi cutter itu dengan mata yang menyala tanpa sekalipun menghilangkan smirknya

"Kau begitu mirip dengannya " ucapnya setengah berbisik di telinga sang wanita

" cresss " satu goresan berhasil mendarat di pipi sang wanita , lelaki itu tampak tersenyum bahagia seperti seorang bocah yang baru mendapatkan mainan barunya

Tubuh sang wanita menegang , ia terlihat sangat ketakutan

Senyum psiko , cutter , dan darah

Sang wanita menangis karena rasa takutnya dan berharap sang lelaki merasa iba dan akan melepaskannya

Dia mendekat ke pipi sang wanita dan menghirup dalam dalam aroma darah wanita itu sebelum akhirnya menjilat dan mengecap darah wanita itu

Ia menjilat , menghisap luka wanita itu dan memainkan lidahnya di sekitar luka sang wanita yang menyebabkan wanita itu merintih tertahan karena rasa sakit dan perih yang dirasakannya

" Nikmat , darah memang selalu nikmat " gumamnya di sela aktivitasnya menyesap darah wanita itu lewat luka sayat yang ia berikan

Sang wanita nampak ketakutan sekaligus merasa jijik dengan apa yang dilakukan lelaki itu

Sayatan demi sayatan terus ia lakukan pada tubuh sang wanita
Sebelum akhirnya mengeluarkan senjata pemaungkasnya

Kapak , kapak berwarna hitam dengan warna putih yang menghiasi gagangnya
Ia memandangi kapak nya dengan pandangan yang sulit diartikan

" akan lebih menarik lagi kalau kau menciptakan iringan melodi untukku sayang " ucap sang lelaki sembari melepas sapu tangan yang mengikat mulut sang wanita

" AAAA !!!! Tolong aku siapapun tolong aku " teriak sang wanita dengan isak tangis ketakutannya

" percuma saja kau berteriak sayang , suaramu teredam oleh suara hujan ini " ucap sang lelaki dengan tetap memasang senyum menyeramkan

Ia mengangkat kapak itu tinggi dan mengayunkannya

Tubuh sang wanita bergetar , ia menahan nafas ketakutan ketika melihat benda tajam itu hemdak menghujan dirinya

" Aaaaaaaaaaaaaarghhhhhhhhhhhh " teriak sang wanita

" krak " hujaman kapak itu tepat mengarah pada leher sang wanita

Lelaki itu tampak tersenyum dan kemudian tertawa seperti orang gila .

Ia mengambil tangan dan kepala wanita itu yang tentunya sudah terlepas dari tubuhnya
Ia menangis , tertawa sambil beberapa kali menciumi tangan dan kepala wanita itu bergantian

Kemeja putih yang digunakan lelaki itu sudah penuh dengan cairan kental berwarna merah

Tanah yang tadinya berwana hitam coklat sekarang berubah menjadi warna merah darah yang tercampur dengan air hujan yang memang menjadi saksi tragisnya akhir wanita itu
Wanita yang dianggapnya mirip dengan seseorang di masa lalunya yang mengubahnya jadi seperti sekarang ini

Ia menampilkan smirknya sebelum akhirnya meninggalkan mayat wanita itu setelah menghubungi seseorang untuk mengurusnya

Tak lupa ia membawa cendera mata yang selalu ia ambil dari para korbannya

Ia berdiri di tengah hutan itu dan menatap ke atas menghadap langit yang terhalang dedaunan yang cukup lebat , membiarkan wajahnya tersentuh oleh nakalnya air hujan

" Aku akan terus melakukan ini sebelum kau kembali sayang " gumamnya
.
.
.
.

PSYCHO_COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang