Diandra's pov
Aku berjalan kesal. Sambil sesekali menggerutu kepada siapa saja yang tidak sengaja menyenggolku. Walau tempat ini ramai dan dipenuhi orang yang menyenggol sana sini. Aku tetap tidak bisa mentolerir. Sekarang aku lagi naik tensi. Yah, semua gara-gara om sialan itu.
Semua orang tampak jengkel dengan perilakuku. Yang seenaknya memarahi orang layaknya jalan punya nenek moyang ku sendiri. Sampai sampai ada oma oma yang menghampiriku dan menasehatiku.
Sialan ini mahh. Gara gara om om itu mood aku jadi rusak, batin ku merutuki kebodohan om om yang mirip Zayn Malik tadi.
Bunyi lagu Marry Me dari Jason Derulo mengalun indah dari ponsel ku.
Papi's calling
Begitu diangkat. Diseberang sana Mami berteriak kesal. Sampai membuat ku menjauhkan ponsel sari telinga. Bisa budeg dini entar.
Lagian yang nelpon Papi kenapa yang bicara Mami sih, sebel banget.
"Ini anak ya kok lama banget. Mami udah tungguin juga dari tadi."
"Iya Mi ini udah mau kesana." jawab ku sambil berjalan tergesa. Mengabaikan keringat yang menetes-netes di keningku. Bahkan poniku sekarang sudah basah oleh keringat. Tetapi syukurlah badanku tidak bau.
"Lima belas menit yang lalu kamu juga bilang begitu. Tapi apa nggak dateng dateng kan. Gimana sih, niat atau enggak."
"Ih Mi tadi Diandra abis dari kamar mandi Mi. Mules."
"Sudahlah Mi tunggu aja. Toh Pak Darmawan nggak masalah. Rio juga baru dateng." kata Papi menenangkan Mami. Hh.. Papi I Love you so much, Diandra sayang Papi.
Aku mengerutkan alis, mengingat gumaman Papi barysan. Jadi MiPi ku tidak sendirian. Ada Pak Darmawan siapa itu? Dan lagi siapa Rio? Kayak tidak pernah dengar. Asing sekali namanya.
Tut.. Baru mau nanya panggilan sudah main diputus saja. Menyebalkan... Yasudahlah daripada penasaran mending cepat cepat saja aku kesana.
Dengan kecepatan extra aku menghampiri meja Mami Papiku. Disana mereka tidak sendiri. Ada sepasang suami istri yang sudah berumur. Yang sekarang lagi berbincang dengan MiPiku.
Disampingnya ada seorang lelaki yang tengah menunduk memainkan ponselnya. Siapa itu ya? Dari setelanya tak asing buatku. Coba angkat gitu kepalanya biar aku bisa lihat. Siapa tau kan aku kenal.
Apa mungkin Rio Rio yang dimaksud Papi itu Mario ya? Ck.. Nggak mungkin doi kan lagi kuliah diluar negri. Mana mungkin kelayapan kesini.
Duhh...jadi sedih deh kalau inget Mario si cinta pertamaku. Pangeran tampanku.
Mami yang pertama menyadari keberadaanku. Mami ini orangnya memang peka banget. Satu meter aku berada didekatnya pasti dia mengetahuinya. Apa itu yang dinamakan naluri seorang ibu?
"Eh nak ayo cepetan kesini. Pak Darmawan dan istrinya sudah menunggumu loh." ucap Mama seraya menghampiriku dengan senyuman yang lebih mirip senyuman kejahatan. Tau Mi aku telat. Tapi natapnya jangan segitunya juga. Aku kan jadi takut.
Mami menghelaku supaya duduk diantara Mami dan Papi. Pak Darmawan dan istrinya tersenyum kearahku. Dan lelaki yang berada disampingnya masih asik dengan dunianya sendiri. Coba hargai gitu. Angkat kepalanya. Kasih senyum kaya Mami Papinya. Dasar anak muda jaman now tidak tau sopan santun.
Aku mengatai ngatai lelaki itu. Seakan akan aku bukan anak muda jaman sekarang. Hmm gitu deh aku kalau marah suka lupa diri. Hehe...
"Wah ini yang namanya Diandra. Cantik sekali ya." puji istri Pak Darmawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Husband [Complete]
Humor[15+] "Apa dijodohin!! Please deh Mi ini bukan jamanya Siti Nurbaya. Dan lagi umur Diandra masih enam belas tahun Mi masih sekolah. Masa udah main dijodoh jodohin sama om om lagi. Nggak kasihan apa sama anak sendiri Mi!" -Diandra Ayudia Pratama "Apa...