07.45 - SMA Pelita Bangsa
"Priiiittttttt"
.....
....."Mau kemana,hah? Udah telat melenggak lenggok pula belagak tak telat. Hari pertama udah bikin masalah ya, ngga berubah dari SMP!" Teriak Bu Betty, guru BP tergalak se SMP dan SMA Pelita Bangsa.
Bu Betty yang notabene adalah guru BP mereka semasa SMP memang terkenal galak, sangat menaati peraturan, dan memiliki tatapan yang bagi murid dapat membuat bulu kuduk berdiri dengan sendirinya.
Eh dan entah mengapa mereka harus bertemu dengan beliau lagi saat SMA.
"Ehh, ibu lagi. Pagi Bu. Hehehe" sapa Adel.
"Aduhhh. Hmm, siapkan batin ajalah ya we ya" kata pinkan sambil memegang perutnya yang mulai terasa sakit.
"Weee kan dah kubilang kita jangan telat. Gimana nih, Bu Betty galak pula BP nya" cemas Saskia.
"Weeee ada, cogaaan" teriak Helsa.
"Hah? Mana mana?" Sambung Diandra.
"Ikutlah ngeliat cogan" Bisik Shinzi sambil menelusuri.
"Sssst, lagi dimarahi malah nengok cogan. Tapi yang mana cowoknya? Ganteng ga?" Bisik Angelica mengikuti arah mata ketiga temannya tadi.
"We sumpah pulang aja yuk cyin" cemas Audy.
"Sebagai calon siswa teladan, sudah sepatutnya kita menghadapi cobaan ini. Jangan menyerah, kita pasti bisa" balas Mona sok menasihati.
....
...."Sekarang kalian bersembilan ini, pergi ke lapangan, hormat kepada bendera sampai saya bilang boleh masuk ke kelas!" Perintah Bu Betty.
Tanpa membantah, kami langsung bergerak ke lapangan dan mulai hormat kepada bendera pusaka, Bendera Merah Putih.
"Hormaaat grak!" Teriak Audy.
"Ah kan, gara gara siapa nih tadi jadi telat. Gagal dapat bangku paling depan aku jadinya." Kesal Saskia
"Weee aku pengen buang sesuatu berwarna kekuningan yang udah daritadi kutahan tahan. Boleh ngga sih we?" Pekik Pinkan sambil terus mengelus perutnya selagi hormat kepada bendera.
"Mampos. Ga percaya kan. Udah dibilang gausah minum susu pagi pagi. Bandal amat. Hahahah" kekeh Adel.
"Hanya sang ratu susu kita, Saskia lah yang tiap saat bisa menyeruput susu. Dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun." Sambung Angelica
Sluuuuurrrppp..
Sluuuuuurrrppp...
Ahhh...
"Ehh siapa lagi itu, sempat sempatnya minum lagi dihukum." Selidik Audy
"Kan.. kan.. betul kan. Siapa lagi kalo bukan si Sas" kata Angelica setengah tertawa
"Ah, los. Aku udah sesak. Bye" kata Pinkan sambil setengah berlari meninggalkan lapangan dan menuju tempat sakralnya.
"Helsa kau ngapain?" Tanya Mona
"Aku boleh ikut yaa, tadi ketinggalan jejak cogan. Heheheh" kata Helsa sambil mengikuti Pinkan.
Beberapa menit kemudian...
Tap
Tap
Tap
Suara tapak sepatu Bu Betty yang terdengar pelan tapi semakin lama semakin kuat mengarah ke lapangan membuat kami yang awalnya bersantai santai menjalani hukuman menjadi tegak seketika.
"Eh mampuuuus mampusssss, yang lain belum pada balik. Mati aja kita udah" Gelisah Saskia sambil terus menyedot susunya hingga tetes terakhir.
"Yaudah nyantai ajaa" Kata Shinzi yang paling nyantai orangnya.
"Kemana yang lain? Kok tinggal tujuh aja kalian?" Tanya Bu Betty sambil menaik turunkan alisnya yang sengaja ditebelin pake pensil alis.
"Eehhhm anu Bu," Jawab Saskia sambil bergetar
"Berak, Bu" Jawab Adelia dengan polosnya
"Satu lagi?" Tanya Bu Betty
"Nyemangatin, Bu" Jawab Angelica tak kalah polos.
"Astaghfirullah" Sambung Audy sambil ngelus dada tak percaya kawan-kawannya begitu polos.
"Yaudah, bel udah bunyi. Masuklah sana. Awas besok telat! Cari kawan kalian itu biar bisa masuk." Kata Bu Betty lembut.
"Baaaaik, Buuu" teriak mereka serempak.
Thanks for reading :")
Maaf ceritanya mungkin masih jauh dari kata bagus.
Percayalah, aku membuat cerita ini karena aku iseng semata. Jadi maafkan daku. Makasih banyak yaa buat yang udah baca.
Jangan lupa vote and comment juga yaaaaa.
^_^
YOU ARE READING
The Fault In Our Skin
AcakGais generation Begitulah nama mereka dipanggil. Mereka bersatu bukan karena harta atau tahta, melainkan warna kulit :)