•SBF//01•

340 19 14
                                    

Matahari masih malu menampakkan dirinya, burung bernyanyi dengan sangat merdu, angin berhembus menembus kulit.

Shannon yang sedang berjalan di koridor sekolahnya merasa terganggu dengan pandangan beberapa siswi di sekitarnya.

Lama-lama pandangan tersebut berubah menjadi sindiran yang menusuk relung hati dan menembus jantung.

"oh ini yang namanya Sye,"

"gak cantik-cantik amat sih tapi kenapa Edo mau aja?"

"pelet kali pelet, jaman sekarang mah cinta ditolak dukun bertindak,"

Cukup! Sye sangat geram dengan ucapan kakak kelas yang rata-rata perempuan ini sedang membicarakannya.

Ia pun membuang nafasnya kasar, lalu mempercepat langkahnya menuju tangga timur, karena tangga tersebut yang paling dekat dengan ruang kelasnya.

Selama perjalanan di tangga sampai ruang kelas mulutnya tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah.

Sye membanting tas nya. Lalu duduk di kursi dengan wajah yang cukup memerah, ia sedang emosi.

"WOY! Kenapa lo?" ucap Adel, sahabatnya. Suaranya serak khas orang baru bangun tidur.

"diem Del, mood gue lagi hancur."

"kenapa sih? Cerita napa cerita yaelah pagi-pagi udah badmood,"

"gue udah cerita, 'kan sama lo kalau kemarin sore gue jadian sama kak Edo?"

Adel mengangguk, "ya walaupun gue masih gak perca-"

"diem. lo mau gue cerita gak? " ucap Sye memotong ucapan Adel. Adel hanya terkekeh.

"terus tadi pas gue berangkat sekolah, kakak kelas yang di lantai satu pada ngomongin, katanya gue gak pantes lah sama Edo, gue main dukun lah, HELLO! padahalkan Edo yang nembak gue."

Adel mengangguk mengerti.

"kok, respond lo gitu doang?"

"terus gue harus gimana? Gue yakin lo pasti sekarang udah tenang karena lo gak pendem sendiri emosi lo, iya 'kan?" ucap Adel yang langsung mendapati anggukan lemas dari Sye.

"Sye!" panggil seorang pria berbadan atletis, namanya cukup terkenal di SMA Angkasa karena kemampuannya bermain alat musik dan suaranya yang sangat merdu, dia adalah Alana Adrian Alvredo kekasih Shannon Shareen.

"tuh abang Edo udah samperin," sindir Adel yang langsung dapat jitakan kecil dari Sye.

Edo yang merasa tidak ada pergerakan pun akhirnya masuk ke dalam kelas dan duduk di samping Sye.

"kamu kok berangkat duluan sih? Aku kerumah kamu mau jemput tapi kamu udah duluan," ucap Edo kecewa, matanya menatap dalam-dalam mata Sye.

"lho,emang kak Edo mau jemput? Maaf kak, Sye gak tau, hehe." ucap Sye jujur, toh dia memang tidak tau kalau Edo akan menjemputnya.

"aku tuh sengaja gak kasih tau biar surprisse, eh kamu malah duluan. Ya udah gak papa kok, pulang sama aku ya," ucap Edo , matanya tak henti menatap mata Sye. Sepertinya dia menyukai mata hitam bulat milik Shannon.

Sye menatap Adel bingung, karena selama ini dia pulang selalu berdua Adel dengan kendaraan umum.

"tapi kak, Sye biasa pulang sama Adel," ucap Sye sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

Edo menatap Adel, lalu ia tersenyum.
"Adel? Putri Adelia bukan? " tanya Edo , Adel mengangguk.

"lo diajak pulang bareng sama Lando anak XII-2 IPS . Dia mau ajak tapi malu, kalau lo mau, nanti dia kesini jemput lo." Adel membulatkan matanya, lalu ia menatap Sye, dan Sye hanya tersenyum geli.

Sweet Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang