Malam di London

63 11 2
                                    

Teng... teng... teng
Bunyi lonceng jam berdentang ke segala penjuru. Malam itu London berselimut salju, salju tebal telah menyelimuti seluruh ibukota menyajikan sebuah suasana yang berbeda. Suasana muram, sepi dan mencekam secara otomatis tercipta bagaikan sudah tersekenario. Dibawah derasnya salju sebuah kereta kuda melaju kencang dan menghilang di balik lorong-lorong bangunan.

Malam itu London berada pada titik terbekunya, musim dingin di bulan Januari telah menciptakan pilar pilar es tajam yang sangat ketara. Angin dingin berhembus mengoyangkan pepohonan yang merangas, cristal cristal es berhamburan di angkasa.
__________

12:00 pm

Bunyi lonceng terakhir sudah lama menghilang, diantara tingginya tembok kastil nan kokoh seorang pria bersembunyi dibalik kegelapan bayangan, berusaha sebisa mungkin tidak ketahuan. Disisi lain tembok sebuah kereta kuda berhenti, si kusir turun membukakan pintu kereta. Dari kereta turunlah sesosok misterius berpakaian serba hitam, wajahnya tertutup topi lebar yang ia kenakan. Dengan anggun wanita itu berjalan sedikit menjauhi kereta dan memberikan tanda pada si kusir untuk meninggalkannya sendirian.

Pria yang bersembunyi dibalik gelapnya bayangan mengamati dengan teliti situasi disekitarnya, ketika dirasa cukup aman pria itu menampakan diri.
" Ternyata kau disitu, baguslah, Timothy." ucap si wanita bertopi lebar. "Sesuai keinginanmu, Lady." ujar si pria sambil membungkuk. " Apa maksudmu, Timothy?" si Lady bertanya. " Sesuai dengan permintaanmu sebelum empat puluh delapan jam, saya sudah harus datang memberikan informasi tentang kebakaran misterius yang terjadi di distrik 3." si Lady mengangguk. Timothy mengambil nafas " Menurut informan terjadi ledakan yang memicu kebakaran pada saat badai mengamuk di London, ledakan berasal dari sebuah pabrik bir tua yang sudah tak beroprasi. Dan dari hasil penyelidikan ku kemarin malam, ledakan itu berasal dari bawah tanah dan disitu saya menemukan lorong-lorong aneh dipusat ledakan, saya curiga ji-" Timothy menarik napas panjang.

" Tunggu dulu, Timothy. Kau bilang ledakan terjadi di bawah tanah, tapi tidak ada laporan gempa di distrik 3 ini aneh. " potong si Lady.
" Bagaimana jika kita lanjutkan pembicaraan ini didalam? Tidak baik berbicara di cuaca seperti ini. Kamu mau, kan?" lanjutnya.

Timothy POV

"Bagaimana jika kita lanjutkan pembicaraan ini didalam? Tidak baik berbicara di cuaca seperti ini. Kamu mau, kan?" lanjut si Lady

Aku baru saja mau berbicara ketika dia menawarkan keramahanya. Ah apa boleh buat.
" Terserah Anda saja, my Lady."
" Baiklah. Kalau begitu ayo" Ajaknya, lebih tepatnya perintah.
Dan kami pun berjalan masuk ke castil. Bisa dibilang rumahnya sangat besar dan terawat. Semua barang tersusun rapi, sofa hitam dan lantai yang dilapisi permadani merah maroon.
" Ayo, ikuti aku" ajak si Lady. Dengan patuh aku mengikutinya melewati lorong panjang dan berhenti di depan pintu kayu besar berukir. " Kita sampai, masuklah" perintahnya.

' jadi ini ruang kerjanya. Aneh sekali ruangan ini meski terkesan hangat aura suram sangat ketara di sini '

"Ehm. Jadi bisa kita lanjutkan obrolan tadi? Tentu saja setelah kau selesai dengan urusanmu" Ucapnya, dan jangan lupa tatapannya yang mengitimidasi.

'Rupanya ia tahu'

" Maaf atas kelakuan saya, Lady. Namun semua yang ada disini terlalu indah untuk dilewatkan."
" Trimakasih atas pujiannya, Timothy. Tapi kita harus serius sekarang. Dan duduklah dengan nyaman." sambungnya mutlak.
" Jadi ledakan di pabrik memicu kebakaran. Kemudian kau datang memerikasanya kau menyimpulkan ledakan berasal dari bawah tanah." Ucapnya sambil memasang pose berpikir.
" Benar sekali, Tuanku."
" Tidakah kau merasa janggal, Timothy? Bukankah hal itu tidak mungkin, maksudku ledakan tanpa gempa."
" Ya Tuanku, saya sudah menduga jika Lady seperti Anda pasti akan berpikir seperti itu. Memang-"
" Tahan ucapanmu Timothy! Apa kau bermaksud merendahkanku?" Suaranya naik satu oktav. " Maafkan saya, my Lady, saya sama sekali tidak bermaksud." Ucapku sambil membungkuk. " Diterima kau aku maafkan. Lanjutkan." Titahnya. " Baiklah Tuanku. Ada bekas ledakan di bawah tanah, dan didalam sana saya menemukan beberapa tong berisi bubuk mesiu yang telah dikosongkan. Jadi kemungkinannya kebakaran ini sudah direncanakan sebelumnya."
" Bubuk mesiu biasa digunakan sebagai bahan peledak. Ditambah lagi malam itu badai mengamuk menambah peluang bagi mereka untuk beraksi, jangan jangan sebelum ledakan pabrik dan beberapa rumah disekitarnya sudah dibakar lebih dulu." Ucapnya penuh penekanan di akhir. " Wow Tuanku, bagaimana Anda bisa secepat itu menyadarinya?"
" Jika ingin membakar kota secepat itu, pasti dibutuhkan saya ledak yang besar, ledakan tanpa gempa sangat mustahil, jadi ledakan itu hanya alibi untuk menyamarkan jejak. " Ucap si Lady.
" Sebenarnya apa maksud mereka membakar distrik 3 dan kenapa hanya pabrik yang diledakan?" tanyaku antusias.
" Itu pasti ada kaitannya dengan organisasi bawah tanah. Tapi apa kedok di baliknya? Hm...." katanya sambil berjalan bolak balik, tiba tiba berheti dan memandanggi ku sebelum mengalihkan pandangannya ke cendela besar. " Timothy, apa kau ingat kasus warga kehilangan perhiasan secara masal?"
"Tentu saja, my Lady. Semua penyimpanan perhiasan telah di bobol bahkan bank tak luput dari pencurian. Tapi anehnya semua perhiasan utuh kecuali... batu ruby merah"

End of Timothy POV

Sesuatu Di Balik Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang