Accept

1.8K 44 12
                                    

Happy reading!

000

Ronaldo [POV]

Membosankan.

Mungkin ini hari pernikahan Garry, dimana seharusnya orang-orang ikut bahagia, tapi tidak untukku.

Pertama, istri Garry sangatlah cantik dan sexy. Umurnya bahkan lebih tua dari Garry, satu tahun dibawahku. Seharusnya dia menjadi istriku.

Kedua, karena aku sedang bertengkar dengan Ele, aku dibiarkan pergi ke pernikahan ini sendirian. Lihat,betapa bahagianya Ele berbaur dengan teman-temannya. Sedangkan aku? hanya berdiam diri di mini bar tanpa teman. Sebenarnya, bisa saja aku pulang sekarang jika tidak ingat bahwa Garry lah yang menikah sekarang.

Evans dan Mike, dengan serasinya, bilang padaku mereka tidak bisa datang. Padahal mereka lah temanku satu-satunya saat ini, maksudku, teman kantor.

"Dude! We're not a couple!" Bantah seseorang di sebelahku.

"Oh, begitu kah? Sayang sekali, kalian padahal sangat cocok." Balas bartender itu lalu pergi melayani orang lain.

Maaf maaf saja, tapi aura gay mereka sangatlah kuat untukku, yang mempunyai teman seorang gay juga.

"Aku Bernard Russel"

Baru kenalan ternyata. Pikirku

Ah, ngomong-ngomong soal gay, aku rindu Alex. Kalian tau Alex kan? Bukan hanya Ele saja, tapi aku juga berteman dengannya, bahkan dia menyatakan gay ke diriku dahulu, sebelum Ele. Kami sering pergi untuk gym seminggu 3 kali. Dia tahu segalanya tentangku, bahkan semua pacarku saat aku masih playboy dulu.

Merasa bosan, aku melangkahkan kaki untuk mengambil makanan kesukaanku, Spaghetti. Betapa lezatnya makanan ini, jika boleh berlebihan aku akan mengatakan, ini adalah makanan terlezat yang pernah adqa. Memang dari kecil aku sangat menyukai Spaghetti, tidak ada makanan lain yang menggantikan makanan lezat ini.

Bahkan aku pernah bertengkar dengan Ele hanya karena dia mengambil spaghetti milikku.

Tepukan pelan terasa di bahu kanan, aku segera memutar badan untuk melihat siapa yang berani mengangguku menikmati makanan ini.

"Apa?" Tanyaku angkuh saat mendapati Ele lah yang menggangguku makan.

Dia melipat tangannya dibawah dada. "Datang dengan siapa?"

"Pertama, Aku ini lelaki. Kedua, aku single dan ketiga, Evans dan Mike bilang mereka tidak bisa datang" Jawabku sedikit memutar otaknya

"Ah ya, Aku lupa kau ini single, pantas tak ada teman"

"Hei Dik! kau tahu? lebih baik kau pergi dan nikmati pernikahan ini. Aku berani bertaruh, jika kau terus bicara, aku yakin kepalaku akan sakit."

Ele mengernyitkan dahinya. "Terserah" lalu pergi ke kerumunan teman-teman dia.

Adikku satu-satunya, dia menyebalkan, tapi aku sangat sayang padanya. Senyumnya sangat menetramkan hati, aku serius, aku tidak pernah bertemu dengan wanita yang senyumnya sesejuk Ele. Dan jika aku meledek Ele, muka imutnya akan menjadi cemberut, dari kecil aku suka sekali meledeknya hanya karena itu. Memang kadang aku menyebalkan, tapi dilain waktu aku juga bisa lembut padanya, dan berbeda denganku, aku sudah berpacaran dengan 1000 wanita, sedangkan Ele, Ya tuha, adikku itu sangat tidak pintar dalam hal percintaan, bahkan dia belum pernah berpacaran.

Suara MC yang menyuruh para lelaki atau wanita lajang untuk berdiri di dance floor untuk berdansa dengan pasangan misteri, menggemparkan wanita-wanita di gedung ini.

Aku berjalan pelan menuju barisan para lelaki, dan berdiri gagah membelakangi wanita yang -tidak kuketahui- akan menjadi partner dansaku

"1.."

My Beloved GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang