Hai~ Maaf baru bisa update lagi- authornya sibuk persiapan UN sampai lupa sama cerita sendiri #Digampar# Tenang kok gak parah-parah banget artblocknya XD Lanjut ya!
======
Pagi itu, pada sebuah kantor pos yang tidak terlalu besar, namun memiliki dua lantai itu, sedikit damai dari biasanya. Memang, mereka adalah sebuah perusahaan keluarga seperti beberapa kantor pos swasta lainnya. Heru di Angelo selaku pemilik dan manager dari kantor pos yang dijuluki Messenger Soldier, agaknya menampakkan aura yang tidak enak sedari tadi malam. Ia sulit tidur, membuatnya seperti orang yang habis mendapatkan hari-hari yang begitu buruk.
"Pagi, Heru di Angelo!"
Seruan itu terdengar pada suatu pagi. Mark tersenyum sambil menepuk pundak Heru, yang tengah menampilkan ekspresi yang begitu sulit dideskripsikan; antara ketakutan, gelisah dan sebagainya.
"Hei, ada apa?" Mark mengetahui ekspresi Heru yang tidak biasa. Tak lama Heru menggebrak meja hingga membuat sang pria bersurai biru pun terkejut. "HEI!"
"Demi Zeus, pasti kau berniat membunuhku?!"
"Apa?! Tidak mungkin!"
"Kau tahu, semalam... yah.. aku mendapat kejadian yang tidak mengenakkan."
Mark kemudian menggeserkan kursi dan duduk di depan Heru. Pasti masalahnya begitu serius baginya.
"Ada apa memangnya? Apakah Maki selamat?"
"Maki selamat, tapi aku hampir saja mati karena shock." Kata Heru sambil mengusap pelipisnya. "Aku tidak ingat berada di jalan atau gang apa, aku menabrak seseorang."
"Heru, kamu gila kali ya?!" kata Mark, memotong pembicaraan. "Bagaimana jika warga tahu?!"
"Bukan itu permasalahannya, Mark." Kata Heru. "Orang itu yang kau bicarakan."
"Apa? Orang apa?"
"Itu loh, yang kau juluki prajurit renaisans. Dia menyerangku."
Mark terdiam. Ia begitu tidak tahu berkata apa-apa. Karena biasanya Mark bawel soal begini, tapi kali ini Mark hanya bisa diam.
"Aku tahu kau begitu khawatir, tapi aku minta kau tidak terlibat."
"Kenapa?"
"Target kemungkinan besar adalah dirimu."
"Ah kau! Aku harus ikut!"
"Sudahlah, turuti saja kata-kataku! Kau mau anak dan istrimu celaka?!"
Skat mat.
Thanitha yang samar-samar mendengar agak terkejut juga.
"Maaf? Kenapa dengan Letalia dan Pearl? Kau berniat menjauhi mereka?" kata Thanitha.
"Bukan begitu, Thanith. Sini." Kata Heru.
Thanitha mendekati Mark dan Heru.
"Aku tahu orang itu berniat menyakiti kalian. Makanya jangan bertindak yang mencolok." Kata Thanitha sambil menyilangkan tangannya. "Apalagi sampai Letalia terlibat. Kasihan dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Catastrophy
FantasyMimpi buruk yang menjadi kenyataan. Sebuah kehidupan para kurir "Messenger Soldier" harus berhadapan dengan sebuah robot yang dibuat untuk membalas dendam seseorang kepada salah satu kurir tersebut hingga membuat banyak kekacauan di sebuah ibukota A...