•SBF//03•

203 14 0
                                    

Sye menepuk pelan lengannya, berharap buliran air hujan tersebut tidak membuat tubuhnya lebih basah. Setelah selesai dengan pakaiannya, segera ia masuk ke dalam kafe bernuansa vintage tersebut.

Lonceng kecil di atas pintu berdering kala pintu kafe terbuka, aroma coklat langsung menusuk indera penciuman Sye. Segera ia menuju kasir untuk memesan minuman yang bisa menghangatkan tubuhnya.

Setelah memesan dan membayar, Sye melangkah menuju meja di sebelah jendela besar yang berada di sudut ruangan. Untung saja kafe ini sedang sepi jadi ia bisa duduk di kursi favoritnya ini. Kalau kafe ini ramai pasti kursi ini sudah terlebih dahulu ditempati orang lain karena memang letaknya yang cukup nyaman.

Sye memerhatikan buliran air di luar jendela. Hujan tiba-tiba saja turun membasahi bumi membuat ia kebasahan karena ia pergi ke kafe ini menggunakan bus dan bus tersebut tentu saja berhenti di halte sehingga Sye harus berjalan sedikit untuk menuju kafe ini.

Pesanan Sye datang, segera ia minum segelas coklat hangatnya untuk menghangatkan tubuhnya yang terkena rintik hujan sore itu. Matanya menyapu penjuru kafe, hanya ada dirinya dan beberapa anak laki-laki di sofa tengah.

"telepon Adel kali, ya?" ucapnya, kemudian segera ia mencari ponselnya di dalam tas kecil yang ia bawa untuk menghubungi sahabatnya itu.

"hallo, Sye. Kenapa?"

Sye tersenyum kala sahabatnya itu dengan cepat mengangkat panggilan telepon darinya. Berarti Adel sedang tidak sibuk.

"lagi ngapain, Del? Sibuk gak?"

"lagi nonton tv aja nih. Enggak, kok. Kenapa emangnya?"

"lo bisa ke kafe biasa gak? Gue sendirian di sini."

"hujan, Sye. Tapi oke deh gue kesana, gue juga gak tau mau ngapain di rumah. Gak ada kerjaan, sepi juga."

Sye tersenyum puas.

"lo mau kesini naik apa?"

"hm, apa ya? Gue naik angkot aja kali. Kalau naik bus jalan ke kafe-nya lumayan jauh."

"oke. Jangan lupa Bawa payung!"

"ya udah gue siap-siap dulu. Dua puluh menit lagi gue sampai sana."

"siap!"

Kemudian sambungan telepon terputus.

Sye mendengus. Ini hari minggu dan seperti biasa, jadwalnya di hari libur hanya ikut untuk menemani Bunda-nya ke butik. Namun siang tadi setelah rapat, Marissa harus ke bandara dan segera berangkat ke Padang karena ibunya tiba-tiba masuk rumah sakit.

Sebenarnya Sye ingin ikut Marissa ke Padang saja. Ia ingin bertemu neneknya dan juga ingin main ke kampung halaman Bundanya itu. Sejak kecil ia belum pernah sekalipun kesana. Namun Marissa melarang karena minggu ini Sye harus mengikuti ujian tengah semester di sekolah.

"Sye!"

Sye menoleh dan mendapati Adel sudah berdiri di depan mejanya.

"duduk sini." ucap Sye sambil tersenyum.

Adel segera duduk di kursi yang berada di hadapan Sye.

"untung aja lo telepon dan suruh gue kesini. Kalau gak, duh gak tau gue harus ngapain di rumah." ucap Adel sambil meminum minumannya.

"tadi gue abis temanin Bunda ke butik. Terus tiba-tiba ada yang telepon katanya nenek gue sakit di Padang, terus bunda langsung ke Padang dan katanya sih bakalan nginep kurang lebih satu minggu di sana." ucap Sye.

"sendirian dong di rumah? Kasian deh," ledek Adel, Sye hanya mengercutkan bibirnya.

"ajak Edo nginep aja, Sye!"

Sweet Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang