The songs for this chapter :
Zayn Malik (ft. Taylor Swift) - I don't wanna live forever
Abang jen nya ganteng.. 😍
Satu tahun kemudian. Aku sudah melewati masa-masa kuliahku. Dan sudah lulus S1 dan S2 ku. Dan, aku juga senang karena kertas ujian yang selalu membuat otakku lelah sudah menghilang. Lebih senang lagi, untuk selamanya menghilang.
Ka Jocelyn? oh kakak galak itu, dia sudah menikah. Bahkan sifat galaknya sudah mulai tertutupi, mungkin karena kakak iparku. Ka Alfred. Bernama 'Alfred' karena dia seorang penasehat. Cukup romantis. Jika ka Jocelyn mulai galak lagi kepadaku, ka Alfred langsung menasehatinya. Ka Jocelyn jadi semakin baik kepadaku. tidak terlalu. Ka Jocelyn masih sama saja seperti dulu, hanya saja sifat galaknya sudah mulai terhapus sedikit demi sedikit.
Jennifer? Dia sudah berhubungan kembali dengan orang yang pernah menyakitinya. Boyd. Seaneh itukah namanya? yes, Boyd yang berarti berambut pirang. Memang fakta, dari boyd kecil hingga boyd besar warna rambutnya selalu pirang. Bahkan dia tidak pernah mewarnai rambutnya. I don't care. Jenny, aku padahal tidak mau kau menyakiti dirimu sendiri. Kau sudah memilih seseorang yang salah, untuk menjadi kekasihmu. Aku sudah memaksa kau untuk meninggalkan Boyd. Namun, apa boleh buat- Boyd sudah datang ke kehidupannya Jenny. Dan Jenny tidak bisa untuk melupakan dan meninggalkannya.
Dan, Hazza? dia selalu bersamaku. Kami sangatlah dekat, seperti dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah. Dia pernah menyatakan cinta kepadaku di waktu SMA. Namun, aku selalu menolaknya. your stupid, Kath. Aku menolaknya karena kakakku. Ka Jocly menyuruhku untuk tidak berpacaran di waktu SMA. Karena itu waktu yang sangat polos. Polos? dia mengatakan waktu SMA itu, waktu yang sangat polos. Oke baiklah. Namun, aku tidak tega melihat Hazza yang selalu memperjuangkanku dengan menyatakan cintanya kepadaku berkali-kali. Mungkin sudah 7 kali dia seperti itu. Dia tidak pernah menyerah. Dia adalah pejuang besarku.
****
Dipagi hari, dengan munculnya matahari yang tersenyum terang dengan kompaknya nyanyian burung dan dengan indahnya suara ka Jocelyn, yang sedang benyanyi disampingku. Karena suaranya yang indah, hal ini dapat membuat perutku sakit. Oh.. ka, aku hanya bercanda. Suaramu itu sungguh sangat indah, hanya saja- kau harus belajar bernyanyi lagi, ka. Ka Alfred pasti akan takut padamu, ka. Namun, apa boleh buat? jika aku memberitahunya bahwa suaranya seperti itu, hmm.. you know lah... Dia pasti akan memarahiku. Marah? oh.. tenang saja, ada ka Alfred yang selalu menasihatinya. Aku yakin, jadi diri ka Alfred pasti sangat melelahkan. Melelahkan untuk selalu menasihati ka Jocelyn, hampir di setiap harinya.
Orang tua ka Alfredlah yang menjodohkan dia dengan kakakku. Mereka juga sudah saling kenal sebelum orang tua ka Alfred mengenalinya dengan kakakku. Mereka saling jatuh cinta. Dan di hari ke2 setelah pernikahan kakakku, mereka berhubungan dengan baik- tak ada masalah. Semoga hubungan kalian baik-baik saja. Selamanya akan seperti itu. Semoga.
Next, aku sudah bangun dari tidurku. Sekarang aku sudah terbiasa bangun pagi. Jam berapa aku sudah bangun? awalnya aku terkejut. Aku terbangun pada jam 5 pagi. Ini semua karena pesan ayah yang sangat menyebalkan seperti kertas ujian dikampus. Lupakan itu. Aku sudah terbangun dari tidurku, dengan posisi tubuhku yang miring ke arah ka Jocelyn. Dia sedang menghiasi wajahnya. Kuakui hasil menghiasinya sangat bagus, dia sangat ahli dalam hal tersebut. Namun, yang membuat horor di hiasan wajahnya adalah wajahnya. Wajahnya terlihat sangat menyeramkan. I'm sorry.
Tunggu, dia bermake up di kamarku? dan menggunakan make up ku? Mengapa dia melakukan itu, tanpa seizinku? Aku membelinya dengan uangku, ka. Itu milikku. Mengapa kau menggunakannya? Bahkan kau juga memilikkinya. Mengapa kau tidak menggunakan make up mu saja? Oh... hentikan teka-teki mu ini, Kath.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Years
Fanfiction"My name is Hazza." Hazza?? Setelah 5 tahun berlalu tanpa dirinya, akhirnya dia kembali. Dengan niat yang sedikit konyol. *Ralat, kurasa sangat konyol. Dia kembali hanya ingin bertemu denganku. Serindu itukah dia kepadaku? Hey! sadarlah, aku bahkan...