The songs for this chapter :
Zayn Malik - Pillow Talk
Charlie Puth (ft. Meghan Trainor) - Marvin Gaye
Malam ini, cuaca di kota New York sangat tidak bersahabat. Hujan dengan derasnya disertai petir yang menggelegar. Aku sangat takut. Namun, sekarang aku sudah merasa sedikit tenang. Karena ada seseorang yang selalu menemaniku. Dia adalah Hazza. Hazza berjanji dia akan selalu menemaniku dan menjagaku selamanya. Dia seperti ka Jocelyn.
Dan pikiranku mulai memikirkan tentang ka Jocelyn. Bagaimana keberadaannya di sana? Apakah dia baik-baik saja? I miss you, my sister. Ingin sekali aku bermain ke rumah barunya. Sudah 2 minggu kami tidak berkomunikasi. Apa mungkin dia sudah mengubah nomor teleponnya? Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku menelefon ka Alfred? Oh.. Katherine mengapa kau tidak menelefonnya sejak awal mereka pergi? You very stupid, Kath.
Saatku menelefon ka Alfred, tidak ada jawaban. Aku terus mengulangnya beberapa kali sampe akhirnya ada jawaban di seberang sana.
"Hai Kath? kau baik-baik saja? Bagaimana keberadaanmu di sana?" ujar sipenjawab panggilan telefon. Suara ka Jocelyn. Ini suara ka Jocelyn. Suaranya masih sama seperti dulu, tidak ada perubahan. Sungguh, aku sangat merindukannya.
"Ka Jocelyn, apakah benar ini kaka? Aku baik-baik saja, ka. Sungguh baik. Bagaimana denganmu, ka? Oh my gosh.. aku sangat merindukanmu, ka!" aku sangat senang hari ini. Sampai-sampai, rasa takutku mulai berkurang. Karena ka Jocelyn yang menemaniku, walau hanya dari telefon. Hazzapun juga menemaniku, namun- percuma saja. Dia sudah tertidur, jika dia tertidur siapa yang akan menemaniku? Dasar kau, Hazz. Untung saja ka Jocelyn menemaniku. Terkadang aku tidak bisa tidur karena selalu memikirkan ka Jocelyn.
"Kaka disini baik-baik saja, Kath." suaranya berubah. Apa yang terjadi dengan ka Jocelyn? apakah dia baik-baik saja?
"Kau.. Ada apa denganmu, ka? Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" aku sangat terkejut. Aku sangat khawatir dengan keberadaan ka Jocelyn di sana.
"Katherine.." panggilanpun terputus. Di seberang sana, ka Jocelyn menyebut namaku. Apa yang terjadi? Mengapa ka Alfred tidak menjaga ka Jocelyn dengan baik? Oh.. aku memang adik yang bodoh. Aku membiarkan ka Jocelyn pergi. Kau memang sungguh bodoh, Kath.
Rasa khawatirku kepada ka Jocelyn mulai memuncak. Aku harus segera ke sana. Jam sudah menunjukkan pukul 11 pm. Aku harus membangunkan Hazza. Namun, aku tidak tega untuk membangunkannya. Mungkin hari ini dia butuh istirahat karena sejak tadi pagi, dialah yang membersihkan rumah ini. Dan aku, aku hanya menyuruhnya saja. Maafkan aku, Hazz. Aku harus cepat-cepat.
****
Udaranya sangat dingin. Jaket yang ku kenakan ini sangat tebal. Dan aku memeluk tubuhku sendiri. Namun, udara dingin ini tak henti-hentinya menusuk tubuhku. Aku sedang menunggu taksi. Lelah aku berdiri. Jalanan ini tidak ramai. Tidak ada satu atau dua kendaraan yang lewat. Aku terus memikirkan ka Jocelyn. Haruskah aku pergi ke rumahnya tanpa kendaraan? Namun, aku tak sanggup. Ini sangat dingin. Seseorang, tolong bantu aku. Aku tidak bisa bertahan lagi.
Hazza's pov
Aku terbangun dari tidurku. Entah kenapa pikiranku langsung memikirkan Katherine. Dan Katherine, dimana dia? Oh.. ayolah, Hazz. Kau harus mencari Katherine. Jangan terdiam seperti patung. Aku langsung mencari ke seluruh ruang. dari mulai dapur, teras belakang rumah, kamar ka Jocelyn, Ruang makan, sampai kamar mandi tidak ku kemukan. Aku begitu khawatir. Sekarang sudah pukul 12 pm. Cuaca sangat buruk hari ini. Sedang berada dimana dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Thousand Years
Fanfiction"My name is Hazza." Hazza?? Setelah 5 tahun berlalu tanpa dirinya, akhirnya dia kembali. Dengan niat yang sedikit konyol. *Ralat, kurasa sangat konyol. Dia kembali hanya ingin bertemu denganku. Serindu itukah dia kepadaku? Hey! sadarlah, aku bahkan...