PROLOG

22 1 0
                                    


Disinilah aku di tempat yang sama seperti 2 tahun lalu, tidak ada yang berubah dari tempat ini, masih teringat dulu aku selalu menghabiskan waktu bersamanya disini. Apa kalian tau aku sangat mencintainya, bahkan saat dia menyakitiku aku malah semakin mencintainya. Tersenyum, hanya itu yang aku bisa lakukan saat ini, ayolah aku sudah lelah untuk menangis jadi biarkan aku tersenyum kali ini.

Aku sendirian disini, angin sore dari danau ini membuatku tersenyum dengan keadaan hidupku. Aku menunduk, menyentuh pinggir buku ini, masih teringat saat dulu dia memberikannya padaku.

"Oh tuhan, aku sampai lupa kenyataan bahwa dia tidak mencintaiku,"gumamku sambil tersenyum sendu mengingatnya.

Aku kembali memandang buku ini, buku ini memang berisi kata kata indah yang membuat ku semakin mencintainya, membuat ku semakin percaya bahwa hanya dia yang bisa membahagiakan ku, tanpa terasa air mata ini jatuh lagi tepat dikedua tanganku. Selalu seperti ini.

Aku ingin marah pada Tuhan, aku ingin bertanya pada Tuhan, mengapa aku harus bertemu dengannya, mengapa Tuhan menjatuhkan hati ini kepada orang yang sangat mahir mematahkannya, mengapa aku harus mencintainya, dan masih banyak lagi pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada Tuhan, tapi aku sadar semua telah dirancang dengan pasti dan aku yakin semua akan indah pada waktunya.

"Fina," teriak seseorang dari jauh,

aku menengok kebelakang dan disanalah dia berdiri, iya dia adalah orang yang sangat aku cintai, orang yang melukiskan luka yang masih terasa pahit hingga sekarang. Aku tersenyum padanya dan melambaikan tangan agar dia menghampiri. Aku menunduk dan menguatkan diriku sendiri .

"Ayo Fina inilah saatnya kamu menyelesaikan semuanya, kuatkan dirimu," ujarku sambil tersenyum.

Aku bangkit dan menghampirinya. "Hai Ka, lama yah kita gak ketemu, gimana kabarnya?" sapaku memberanikan diri.

Dan untuk pertama kalinya setelah bertahun tahun aku melihatnya tersenyum lagi kepadaku." Oh tuhan ku mohon hentikan lah waktu ini, biarkan aku menikmatinya saat ini," Ucapku dalam hati.

Aku tidak peduli apa senyum ini tulus atau tidak yang jelas aku sangat menikmatinya. Dia melangkah mendekatiku, dan saat itu pula aku melihat setetes air mata dipipinya, ada apa ini tuhan apa aku menyakitinya lagi? Dia terus melangkah hingga jarak kami hanya beberapa centi lagi.

Dia menunduk melihatku "Jangan pernah pergi lagi, kumohon"Ucapnya sambil memelukku erat.

Aku terdiam kaku, ini tidak benar, aku yakin dia hanya berbohong, dia tidak pernah mencintaiku. Aku terus meyakinkan diriku agar tidak jatuh kedalam cinta nya lagi, tapi semua hancur saat aku mendengar dia berkata" Aku sungguh menyayangimu kali ini, kumohon jangan pergi lagi".

Dan untuk kesekian kalinya dia bisa menghancurkan hatiku, aku hanya tersenyum sambil mengusap air mataku, ternyata benar dia hanya menyayangiku bukan mencintaiku.

SerafinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang